Pada umumnya, anak-anak memang memiliki kebutuhan untuk bermain sejak usia dini, bermain adalah bagian integral dari perkembangan anak, memenuhi beberapa kebutuhan penting dalam pertumbuhan mereka. Bermain bukan hanya sekadar kegiatan menyenangkan, tetapi juga merupakan cara penting bagi mereka untuk mengembangkan keterampilan sosial, kognitif, dan motorik. Dalam fase ini, peran orang tua dan lingkungan bermain sangat diperlukan dalam membantu anak membangun fondasi perkembangan yang sehat secara fisik dan mental.Â
Banyak orang tua yang tidak memperbolehkan anaknya bermain gadget dan lebih menyarankan untuk bermain diluar ruangan agar bisa mengeksplor yang ada di lingkungan. Nyatanya, bermain di alam memberikan banyak manfaat positif bagi perkembangan anak. Kontak langsung dengan alam menyediakan pengalaman yang kaya dan mendalam, mendukung pertumbuhan fisik, mental, dan emosional mereka. Dalam lingkungan alam, anakanak dapat:Â
1. Mengembangkan Koneksi dengan Alam. Melalui eksplorasi alam, anak-anak membangun rasa keterhubungan dan kepedulian terhadap lingkungan.Â
2. Meningkatkan Kesehatan Fisik. Aktivitas fisik di alam, seperti berlari, mendaki, dan bermain di tanah, mendukung perkembangan otot dan sistem kardiovaskular.Â
3. Stimulasi Sensorik yang Lebih Kaya. Alam menyediakan pengalaman sensorik yang beragam, seperti meraba tekstur tanah atau   mendengarkan suara alam, yang dapat memperkaya persepsi anak.Â
4. Mendukung Kreativitas dan Imajinasi. Bermain di alam seringkali memicu kreativitas anak, memberikan ruang untuk permainan berimajinasi dan eksplorasi.Â
5. Peningkatan Kemandirian. Melalui petualangan di alam, anak-anak belajar mengatasi tantangan, meningkatkan kepercayaan diri, Â Â Â Â dan mengembangkan kemandirian. Â
Berbicara tentang peran orang tua yang anaknya selalu bermain di luar rumah atau alam, sebaiknya diberi perhatian khusus karena kita tidak tahu apa yang akan terjadi ketika anak bermain di luar. Salah satunya ialah peristiwa yang terjadi di Kampung Kaum RT/03 RW/08, Desa Jati, Kecamatan Bojongpicung, Kabupaten Cianjur yang meninggal di saluran irigasi ketika sedang bermain.Â
Kedua korban itu ialah Sulis sang kakak (7) dan Muji sang adik (5). Berdasarkan informasi yang didapat dari pihak keluarga korban, peristiwa ini terjadi pada hari Senin (13/11/2023).Â
Berawal dari kakak beradik yang pergi bermain dengan teman-temannya di irigasi dekat rumah namun tak kunjung pulang hingga sore hari.
"Sebelum kejadian, mereka meminta izin untuk bermain dan diperbolehkan oleh saya, tapi karena saya dan keluarga sedang ada kesibukan untuk mempersiapkan acara 40 hari abah, jadi saya tidak sempat untuk mengontrol anak-anak secara langsung dan mulai menyadari ketika waktu sudah menjelang waktu maghrib", ucap Ana sang ibu saat diwawancara secara langsung pada hari Rabu (6/12/2023).Â