Yang kedua, coba kita tarik ke belakang, agak jauh. Ke permasalahan tentang tembakau. Dulu disini, ramai ibu bapak bekerja sebagai buruh pabrik rokok, hasil olahan tembakau petani sendiri. Dan hari ini, semua ruang-ruang produksi sudah benar-benar menjadi monumen. Akibat tidak mampu memenuhi modal yang harus di keluarkan untuk produksi.
Persoalannya beragam. Mulai dari tidak mampu membayar pajak rokoknya, sampai tidak kuat memutar modal untuk menampung bahan baku agar produksi bisa berkelanjutan. Akhirnya, usaha tembakau disini banyak di serap oleh perusahaan besar yang perusahaannya di suntik investasi modal asing.
Walaupun demikian, tembakau tetap menjadi komuditas asa setiap tahunnya untuk menyambung hidup setiap hari warga masyarakat Wringin dan sekitarnya.
Apa hubungannya?
Jadi begini, menurut kesehatan tembakau dan rokok adalah salah satu media yang juga bisa membunuh manusia. Literturnya tidak perlu dilihat jauh. Tinggal beli rokok satu bungkus, disitu kita sudah pasti mendapati himbauan tegas nan jelas bahwa, merokok membunuhmu.
Nah, dari dua narasi panjang di atas. Bisa kita simpulkan bahwa, covid membunuh dan rokok pun membunuh. Seperti itu kan kiranya.
Yang ada dibayangan saya. Jika semua membunuh. Keduanya, bisa saling membunuh. Cuma bedanya. Covid itu virus, tapi rokok itu hanya media pengerusak tubuh (menurut kesehatan).
Sehingga, kalau manusia saja bisa di bunuh oleh rokok, bukankah juga sekalian rokok itu akan membunuh semuanya yang ada di dalam tubuh manusia?
Dalam perjalanannya, perokok itu memang ada yang mati muda tapi juga tidak jarang ada yang bertahan sampai tua sepuh. Pasti ada kan? Jadi masalah rokok itu benar membunuh atau tidak, yang pasti urusan ajal itu masih ada campur tangan tuhan.
Sehingga dari itu, kalau memang kita takut mati karena covid19. Mungkin dengan rokok bisa dijadikan opsi menjadi vaksinnya. Karena menurut kesehatan, toh keduanya sama-sama pembunuh manusia.
Efektif atau tidak silahkan dibuktikan. Karena negara yang punya kekayaan tembakau super seperti Indonesia ini, saya belum tau dimana tempat penelitian intens terhadap Virus Corona yang viral di dunia ini.