Mohon tunggu...
Fauziah
Fauziah Mohon Tunggu... Jurnalis - Jurnalis
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Jurnalis

Selanjutnya

Tutup

Inovasi

Peran Sistem Informasi dalam Menjaga Keamanan dan Lancarnya Perjalanan Kereta Api agar Tidak Terjadi Insiden Kereta Api

4 November 2023   13:46 Diperbarui: 5 November 2023   20:46 158
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Anjloknya kereta api pada rel merupakan insiden yang sangat mengkhawatirkan dan perlu menjadi perhatian serius dalam upaya menjaga keselamatan perjalanan kereta api. Fenomena ini menunjukkan pentingnya pemantauan berkala terhadap keadaan rel serta komponen pendukung struktur jalan kereta api guna mencegah kejadian yang tidak diinginkan. Salah satu penyebab utama dari anjloknya kereta api adalah adanya rel yang patah, yang bisa terjadi akibat beban yang terlalu berat atau lelahnya material rel yang tidak terdeteksi secara tepat waktu. 

Pentingnya pemeriksaan secara berkala terhadap kondisi rel dan komponen pendukung lainnya seperti penambat rel dan bantalan rel tidak dapat diabaikan. Kondisi lingkungan juga memainkan peran penting dalam mencegah anjloknya kereta api, terutama di daerah perlintasan sebidang antara jalan kereta api dan jalan raya yang memiliki jarak pandang yang terbatas. Di sinilah peran teknologi dan kecanggihan sistem pemantauan dan informasi dari pemantauan menjadi krusial dalam mendeteksi kerusakan atau potensi masalah pada rel sebelum terjadi kecelakaan serius.

Salah satu peristiwa anjloknya kereta api yang terjadi pada 18 Oktober 2023 Kereta Api Argo Wilis dengan jurusan Gambir-Surabaya dari arah Jakarta menjadi peringatan bagi pihak terkait untuk meningkatkan pemantauan dan perawatan rel secara teratur guna mencegah insiden serupa di masa depan. 

Pemerintah, perusahaan kereta api, dan pihak terkait lainnya perlu bekerja sama untuk mengimplementasikan standar keselamatan yang ketat dan sistem pemantauan yang canggih guna mencegah anjloknya kereta api. Kesadaran akan pentingnya investasi dalam pemeliharaan infrastruktur rel serta penggunaan teknologi canggih dalam pemantauan secara real-time harus ditingkatkan. 

Tidak hanya itu, penting juga untuk meningkatkan kesadaran akan keselamatan pada penumpang, pengemudi, dan masyarakat umum terhadap bahaya anjloknya kereta api. Dengan demikian, langkah-langkah pencegahan yang tepat dapat diambil untuk mencegah anjloknya kereta api di masa depan, menjaga keselamatan perjalanan, dan memastikan keandalan sistem transportasi kereta api bagi masyarakat.

Penyebab rel patah (broken rail) pada lintasan kereta api merupakan fenomena yang serius dan bisa membahayakan keselamatan perjalanan. Salah satu faktor utama yang menyebabkan terjadinya rel patah adalah kelelahan material (fatigue) yang tidak terpantau. Hal ini terjadi karena rel secara bertahap mengalami degradasi struktural akibat tekanan dan beban berulang dari kereta api yang melintas di atasnya. 

Dalam situasi ini, beban yang berulang dari kereta api, terutama pada lintasan yang sering dilalui, dapat menyebabkan tegangan yang signifikan pada rel, yang pada gilirannya dapat menyebabkan kelelahan material yang berujung pada patahnya rel. 

Selain itu, kejadian anjloknya kereta api juga dapat terjadi di area perlintasan sebidang antara jalan kereta api dan jalan raya, terutama ketika jarak pandang aman (safety sight distance) terbatas. Keterbatasan jarak pandang ini dapat mengakibatkan situasi berbahaya bagi perlintasan kereta api, terutama saat kendaraan atau pejalan kaki berusaha menyeberang tanpa sepenuhnya dapat melihat kedatangan kereta api. Kondisi ini menimbulkan risiko tinggi terjadinya kecelakaan atau anjloknya kereta api.

Melalui hasil analisis, ditemukan bahwa nilai tegangan yang terjadi pada rel tidak melebihi batas tegangan ijin pada rel (kelas jalan rel I), namun berada pada kondisi kritis. Artinya, tegangan yang terjadi pada rel mendekati batas tegangan ijin rel, yang mengindikasikan bahwa kondisi rel sudah rawan terhadap kelelahan material lebih awal. 

Hal ini menunjukkan pentingnya pemantauan rutin terhadap kondisi rel serta perlunya tindakan pencegahan yang tepat, seperti perawatan yang terjadwal dan penggunaan teknologi terbaru dalam pemantauan keandalan rel dan informasi tentang pemantauan harus diberi tau kepada masinis, guna mencegah terjadinya kecelakaan serius akibat patahnya rel. Dengan demikian, langkah-langkah preventif yang tepat harus diterapkan untuk memastikan keamanan dan keselamatan perjalanan kereta api di masa yang akan datang.

Oleh : zaki ramadhani

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun