Mohon tunggu...
Fauzi Albarra
Fauzi Albarra Mohon Tunggu... Penulis - Peminat Ilmu Psikologi

Trainer Author Mindset Motivator Pembelajar

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Krisis Tersenyum, Warga di Negara Ini Sampai Ikut Kursus Mahal

5 Juni 2023   23:00 Diperbarui: 5 Juni 2023   23:20 341
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
(Foto: REUTERS/Kim Kyung-Hoon)

Pada tulisan sebelumnya saya suguhkan topik bahwa suasana hati bisa diubah dengan gerakan yang salah satu contohnya adalah senyum yang dapat menciptakan suasana hati menjadi riang. Eh, hari ini, Senin 5 Juni 2023, muncul di berbagai media nasional bahwa sejumlah orang di Jepang, hingga mengikuti kursus agar mudah tersenyum. Lalu, apakah tersenyum itu sulit, butuh keahlian khusus hingga harus kursus? Ini menarik.

Sebelumnya izin saya tuliskan di sini kutipan berita dari voaindonesia.com, bahwa di salah satu kelas Keiko Kawano baru-baru ini, lebih dari belasan siswa sekolah seni Tokyo memegang cermin di depan wajah mereka untuk belajar tersenyum. Kawano sebagai instruktur senyum melihat lonjakan permintaan tersebut di Jepang pasca dunia memutuskan untuk tak lagi menggunakan masker usai pandemic COVID-19 usai.

Himawari Yoshida, 20 tahun, salah satu siswa sekolah itu, mengatakan dia perlu memperbaiki senyumnya. Dia mengambil kelas itu sebagai bagian dari kursus sekolahnya untuk mempersiapkan mereka menghadapi pasar kerja. "Saya tidak banyak menggunakan otot wajah saya selama COVID, jadi ini latihan yang bagus," kata Himawari Yoshida.

Perusahaan Kawano Egaoiku - secara harfiah berarti "Pendidikan Senyuman" - mengalami lonjakan permintaan lebih dari empat kali lipat dibandingkan tahun lalu. Pelanggan mereka berasal dari berbagai latar belakang, mulai dari perusahaan yang mencari tenaga penjualan yang lebih mudah didekati dan pemerintah daerah yang ingin meningkatkan kesejahteraan penduduknya. Pelajaran yang memakan waktu satu jam itu dipatok seharga 7.700 yen atau sekitar Rp800.000. 

Membaca berita di atas, dapat disadari bahwa senyum memiliki peranan penting dalam kehidupan. Bisa dibayangkan, karena pentingnya biaya kursus senyum dalam 1 jam dibandrol 800.000 rupiah. Wow!

Lalu mengapa orang menjadi sulit tersenyum dan perlu belajar hingga mengambil kelas kursus berbayar mahal, ini akibat repetisi wajah datar alias tidak tersenyum, sehingga wajah datar menjadi sikap dan perilaku otomatis. Berita ini tentu saja bisa menjadi peringatan bagi kita. Selama ini kita lebih banyak menggunakan wajah datar atau tersenyum. Jika hidup kita lebih banyak tidak tersenyum, maka sangat mungkin sulit tersenyum. Artinya tersenyum ini bisa dibilang tidak terkait dengan peristiwa, tetapi bagaimana tetap tersenyum dengan begitu randomnya peristiwa hidup.

Saya meyakini bahwa mereka mengikuti kursus agar memiliki senyuman yang tepat. Yaitu senyuman yang secara otomatis membuat suasana hati diri dan orang lain senang. Senyum yang salah bisa ditafsirkan berbeda. Alih alih menyenangkan diri dan orang lain, tetapi feedback yang diterima menjadi berbeda.

Tips Tersenyum

Terkait senyum ini, saya sendiri mempraktikan tips yang pernah disampaikan oleh Teddi Prasetya Yuliawan. Ia seorang penulis buku laris NLP "The art of nejoying life" juga sebagai founder dari Indonesia NLP Society. Kata Teddi, gunakan senyum 3225. Rumus senyum ini tidak hanya membuat suasana hati kita riang juga dapat menjadi pintu gerbang kepercayaan orang lain terhadap kita. Tentu adalah impian bahwa hidup kita selalu riang gembira ditambah kita mendapat kepercayaan dari orang lain.

Lalu apa itu rumus senyum 3225? 

Pertama, tiganya adalah bahwa tersenyum dilakukan pada jarak sekira tiga meter dari orang yang berhadapan atau berbapasan dengan kita. Kedua, 22 artinya bentuk senyumnya itu dengan menarik bibir kiri kira kira dua centi meter ke kiri dan dua centimeter ke kanan. Artinya ini senyum lepas, senyum ikhlas, senyum berseri. Baik yang pertama maupun yang kedua ini tidak perlu diukur juga pakai penggaris hehe. Cukup diperkirakan saja. Kemudian angka limanya adalah durasi waktu tersenyum yang cukup dengan lima detik saja.

Kesimpulan dari rumus ini adalah ketika kita berhadapan atau berpapasan dengan orang lain, tersenyumlah pada jarak kira kira tiga meter dengan senyuman berseri dan cukup 5 detik saja. Di sini bisa ditafsirkan bahwa bukan lamanya senyum, tetapi seringnya tersenyum pada saat berhadapan dengan orang lain. Jika sering dilakukan pada saat berhadapan dengan orang lain, itu berarti terjadi repetisi dan dari repetisi ini menjadi kebiasaan dan dari kebiasaan atau habit menjadi perilaku otomatis. Kalau sudah begitu tentu tidak perlu dong merogoh kocek dalam hanya untuk kursus senyum, hehe.

Soal kesulitan senyum ini, kita juga bisa perhatikan diri kita atau di sekitar kita. Pasti ada orang yang terlihat selalu tersenyum dan ada juga orang yang mukanya selalu datar, seperti sulit tersenyum. Nah, kalau sahabat yang baca ini masuk kategori yang mana nih? Yang mudah senyum atau yang kesulitan tersenyum?

Sejak saat ini, yuk latih diri kita untuk melemparkan senyuman kepada setiap orang yang berhadapan dengan kita. Soal metode senyum silakan cari yang lebih mudah ya. Yang terpenting adalah senyumnya berseri, lepas dan ikhlas. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun