Mohon tunggu...
Fauzi Rohmah
Fauzi Rohmah Mohon Tunggu... Guru - Senang menulis

Guru di SMP Negeri 1 Kusan Hilir, Tanah Bumbu, Kalsel - Penulis

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Mengharu Rindu

17 Februari 2022   08:14 Diperbarui: 17 Februari 2022   08:17 92
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Di titik ini, detik ini

Hatiku masih sama

Masih terasa hampa dan duku kerap menyapa

Seperti waktu yang berlalu

Menyisakan pilu karena kepergianmu

Aku masih seperti dulu

Saat segalanya terlihat abu abu di netraku

Tanpa petunjuk dan petuahmu

Cahya kehidupan telah padam sejak tiadamu

Hingga semua terasa kelam dalam bisu

Mak, Pak

Tiada kata yang dapat mewakili isi hati

Yang dipenuhi oleh rasa rindu

Akan senyum lembutm juga hangat pelukmu

Meski kutahu yang telah pergi takkan mungkin kembali

Hanya bait bait doa yang dapat kugulirkan disetap hela nafasku

Berharap mampu meredam gejolak rindu yang mengharu

Hingga kudapat berdamai dengan hati

dan sejuta serpihan cerita yang abadi dalam jejak langkahku

Mak, Pak

Seraut wajahmu yang membayang

kian menguatkanku

dalam menapaki sisa hidup yang kutuju.

Pagatan (Tanbu), 17 Februari 2022

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun