Mohon tunggu...
fauziah
fauziah Mohon Tunggu... Lainnya - penulis segala hal
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

teruslah menulis, agar menjadi sejarah di kemudian hari

Selanjutnya

Tutup

Politik

Perang Gaza Membuka Mata Dunia

9 November 2023   12:40 Diperbarui: 9 November 2023   12:51 233
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Masing-masing negara memiliki bendera dan lagu kebangsaan.  Mereka lupa  atau dibuat lupa bahwa dulu pernah bersatu.  Akhirnya ide nasionalisme ini telah mandarah daging, persaudaraan karena satu Aqidah Islam pun hilang, dan berganti dengan ikatan nasionalisme masing- masing.

Apalagi saat ini di negeri-negeri muslim tersebut, juga telah dijajah secara ekonomi, politik, sosial dan budaya. Sehingga gelagat untuk membantu kaum muslimin Palestina pun dibendung dengan berbagai ancaman dan narasi seperti " negeri kita saja masih banyak yang nggak mampu, jangan sok bantu negara lain", ada juga narasi sesat dan menunjukkan tertanamnya penyakit wahn yaitu narasi " kalau Palestina Merdeka nanti akan kiamat".  Jadi kepedulian kaum muslimin coba dihilangkan demi tetap bercongkolnya kebatilan yang terus dipertontonkan di dunia ini.

Bisa kita simpulkan bahwa dunia ini sejak berakhirnya perang dunia ke 2 telah diatur oleh sistem kapitalisme. Sistem ini terus memproduksi berbagai kerusakan di berbagai bidang,  termasuk juga dengan pengaturannya terhadap kondisi di Kawasan Timur Tengah.  Akhirnya kaum muslimin yang jumlahnya banyak, hanya menjadi bak buih di lautan, hanya bisa terombang ambing oleh ombak. Kaum muslimin diinjak-injak dan dibuat lupa akan sejarah kegemilangan pengaturan kehidupan oleh sistem Islam.

Maka serangan 7 Oktober 2023 oleh Brigade al qassam, menjadi pemantik kebangkitan kaum muslimin di seluruh dunia. Bukan hanya itu, kebiadaban zionis yahudi di Gaza juga menjadi bukti dan menjadi awal kehancuran demokrasi, HAM dan ide-ide batil yang dilahirkan dari sistem kapitalisme.  Maka inilah saatnya dunia membuka matanya melihat dengan hati nuraninya bahwa sistem kapitalisme sekuler telah gagal dan Islamlah satu-satunya pilihan karena sosialisme pun telah terbukti gagal.

Terkait  Palestina dan Israel sejarah telah menunjukkan sejak wilayah Syam berhasil ditaklukkan oleh kaum muslimin pada masa kekhalifahan Umar bin Khattab, Islam telah menaungi Palestina dengan pengaturannya yang adil.  Perjanjian Umar yang menyatakan bahwa penduduk Yerussalem (Kristen) tidak dipaksa meninggalkan agama mereka dan tetap boleh tinggal disana dan juga menyatakan bahwa orang-orang Yahudi tidak diperkenankan hidup bersama dengan orang-orang Kristen. Kedamaian meliputi bumi Palestina beratus-ratus tahun lamanya. Hingga sampai masa pasukan salib merebut kembali wilayah Yerussalem , seluruh kaum muslimin dibantai  dan puluhan tahun kaum muslimin tidak bisa untuk beribadah ke masjid Al Aqsa. Sampai masa Panglima Shalahuddin AlAyyubi datang membebaskan Alquds dengan membiarkan penduduknya yang non muslim tetap hidup dan tinggal disana.

Namun sejak khilafah Islam runtuh sejak saat itulah petaka terjadi di bumi Palestina, wilayah mereka dicaplok oleh zionis yahudi hingga sekarang. Karenanya tak ada solusi lain untuk masalah perang Gaza ini selain kembalinya kekhilafahan Islam yang akan mengatur kehidupan dengan sangat adil. Tentu perlu upaya dakwah yang serius untuk membangun kesadaran ditengah umat untuk menjadi Islam sebagai sistem kehidupan.

Dan untuk solusi saat ini untuk kaum muslimin di Gaza, tidak ada hal lain selain pengiriman pasukan dari negeri-negeri kaum muslimin untuk membantu mengusir zionis yahudi dari tanah Palestina. Semoga Allah membukakan hati kepala negara, panglima militer, Menteri pertahanan negeri-negeri Islam untuk menolong saudara se Aqidah di Gaza dan bersama menjaga Masjid Al Aqsa kebanggaan kaum muslimin. Wallahu'alam bis showab.

theAsianParent
theAsianParent

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun