Mohon tunggu...
Fauzi Suseno
Fauzi Suseno Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Logika Cinta

18 September 2018   21:16 Diperbarui: 18 September 2018   21:33 161
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Jatuh cinta itu anugerah yang Tuhan berikan kepada setiap makhluk  ciptaannya, ketika sedang merasakan hal semacam ini kita seolah-olah  dibuat tenggelam di dasar laut yang sangat dalam tidak merasakan sakit  apapun diawal kisah ini terbentuk. 

Namun bukan hubungan cinta namanya  jika tidak ada persoalan yang datang seiring berjalannya waktu, pasti  terdapat sebuah problematika dalam sebuah hubungan untuk mencapai  keindahan dari sebuah hubungan sendiri terletak dari karakter kedewasaan  setiap individu yang menjalaninya. 

Yang dimaksud kedewasaan adalah  perilaku yang dalam konteks ini bahwa cinta yang dewasa muncul saat  kedua insan memiliki pola pikir yang sejalan, pola pikir keduanya  sama-sama terbuka. Semakin terbuka pola pikir mereka, semakin luas  pemahaman mereka terhadap kondisi sekitarnya. 

Mereka mampu melihat  permasalahan dan situasi pasangannya dari berbagai sudut pandang. Akan  muncul simpati di antara keduanya sehingga masing-masing akan muncul  dengan sikap toleran dan tidak self-oriented. 

Jadi tidak heran jika kita  seringkali melihat orang yang jauh lebih tua menjalin cinta dengan yang  lebih muda meskipun tidak semuanya dilandasi karena kecocokan pola  pikir. Logika dalam cinta sendiri merupakan hal yang jarang di gunakan oleh setiap pasangan yang menjalani suatu hubungan karena menurut mereka 'cinta itu perasaan bukan logika', pemikiran itulah yang mendasari setiap hubungan ada yang berakhir dengan sebuah peraasaan terluka. 

Mengapa dikatakan demikian pada abad ke-20, Francis Bacon pernah berkata: "Critical thinking is a desire to seek, patience to doubt, fondness to meditate, slowness to assert, readiness to consider, carefulness to dispose and set in order and hatred for every kind of imposture". Kalau anda mau menggunakan logika dan berpikir kritis, maka anda tidak akan melakukan tindakan di luar akal sehat. Anda akan berpikir secara matang dan berhati-hati saat ingin melakukan sesuatu. 

Kita ambil contoh kasus misalnya, kita sudah lelah disakiti secara fisik dan mental oleh pasangan sehingga timbul keinginan memutuskannya. Namun, kita malah mendapatkan ancaman berupa teror yang dapat berdampak pada mental kita ataupun bentuk ancaman lainnya. Logika anda mengatakan kalau hubungan itu dilanjutkan maka diri anda dalam keadaan bahaya. 

Anda bisa langsung memutuskannya tanpa persetujuan kedua belah pihak apalagi hanya putus pacaran, lain ceritanya bila anda hanya mengandalkan perasaan saja anda pasti bertele-tele memutuskannya karena perasaan anda bercampur antara kasihan, khawatir, cinta, dan takut. Semakin lama kita memutuskannya, semakin jauh pula kita terbelenggu ke dalam hubungan yang tidak sehat. 

Sebaiknya dalam membangun sebuah hubungan perlu adanya logika yang berjalan untuk bisa menghindari konflik yang sangat mengganggu pribadi kita sendiri dengan meminimalisir konflik bukan berarti masalah itu tidak ada lagi, karna persoalan yang terjadi dalam hubungan percintaan adalah sebuah hal yang harus dilalui,' dalam sebuah hubungan cinta sejati itu tidak akan pernah tercapai apabila kita tidak melalui proses rangkaian ujian kehidupan ini disaat itulah sampai pada titik dimana cinta sejati itu dapat dirasakan dari sekian perjuangan yang telah dilalui bersama pasangan kita'.  

Lalu, apa hubungannya logika dengan cinta? Hubungannya sangat sederhana. Gunakanlah logika dalam setiap kesempatan, termasuk dalam hal cinta. Jangan sampai perasaan mengalahkan logika. Karena terkadang penggunaan perasaan yang berlebihan jika dijatuhkan kepada orang yang salah justru dapat melukai hati kita yang telah tulus memberikan sebuah perasaan penuh kepada pasangan. 

Jika kita berpikir tanpa logika, bukan tidak mungkin jika kita akan mendapatkan kesimpulan yang salah terhadap sesuatu yang kita alami dalam percintaan. Yang lebih baik adalah menggunakan perasaan yang seimbang antara logika dan cinta.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun