Waktu di wawancara, ia menuturkan "bertanam di halaman efektif membuat kesibukan baru dan merefresh kebiasaan yang membuat jenuh tidak karuan. Karena masa pendemi ini, semua-semua dilakukan di rumah saja. Walaupun sederhana tapi itu menjadi hiburan kecil untuk menghilangkan kejenuhan"
Berbeda dengan Ina. Bapak Halis (62) juga bertanam di pekarangan rumah. Bapak Halis asal Desa Banyuputih Wringin - Bondowoso. Beliau sejak sebelum Covid19 menyerang sudah memulai memanfaatkan pekarangan yang lumayan luas, untuk bertani bawang. Tidak lama bersih-bersih dan menyiapkan lahan pekarangannya.Â
Akhirnya masa Pendemi datang. Membuat pekerjaan serabutannya sedikit terdampak dari adanya kontalasi ekonomi yang tak menentu terjadi di masyarakat. Sehingga bapak Halis semakin mengintensifkan kegiatan usaha tani di pekaranganya sebagai sumber ekonomi alternatifnya di masa sulit akibat Pandemi Covid19 ini. Â
Dari usaha tani pekarangan yang berukuran kurang lebih 10 x 25 meter itu bapak Halis mengoptimalkan kebutuhan modal sebanyak 5 juta mulai pengolahan lahan, pengadaan bibit dan pengadaan saprodinya hingga biaya panen. Dari modal itu diusahakan untuk bisa dijadikan sumber pemasukan.Â
Dari beberapa kali pengalaman panen rata-rata omset dari kegiatan tersebut bisa menghasilkan 7-9 juta dalam sekali panen yang berkisar menghabiskan waktu 2,5 bulan.
Bapak Halis mengatakan "Banyak yang tidak melihat bahwa pekarangan yang kita punya itu bisa dimanfaatkan untuk sumber penghasilan. Apa yang saya lakukan ini salah satu tuntutan kepada saya agar mampu mengambil peluang produksi walaupun tidak besar bisa kita lakukan di halaman-halaman rumah kita" tuturnya saat berdiskusi dengan kami.
Bapak Halis yang memang sudah punya latar belakang pertanian, mampu membuktikan bahwa lahan-lahan sempit yang ada di pekarang kita bisa diolah dan dimanfaatkan untuk tambahan pemasukan dimasa pandemi ini.Â
Pertama memang perlu gerakan kemauan kita untuk minimal melihat bahwa lahan pekarang bisa digunakan untuk kegiatan bertani. Kedua, mempelajari bagaimana cara dan pengoptimalan kegiatanya bisa di dapat dari smartphone yang kita pegang, untuk mengkonfirmasi langsung pengetahuan pertanian kita, bisa sambil belajar kepada yang sedang konsen didunia pertanian. Sehingga dari itu, muncul penggalakan gerakan bertani di pekarang-pekarang rumah.
Fenomena minitani di pekarang hari ini memang sedang naik trennya. Seperti ulasan di atas, faktor #dirumahsaja menjadi salah satu yang mempengaruhi hidupnya gerakan bertani di pekarang. Bertani tidak melulu harus menghasilkan hal yang bisa menstabilkan ekonomi seperti cerita Bapak Halis diatas.Â
Namun jauh dari itu, dimasa Pandemi seperti ini, bertani juga menghadirkan manfaat lain yaitu menjaga psikis agar kesehatan dan kesegaran fikiran tidak terganggu oleh kebiasaan baru menghadapi pandemi Covid19 seperti sekarang ini, seperti yang dirasakan mbak Zainatur Rahmah diatas.Â
Atau pasti juga ada banyak manfaat lain yang bisa dihasilkan dari kegiatan bertani di pekarangan yang barangkali Sobat pembaca juga mengalaminya.