Ramadan tahun lalu menyisakan kenangan, menyisakan penyesalan, menyisakan sendu. Karena saya merasa tahun lalu tidak maksimal. Terawih yang biasanya di masjid, harus puas sholat di rumah. 10 hari terakhir biasanya itikaf, tahun kemarin zonk, tidak itikaf. Banyak masjid ditutup.
Sekarang Ramadhan kedua di pandemi. Tahun kemarin nasi memang sudah menjadi bubur, tahun kemarin saya merasa kurang maksimal menyambut bulan penuh berkah ini. Tahun ini? Semoga Ramadan tahun ini lebih baik dari tahun kemarin. Aamiin. Kita ubah bubur itu menjadi bubur ayam spesial. Hingga tak ada lagi penyesalan dan kita benar-benar menggunakan kesempatan usia sebaik-sebaiknya di Ramadan kali ini.
Hal-hal yang saya persiapkan agar Ramadan ini lebih baik diantaranya
- Niat
Apapun yang kita lakukan, pasti akan dilihat apa itu niatnya. Dalam Ramadan kali ini, semoga kita bisa meluruskan niat dalam menjalani hari. Semoga niatnya terus karena Allah, bukan karena dilihat orang lain
- Semangat
Semangat ini penting sekali bagi saya. Semangat menjalani hari-hari yang "beda". Dulu, sebelum pandemi hampir tiap hari ada buka bersama. Berkumpul dengan keluarga dan sahabat. Sekarang harus berpuas diri cukup buka  puasa sendiri atau bersama keluarga. Positifnya bisa memiliki banyak waktu bersama keluarga.
- Target
Siapa yang memiliki kebiasaan menulis target? Toss kita. Target baca Qur'an, target sedekah, target tulisan, target olah raga, target ibadah Sunnah, dan target-target postif lainnya.
Target bagi saya bisa menjadi doa semoga saat menulisnya para malaikat mengaminkan dan semoga Allah mempermudah usaha kita dalam meraih target yang kita tentukan.
Jadi ingat kata mutiara, "tuliskan apa yang menjadi mimpimu, dan serahkan penghapusnya pad Allah. Biarlah Allah menghapus apa yang belum tepat dan menggantinya dengan yang lebih baik.
- Bersih-bersih rumah
Sederhana sih, yang penting rumah sedap dipandang dan kita betah ibadah  di dalamnya. Karena pandemi kali ini kita tetap harus mengurangi kumpul-kumpul kecuali dengan alasan urgent. Jadi salah satu cara agar betah di rumah yaitu dengan membuat rumah nyaman dihuni
- Membuat jadwal harian
Agar hari-hari makin berwarna dan sesuai target, ada baiknya kita membuat jadwal harian. Apa aja yang harus dilakukan hari itu.
- Silahturahim online
Selama pandemi saya merasa kurang silahturahim offline. Karena itulah merencanakan silahturahim online sepertinya oke juga. Sederhana saja, misalnya video call dengan beberapa sahabat. Ini lumayan mengobati rasa kangen yang hampir meledak.
- Mengurangi sifat konsumtif.
Memang sih pandemi ini jarang keluar, tapi bukan berarti tidak bisa belanja. Rasanya malah leluasa belanja dengan jari jemari. Tinggal transfer dan barang yang kita beli sampai di depan rumah.
Lha semoga saya bisa mengatasi lapar mata macam ini heheh.
- Menjaga hati
Bagi singlelillah, menjaga hati agar terus hati-hati penting gaes. Semoga dengan mendekatkan diri ke Allah dan menjaga kebersihan hati, jodoh akan segera datang eeaaa...hahha..
- Tetap beraktivitas
Ada yang bilang kalau tidurnya orang berpuasa itu berpahala. Logikanya, tidur saja berpahala apalagi berkegiatan positif, pasti malah luber-luber pahalanya. Jadi bukan berarti Ramadan adalah waktu untuk tidur, karena tidur berpahala hehe
Yeah, itulah 9 persiapan yang saya lakukan Ramadan kali ini. Meski tidak seceria dibanding Ramadan waktu tidak ada corona, namun bagaimana kita bisa memaknai Ramadan kali ini dengan lebih syahdu. Banyak berdiam diri, menyendiri hanya ada Allah dan kita. Ya, terkadang keheningan ini malah membuat lebih khusyuk menjalani hari.
Semoga Allah mempermudah usaha kita untuk menjadi lebih baik dan dapat memberikan yang terbaik untuk Ramadan kali ini. Aamiin.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H