Pendidikan Islam pertama bagi anak ialah keluarga. Keluarga merupakan suatu unit sosial terkecil yang utama bagi anak. Pertumbuhan dan perkembangan anak pertama kali dibantu oleh keluarganya.Â
Anak yang dilahirkan sudah memiliki potensi sendiri dan relatif berbeda dari orang lain dan dibantu oleh keluarga untuk perkembangan potensi yang dimilikinya sebelum ia beranjak dewasa dan paling banyak berinteraksi dengan lingkungan.
Dalam buku Pendidikan Prasekolah Persfektif Pendidikan Islam dan Umum karangan Prof. Dr. Syafaruddin, M.Pd, dkk bahwa nilai anak bagi orang tua adalah:
Anak sebagai rahmat Allah, Anak adalah tanda bukti kasih sayang Allah terhadap hamba-hamba-Nya, oleh karena itu Allah meberikan mereka keturunan. Oleh karena itu, orang tua harus bersikap lembut dan penuh kasing sayang terhadap anak-anaknya agar Allah merahmati dan memberikan ganjaran. Dalam suatu riwayat, Abu Hurairah pernah berkata: "Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam mencium Hasan bin 'Ali, dan di sisi Nabi adea Al-Aqro' bin Haabis At-Tamimiy yang sedang duduk. Maka al-Aqro' berkata: "Aku punya 10 orang anak, tidak seorang pun dari mereka yang pernah ku cium". Maka Rasulullah Saw., melihat Al-Aqro' lalu berkata: "Barang siapa yang tidak merahmati/menyayangi maka ia tidak akan dirahmati". (HR. Al-Bukhari no. 5997 dan Muslim no. 2318).
Anak sebagai amanat Allah, Anak adalah titipan atau amanah yang diberikan kepada hamba-Nya. Oleh karena itu, sebagai amanah maka kita harus menjaga apa yang sudah dimanahkan untuk kita. Memberikan nafkah lahir bathin, para orang tua juga harus memberikan pendidikan Islam kepada anak di sisi lain Al-Qur'an mengajarkan untuk menjaga keluarga dari siksa api neraka. "Peliharalah dirimu dan keluargamu dari siksa api neraka (Q.S. At-Tahrim: 6)".
Anak sebagai barang gadaian, Maksudnya ialah anak akan menjadi penyelamat orang tua di akhirat dengan fondasi atau pendidikan Islam yang telah diberikan oleh orang tuanya sejak masih dalam kandungan hingga ia dewasa.
Anak sebagai penguji iman, Dalam QS. Al-Munafiquun Allah berfirman :"Wahai orang-orang yang beriman janganlah harta bendamu dan anak-anakmu melalaikanmu dari mengingat Allah. Barang siapa yang berbuat demikian maka mereka akan merugi" (Q.S. Al-Munafiquun: 9). Maka, sebagai orang tua janganlah lalai untuk mengingat Allah karena sibuknya untuk mencari nafkah untuk anak-anaknya dan berikan didikan yang sesuai syariat Islam agar menjadi bekal di akhirat nanti.
Anak sebagai media beramal, Anak sebagai media beramal orang tuanya, oleh karena itu didiklah anak-anak sesuai dengan ajaran Rasulullah Saw., jika seseorang wafat maka terputuslah amalnya kecuali tiga perkara yaitu sedekah jariah, ilmu yang bermanfaat, dan doa anak yang sholeh sholeha. Rasulullah Saw., Bersabda "Jika seseorang wafat maka terputuslah amalannya, kecuali 3 hal: sedekah jariah,ilmu yang bermanfaat dan anak shalih yang mendoakannya." (HR. Muslim No. 1631).
Anak sebagai bekal akhirat, Yang akan didapatkan oleh orang tua setelah ia mati salah satunya ialah anak sholih yang ia tinggalkan. Rasulullah Saw., bersabda :"Sesungguhnya yang didapati oleh orang yang beriman setelah ia mati dari amalan dan kebaikan yang ia lakukan adalah ilmu yang diajarkan dan sebarkan, anak sholih yang ia tinggalkan......" (H.R Ibnu Majah no. 242 Dihasankan oleh Syaikh al-Albani dalam Shahih Ibnu Majah).
Anak sebagai unsur kebahagian, Anak adalah anugerah dan amanah yang telah diberikan oleh Allah. Semua orang menginginkan anak dan berbahagia setelah anak lahir. Setiap manusia mendambakan kehadiran anak dan merasa belum sempurna jika belum memilikinya.
Anak sebagai tumpuan di hari tua, Orang tua zaman dulu berkata bahwa semakin banyak anak maka semakin banyak rezeki yang datang. Hadis yang menyatakan supaya memiliki anak banyak :"Nikahilah oleh kalian wanita yang pencinta dan subur, karena aku akan berbangga dengan banyaknya kalian kepada umat-umat yang lain". (HR. Abu Dawud: 2052, dishahihkan Al-Albany dalam Jami As-Shahih: 5251). Â
Hadis di atas merupakan perintah Rasulullah bahwa harus menikahi wanita yang subur agar bisa melahirkan anak yang banyak, maka semakin banyak umat Islam. Anak yang dilahirkan akan menjadi tumpuan orang tuanya di hari tua. Jika orang tua sudah tua maka perasaannya akan lebih sensitif, maka dari itu anak-anaknya harus memperhatikannya selalu dan mendengarkan ceritanya serta merawat dan memberikan nafkah kepada orang tuanya.
Anak sebagai penyambung cita-cita, Semua orang tua pasti menginkan yang terbaik untuk anaknya. Orang tua pasti memiliki cita-cita agar anak-anaknya kelak lebih sukses darinya. Jika cita-cita yang ia dambakan dulu belum tercapai maka ia bisa saja mendidik dan memberikan pendidikan yang layak untuk mencapai cita-cita itu.
Sesungguhnya anak bisa menjadi kebanggan orang tua jika tumbuh besar sesuai harapan orang tua dan selaras dengan harapan Allah. Oleh karena itu, didiklah anak-anak yang telah dimanahkan oleh Allah sedini mungkin agar bisa menjadi bekal akhirat nanti.
Fondasi pertama yang harus diajarkan kepada anak adalah mendidik anak dan mengenalkannya dengan tauhid. Anak selalu diajarkan untuk mengenal Dzat Allah. Anak dilatih bahwa ada Allah yang selalu mengawasi kita karena Allah Maha Melihat, Maha Mendengar dan Maha Mengetahui. Sehingga, segala perbuatan yang dilakukan oleh anak harus dilatih dengan memulainya menyebut nama Allah dan mengakhirnya dengan memuji Nama Allah.Â
Ajaran ini harus ditanamkan sedini mungkin dan harus dibiasakan dalam melakukan hal apapun supaya terbiasa sampai ia dewasa. Selain mengajarkan hal-hal tersebut, kita juga harus mengenalkan anak dengan Asma' Allah, mengajarkan ayat-ayat tauhid, dan memberikan pengetahuan bahwa apapun yang kita lakukan sekecil apapun itu pasti ada balasan dari Allah Swt., jika berbuat baik maka akan mendapatkan pahala dan jika berbuat buruk maka akan mendapatkan sanksi karena Allah selalu mengawasi hamba-hamba-Nya.
Kita sebagai orang tua wajib untuk menanamkan tauhid dalam diri anak sedini mungkin. Tidak hanya mengajarkan mengenai Dzat Allah kita juga harus memberikan contoh bahwa kita bertauhid kepada Allah dengan selalu beribadah kepada Allah. Karena pada usia dini anak-anak akan mudah meniru apa yang kita lakukan dan apa yang kita ucapkan. Oleh karena itu berikanlah contoh-contoh yang mencerminkan ajaran tauhid.
Allah berfirman dalam QS. Luqman yang artinya: "Dan ingatlah ketika Luqman berkata kepada anaknya, ketika ia memberi pelajaran kepada anaknya, " Wahai anakku! Janganlah engkau menyekutukan Allah, sesungguhnya mempersekutukan Allah adalah benar-benar kezaliman yang besar" (QS. Luqman: 13).
Ayat tersebut adalah salah satu perintah untuk memberikan ajaran tauhid kepada anak-anak. Tauhid merupakan dasar agama Islam "La Ilaha Illallah" tidak Tuhan selain Allah. Tauhid secara bahasa artinya keesaan atau mengesakan Allah. Mempelajari ilmu tauhid sangat penting karena dengan mempelajarinya kita akan mudah untuk melaksanakan apa yang diperintahkan oleh Allah. Tauhid merupakan ajaran dasar dalam Islam. Dengan mempelajari tauhid kita akan lebih mengenal Dzat Allah dan mencintai-Nya serta melaksanakan apa yang diperintahkan oleh-Nya dan menjauhi larangan-Nya.
Daftar Pustaka:
Syafaruddin. 2011, Pendidikan Prasekolah: Perspektif Pendidikan Islam dan Umum. Medan:
Perdana Publishing.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H