Bahagia itu bagi tiap orang memiliki interpretasi(penafsiran). Ada yang merasa bahagia dengan memiliki uang yang banyak dan ada pula yang bahagia hanya dengan melihat orang yang dia sayang bahagia.
Ukuran bahagia juga bagi tiap orang juga memiliki diasparitas(perbedaan). Bahagia juga dapat digolongkan dalam beberapa golongan.
1. Bahagia karena dianugerahi sehat oleh Allah SWT.
Siapa sih yang nggak pernah merasakan sakit? Semua orang pasti pernah mengalaminya, termasuk saya pribadi. Ketika kita dalam keadaan sakit maka dapat risak(mengganggu) aktivitas kita. Baik itu sakit karena habis diputusin pacar atau karena nikmat sehat yang diambil sementara oleh Allah SWT.
Namun kita tidak perlu merasa masyqul(sedih), damang(khawatir), apalagi sampai ambau (menyerah) dan merasa alienasi (terasingkan) hanya karena kita sakit. Karena kita harus yankin dan percaya bahwa Allah tidak akan memberikan cobaan kepada manusia diluar batas kemampuannya.Â
2. Bahagia karena masih memiliki sanat keluarga dan sekutu (teman) disekelilingmu
Tanpa kita sadari diluar sana banyak yang sudah tak memiliki keluarga bahkan sekutu (teman) karena satu dan lain hal. Bahkan ada yang keluarganya sudah jenat (meninggal) terutama ibu/ayahnya sejak kecil atau sejak ia lahir.Â
Seharusnya kita yang masih memiliki semua itu dengan lengkap haruslah banyak-banyak bersyukur karena pada dasarnya banyak orang yang ingin diposisi kita sekarang namun mereka tidak bisa melakukannya.Â
Sering kali kita lupa bahwa kita masih memiliki mereka padahal harta yang paling berharga ialah keluarga. Karena tanpa mereka kita tudak ada apa-apanya.
3. Bahagia ketika memiliki pekerjaan
Tau nggak sih diluar sana banyak orang yang menginginkan pekerjaan, mereka harus kesana-kemarilah, urus ini dan itu demi mendapatkan sebuah pekerjaan yang mungkin gajinya tak seberapa dengan pekerjaannya tetsebut.Â
Nah kita yang sudah jelas-jelas memiliki pekerjaan tapi tetap saja mengeluh. Entah itu dari lingkungannya yang membuat kamu tidak nyaman lagi yang buat kamu merasa Alienasi (terasingkan), atau pekerjaanmu yang kamu merasa ini sudah sangat Surplus (berlebihan) yang membuat kamu sudah tak mampu lagi untuk mengerjakannya, atau bahkan gajimu yang tak sepadan dengan apa yang kamu kerjakan selama ini.
Padahal kalau kita melakukannya denga hati yang ikhlas, menjalaninya dengan santai dan baik melibatkan Allah pada pekerjaan kita maka inshaAllah pekerjaan itu akan terasa ringan. Pandai-pandailah kita dalam bersyukur karena sebagaimana firman Allah dalam Al-qur'an surah Ibrahim ayat 7 yang artinya"Barang siapa yang mensyukuri nikmatku maka akan ku tambahkan nikmatku kepadamu, dan barang siapa yang tidak mensyukuri nikmatku maka azabku sangat pedih".
Maka dari itu kita haruslah banyak-banyak bersyukur kepada Allah dan jangan merasa Camar (rakus) terhadap sesuatu yang diberikan oleh Allah kepada kita. Dan jangan sekali-kali kita mengharapkan imbalan ketika kita hendak berbagi karena imbalan itu sudah pasti kita dapatkan, yakni kebahagiaan dan ketentraman hati.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H