Mohon tunggu...
Fauziah Amanah
Fauziah Amanah Mohon Tunggu... Guru - Mahasiswi

Mahasiswi yang suka mempelajari kebudayaan baru

Selanjutnya

Tutup

Analisis

Perbandingan Narasi Pada Surat Kabar Al-Quds Al-Arabi dan Al-Khaleej Dalam Liputan KTT Arab-Islam di Riyadh

11 Desember 2024   21:51 Diperbarui: 11 Desember 2024   21:59 74
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Analisis Cerita Pemilih. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/GARRY LOTULUNG

Al-Quds al-Arabi dan Al-Khaleej adalah dua surat kabar berbahasa Arab yang memiliki posisi penting dalam dunia jurnalistik di kawasan Arab. Meskipun keduanya menyampaikan berita dalam bahasa yang sama, latar belakang serta fokus pemberitaan mereka berbeda, mencerminkan karakteristik unik masing-masing. Al-Quds al-Arabi, yang didirikan pada tahun 1989 di London oleh komunitas ekspatriat Palestina, dikenal sebagai media independen yang konsisten menyuarakan dukungan terhadap perjuangan rakyat Palestina.Surat kabar ini mengedepankan isu-isu kemanusiaan, hak asasi manusia, dan advokasi terhadap hak-hak perempuan, anak-anak, serta pengungsi. Dalam pemberitaannya, Al-Quds al-Arabi sering mengekspos tindakan represif, diskriminasi, dan pelanggaran hukum yang dilakukan oleh rezim-rezim penindas, termasuk kebijakan Israel terhadap Palestina.

Berbeda dengan Al-Quds al-Arabi, Al-Khaleej adalah surat kabar harian yang bertempat di Sharjah, Uni Emirat Arab, dan memiliki sejarah yang lebih panjang. Didirikan pada tahun 1970 oleh saudara Taryam dan Abdullah Omran Taryam, Al-Khaleej merupakan surat kabar pertama yang diterbitkan di Uni Emirat Arab. Setelah sempat berhenti beroperasi karena kendala keuangan, surat kabar ini diluncurkan kembali pada tahun 1979 dan sejak itu berkembang menjadi salah satu media paling terkemuka di kawasan Teluk Persia. Dengan reputasi sebagai media yang menghadirkan liputan mendalam dan berfokus pada akurasi berita, Al-Khaleej menonjolkan profesionalisme dalam jurnalisme.

Dalam konteks pemberitaan mengenai konflik Palestina, kedua surat kabar ini menunjukkan komitmen yang sama dalam mengutuk kekejaman Israel terhadap rakyat Palestina. Namun, pendekatan dan cara mereka menyampaikan berita tersebut mencerminkan perbedaan yang signifikan. Seperti pada liputan mereka mengenai KTT Arab-Islam luar biasa yang diadakan di Riyadh. Pertemuan ini menjadi momen penting bagi negara-negara Arab dan Muslim untuk bersatu melawan kekejaman Israel yang terus berlanjut di Gaza dan Lebanon. Sebagaimana dilaporkan oleh surat kabar Al-Quds dan Al-Khaleej , KTT Arab-Islam ini dihadiri oleh perwakilan dari lebih dari 50 negara. Para pemimpin dari berbagai belahan dunia Arab dan Muslim mengungkapkan keprihatinan mendalam atas penderitaan rakyat Palestina dan rakyat Lebanon yang terus menjadi korban agresi militer Israel. Dalam suasana penuh solidaritas, KTT ini menghasilkan seruan tegas untuk menghentikan segala bentuk kekerasan dan memberikan dukungan nyata bagi mereka yang terdampak konflik. 

Al-Quds al-Arabi menggambarkan KTT sebagai wadah solidaritas antarnegara Arab dan Muslim untuk mendukung rakyat Palestina. Surat kabar ini menonjolkan pernyataan-pernyataan emosional para pemimpin yang berbicara tentang pentingnya persatuan di tengah tekanan konflik. 

Pendekatan Al-Quds ini menunjukkan bagaimana KTT menjadi simbol harapan untuk membangun kekuatan bersama dalam menghadapi penindasan Israel. Liputan mereka menekankan pada aspek emosional dan panggilan moral para pemimpin Arab untuk mendukung Palestina, serta menyerukan persatuan Palestina untuk menghadapi agresi Israel

Di sisi lain, Al-Khaleej lebih menonjolkan hasil konkret dari KTT tersebut, khususnya kebijakan yang diusulkan dalam forum internasional. Al-Khaleej menggambarkan KTT sebagai forum diplomatik yang strategis, di mana para pemimpin membahas langkah-langkah konkret untuk menghentikan agresi Israel. Surat kabar ini menyoroti keputusan penting seperti dorongan untuk membekukan keanggotaan Israel di PBB, serta pembentukan komite investigasi internasional. 

Selain itu, Al-Khaleej memberikan perhatian khusus pada langkah-langkah diplomatik yang dirancang untuk memperkuat dukungan global terhadap Palestina. Mereka menyoroti kesepakatan penting yang dicapai selama KTT, termasuk penandatanganan mekanisme tiga pihak antara Liga Arab, Organisasi Kerjasama Islam, dan Uni Afrika.

Melalui liputan mereka, Al-Quds dan Al-Khaleej menunjukkan bagaimana KTT Arab-Islam menjadi wadah penting dalam mengatasi krisis Palestina. Meskipun keduanya sepakat mengecam kekejaman Israel, pendekatan mereka berbeda. Al-Quds menekankan emosional dan moral dari solidaritas yang diungkapkan selama KTT, menggambarkan pertemuan tersebut sebagai simbol persatuan dan harapan bagi rakyat Palestina. Sementara itu, Al-Khaleej mengarahkan perhatian pada hasil kebijakan yang konkret dan langkah-langkah diplomatik yang dirumuskan untuk mendukung Palestina di arena internasional. Kedua perspektif ini saling melengkapi, memberikan gambaran yang lebih utuh tentang pentingnya KTT dalam perjuangan rakyat Palestina melawan agresi Israel. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Analisis Selengkapnya
Lihat Analisis Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun