Mohon tunggu...
FAUZIAH ABDILLAH (minziiah)
FAUZIAH ABDILLAH (minziiah) Mohon Tunggu... Mahasiswa - mahasiswa

~

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Meninggalnya Kakak Beradik yang Tenggelam di Saluran Irigasi

12 Desember 2023   21:37 Diperbarui: 12 Desember 2023   22:45 147
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
(Sumber: Dokumen Pribadi)

Pada umumnya, anak-anak memang memiliki kebutuhan untuk bermain sejak usia dini, bermain adalah bagian integral dari perkembangan anak, memenuhi beberapa kebutuhan penting dalam pertumbuhan mereka. Bermain bukan hanya sekadar kegiatan menyenangkan, tetapi juga merupakan cara penting bagi mereka untuk mengembangkan keterampilan sosial, kognitif, dan motorik. Dalam fase ini, peran orang tua dan lingkungan bermain sangat diperlukan dalam membantu anak membangun fondasi perkembangan yang sehat secara fisik dan mental. 

Banyak orang tua yang tidak memperbolehkan anaknya bermain gadget dan lebih menyarankan untuk bermain diluar ruangan agar bisa mengeksplor yang ada di lingkungan. Nyatanya, bermain di alam memberikan banyak manfaat positif bagi perkembangan anak. Kontak langsung dengan alam menyediakan pengalaman yang kaya dan mendalam, mendukung pertumbuhan fisik, mental, dan emosional mereka. Dalam lingkungan alam, anakanak dapat: 

1. Mengembangkan Koneksi dengan Alam. Melalui eksplorasi alam, anak-anak membangun rasa keterhubungan dan kepedulian terhadap lingkungan. 

2. Meningkatkan Kesehatan Fisik. Aktivitas fisik di alam, seperti berlari, mendaki, dan bermain di tanah, mendukung perkembangan otot dan sistem kardiovaskular. 

3. Stimulasi Sensorik yang Lebih Kaya. Alam menyediakan pengalaman sensorik yang beragam, seperti meraba tekstur tanah atau     mendengarkan suara alam, yang dapat memperkaya persepsi anak. 

4. Mendukung Kreativitas dan Imajinasi. Bermain di alam seringkali memicu kreativitas anak, memberikan ruang untuk permainan berimajinasi dan eksplorasi. 

5. Peningkatan Kemandirian. Melalui petualangan di alam, anak-anak belajar mengatasi tantangan, meningkatkan kepercayaan diri,        dan mengembangkan kemandirian.  

Berbicara tentang peran orang tua yang anaknya selalu bermain di luar rumah atau alam, sebaiknya diberi perhatian khusus karena kita tidak tahu apa yang akan terjadi ketika anak bermain di luar. Salah satunya ialah peristiwa yang terjadi di Kampung Kaum RT/03 RW/08, Desa Jati, Kecamatan Bojongpicung, Kabupaten Cianjur yang meninggal di saluran irigasi ketika sedang bermain. 

Kedua korban itu ialah Sulis sang kakak (7) dan Muji sang adik (5). Berdasarkan informasi yang didapat dari pihak keluarga korban, peristiwa ini terjadi pada hari Senin (13/11/2023). 

Berawal dari kakak beradik yang pergi bermain dengan teman-temannya di irigasi dekat rumah namun tak kunjung pulang hingga sore hari.

"Sebelum kejadian, mereka meminta izin untuk bermain dan diperbolehkan oleh saya, tapi karena saya dan keluarga sedang ada kesibukan untuk mempersiapkan acara 40 hari abah, jadi saya tidak sempat untuk mengontrol anak-anak secara langsung dan mulai menyadari ketika waktu sudah menjelang waktu maghrib", ucap Ana sang ibu saat diwawancara secara langsung pada hari Rabu (6/12/2023). 

Berdasarkarkan keterangan sejumlah saksi, yaitu Rasya dan Farhan yang juga ikut bermain dengan kedua korban, berawal ketika Muji sang adik meloncat ke saluran irigasi yang tinggi dan dalam namun tidak muncul ke permukaan lagi membuat Sulis sang adik mencoba untuk menolongnya dengan ikut melompat ke saluran irigasi, kejadian awal tersebut kira-kira terjadi pada pukul 2 siang. 

 "Jam 5 sore tiba-tiba datang Rasya dan Farhan ke rumah dan bilang kalau Sulis dan Muji mandi di saluran irigasi tapi gak muncul lagi", ucapnya.

Keluarga kedua korban panik dan langsung bergegas pergi ke lokasi anak-anaknya bermain untuk mengecek secara langsung keadaan disana. Namun pada saat sampai di lokasi saluran irigasi, pihak keluarga tidak melihat apapun disana, maka dengan cepat sang ibu langsung turun untuk mengecek dasar saluran irigasi tersebut.  

"Saya panik dengan keadaan di rumah lagi sibuk-sibuknya menyiapkan sebuah acara, saya langsung pergi untuk cek keadaan anak-anak, tapi tidak terlihat apa-apa. Jadi saya langsung turun ke saluran irigasi buat cek dasar saluran, Ternyata pas saya cek, ada badan yang keangkat dan ternyata anak-anak saya yang sudah meninggal dunia", ucapnya.

Setelah kedua anak tersebut ditemukan, kedua korban sempat dibawa ke Puskesmas (Pusat Kesehatan Masyarakat) untuk di cek keadaannya, namun keduanya tidak tertolong dan dinyatakan sudah meninggal dunia. Pihak kepolisian juga memberikan masukan kepada keluarga untuk dilakukan autopsi kepada kedua anaknya tetapi langsung ditolak oleh pihak keluarga karena merasa tidak tega jika harus dilakukan autopsi dan pihak keluaga pun sadar akan musibah yang terjadi ini adalah sebuah ketentuan dari Allah SWT yang harus diterima dengan sabar juga berlapang dada. Maka setelah dinyatakannya kedua anak tersebut meninggal dunia, pihak keluarga langsung membawanya pulang untuk segera dimakamkan. 

"Sempet dibawa juga ke Puskesmas tapi ternyata memang sudah meninggal karena tenggelam, polisi juga nyuruh di autopsi tapi saya gamau karena kasian dan takut butuh waktu yang lama jadi saya sabar aja dan nerima sama takdir yang dikasih sama Allah SWT ke saya jadi langsung saya bawa pulang aja biar bisa cepet di makamkan", ucapnya.  

Berdasarkan informasi yang didapat dari ibu Ana selaku ibu dari kedua korban, pihak Desa setempat sudah mempunyai rencana sejak jauh-jauh hari untuk membuat peringatan berbentuk baliho yang akan ditancapkan disekitar area saluran irigasi agar tidak ada lagi orang-orang juga anak-anak yang bermain di sekitar aliran irigasi, terutama pada saat air sedang besar karena dikhawatirkan akan terbawa oleh arus atau tenggelam. Namun, peringatan tersebut belum juga dibuat hingga pada akhirnya menelan dua korban.

"Tapi karena ada kejadian sekarang, katanya pihak Desa mau segera bikin peringatan buat disimpen di deket saluran irigasi karena takutnya ada korban lain kedepannya", ucapnya. 

Maka dari itu, anak-anak tetaplah anak-anak yang tidak boleh luput dari pantauan orang tua agar tidak terjadi hal yang diinginkan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun