Bunyi serini berkumandang sepanjang jalan
Suasana mencekam tak dapat di elakkan
Air mata membasahi hati dan terasa perih perlahan
Derita orang penuh luka masih belum pulih karena penantian.
Musuh ada tapi tak dapat diraba
Ditambah musibah dan bencana yang tak lelah menimpa.
Terpikir masa silam yang penuh kenikmatanÂ
Terpikir bahagia dalam derita orang
Mungkinkah kebahagiaan itu akan milik kita selamanya.
Ataukah kita sudah siap menerima gelapnya gulita setelah matahari tiba.
Hidup memang butuh perjuanganÂ
tetapi untuk siapa ini di perjuangkan
Apakah mereka peduli luka yang menyayat lubuk hati kita
Apakah mereka memberikan untaian kata indah untuk menyejukkan hati kita yang remuk sejuta rasa.
Mungkin yang terlihat bisa menipu mataÂ
Tetapi apa yang dirasakan
Tak bisa membohongi sukma
Sukma menjerit tanpa kata
Sukma bertahan meski hilang daya
Sukma  seakan meninggalkan wasiat pada kita
Kita...kita...hanya kita yang peduli hidup kita.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H