teknologi yang begitu pesat mengubah era industrialisasi menjadi era teknologi komunikasi dan informasi. Hal tersebut ditandai dengan kemajuan media komunikasi dan informasi yang memberikan dampak positif maupun dampak negatif. Dampak positif adanya kemajuan media komunikasi dan informasi ditunjukkan dengan diciptakannya alat-alat komunikasi modern yang lebih canggih, efektif, dan efisien. Kemudahan mendapatkan segala bentuk informasi dari berbagai daerah menjadi salah satu dampak positif dari kemajuan teknologi komunikasi dan informasi.
PerkembanganKemudahan berbagai informasi dari luar mengalir begitu saja masuk ke tengah kehidupan masyarakat melalui media sosial. Media sosial dapat menghubungkan orang yang satu dengan orang lainnya dengan begitu cepat dan mudah. Berdasarkan data dari APJII (Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia) disebutkan bahwa pada tahun 2016 konten yang paling sering dikunjungi masyarakat Indonesia terkait penggunaan internet adalah media sosial dengan persentase sebesar 97,4 persen. Namun, dalam hal ini sebagai pengguna media sosial, masyarakat harus pintar mengelola dan memanfaatkannya sebaik mungkin.
Kegiatan jual beli yang konvensional dapat berubah menjadi kegiatan jual beli yang lebih modern melalui penjualan online di media sosial. Berdasarkan hal tersebut kegiatan jual beli yang lebih modern saat ini dikenal dengan istilah e-commerce. Di beberapa negara termasuk Indonesia, e-commerce telah memberikan kontribusi yang cukup signifikan terhadap sektor ekonomi. Implementasi konsep pemasaran modern dilakukan melalui aplikasi whatsapp, tiktok, instagram, dan facebook. Selain itu, e-commerce juga memanfaatkan platform-platform jual beli online seperti shopee, lazada, tokopedia, dan lainnya.
Dalam kegiatan ekonomi, penggunaan media sosial dapat menjangkau pasar lebih luas daripada secara konvensional. Media sosial membuka peluang komunikasi antar satu sama lain tanpa adanya batasan. Begitupun juga dengan pemanfaatan e-commerce dianggap efektif dan efisien karena mampu menjangkau konsumen lebih luas. Menurut riset yang dilakukan oleh Bank Investasi Multinasional menyebutkan bahwa pada tahun 2018 persentase transaksi e-commerce di Indonesia sebesar 8 persen dari total penjualan ritel. Hal tersebut didorong oleh stigma masyarakat yang menganggap dengan adanya e-commerce transaksi jual beli secara online lebih mudah untuk dilakukan.
Seperti yang dapat diketahui, pada masa pandemi pembatasan mobilitas banyak dimanfaatkan seseorang untuk tetap dapat memenuhi kebutuhan hidupnya melalui e-commerce. Melalui e-commerce tingkat pengangguran di masyarakat dapat berkurang secara signifikan. Tren memperkenalkan suatu produk di media sosial maupun platform jual beli online saat ini sangat mudah dan cepat tersebar luas. Masyarakat saat ini lebih memilih menciptakan lapangan pekerjaan baru melalui media sosial maupun platform jual beli online dengan cara jual beli suatu produk. Dampak e-commerce yang cukup signifikan selama masa pandemi adalah masyarakat tetap mendapatkan pendapatan yang sesuai untuk mencukupi kebutuhan sehari-hari.
Sumber :
Aslam, W., Hussain, A., Farhat, K., & Arif, I. (2020). Underlying Factors Influencing Consumers’ Trust and Loyalty in E-commerce. Business Perspectives and Research, 8(2), 186–204.
Hidayat, S., Suryantoro, H., & Wiratama, J. (2017). Pengaruh Media Sosial Facebook Terhadap Perkembangan E–Commerce Di Indonesia. Simetris: Jurnal Teknik Mesin, Elektro Dan Ilmu Komputer, 8(2), 415-420.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H