Mohon tunggu...
Fauziah Maksum
Fauziah Maksum Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Ilmu Komunikasi Universitas Andalas

Saya adalah mahasiswa yang sangat hobby travelling dan membuat tulisan terkait komunikasi keluarga.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Pendidikan Karakter Sejak Dini oleh Orang Tua sebagai Bentuk Pencegahan LGBT

20 Juli 2022   17:55 Diperbarui: 20 Juli 2022   17:57 283
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Dewasa ini isu-isu LGBT (lesbian, gay, bisexsual, transgender) begitu marak bertebaran di tengah masyarakat. Biasanya kaum LGBT pola interaksi nya berbentuk kelompok yang saling support antar satu dengan yang lainnya. Para kaum LBGT tersebut satu persatu mulai berani menampakkan diri di masyarakat. 

Berbagai pembelaan-pembelaan mereka gombar gembirkan salah satunya dengan cara demonstrasi, berharap agar keadaan mereka yang seperti itu di terima oleh khalayak umum.

Kota padang, yang merupakan wilayah yang menjungjung tinggi nilai agama juga tidak dapat mengelak dengan penyakit sosial LGBT ini. Sudah banyak berita yang beredar tentang LGBT di kota padang serta sudah beberapa kali satpol PP mengrebek pelaku LGBT ini yang bahkan pelaku nya ialah orang- orang yang berpendidikan.

Bahkan dalam sebuah artikel dijelaskan bahwa ada 15 titik lokasi LBGT yang ada di kota padang. Kepala Dinas Sosial Kota Padang, Amasrul mengatakan " Jumlah itu berdasarkan informasi yang kami dapat dan saat ini tengah kami telusuri kebenarannya ...."(https://www.harianhaluan.com/news/detail/71966/ada-15-titik-tempat-kumpul-lgbt-di-padang).

Keluarga merupakan tempat dimana seorang naak mendapatkan pendidikan karakter untuk pertama kalinya sebelum mengenal dunia pendidikan formal. Fenomena LGBT ini dirasa dapat di cegah melalui pendidikan karakter dini oleh keluarga itu sendiri. 

Salah satunya melalui pendidikan agama dan norma-norma yang berlaku ditengah masyarakat. Karena, pada dasarnya apa yang dibawa seorang anak dari luar rumah merupakan hasil dari yang dia dapatkan dari dalam rumah.

Pendidikan karakter ini dapat berupa pengetahuan mengenai kodrat dirinya, bagaimana para anak bertindak sebagai laki-laki dan begitu pun sebaliknya. 

Orang tua sudah harus bisa membuat anak membedakan mana yang baik dan mana yang buruk sebelum anak itu dilepas ke dunia luar. Pendidikan karakter ini juga dengan melandasi anak tersebut nilai agama yang tinggi dan memperkenalkan nilai ketuhanan didalam diri mereka.

Salah satu contoh kasus ang membuat anak menjadi LGBT yaitu ketika orang tua memperlakukan anaknya tidak sesuai dengan jenis kelaminnya. 

Orang tua mengharapkan anak nya yang lahir adalah perempuan akan tetapi ternyata dia melahirkan anak laki-laki, oleh karena itu dia membuat anak laki-lakinya seperti wanita. 

Hal ini berdampak pada karakter si anak tadi, dia merasa bahwa diberlakukan seperti wanita dan sifat wanita menjadi sudah melekat didalam dirinya sehingga disaat dewasa anak itu memutuskan untuk menjadi transgender.

Lalu broken home juga menjadi salah satu penyebab seorang anak menjadi LBGT dikarenakan ketidakpedulian orang tua terhadap anak, yang menyebabkan seorang anak ini menjadi liar dan mencari pelarian ke dunia luar. Ketidak pedulian orang tua ini yang menyebabkan anak menjadi salah pergaulan atau terpengaruh lingkungan, karena di dalam keluarga itu, tidak ada pendidikan karakter yang diberikan.

Kehilangan karakter seorang ayah, juga menjadi penyebab penyimpangan orientasi seks pada anak. Indonesia menjadi salah satu negara dengan krisis karakter ayah dikarenakan kesibukan seorang ayah untuk bekerja sehingga jarang berinteraksi dengan anak. 

Dengan demikian, anak laki-laki hanya medapatkan karakter ibu dengan mereka menjadikan ibu sebagai role model (http://www.jejamo.com/karakter-sang-ayah-yang-hilang-sebabkan-anak-menjadi-lgbt.htm).

Oleh karena itu pendidikan karakter dini dari orang tua sangat perlu untuk anak agar terhindar dari penyimpangan sosial terutama LGBT ini. 

Ketika pendidikan karakter itu diberikan kepada anak dan tertanam di dalam diri anak, maka akan ada pondasi yang kuat baginya ketika dia bertemu dengan dunia luar. 

Kecil kemungkinan akan terpengaruh dengan lingkungan sekitar yang tidak baik, dikarenakan orang tua sudah menanamkan nilai karakter-karakter yang baik kepada anak.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun