Mohon tunggu...
Fauzi Albarra
Fauzi Albarra Mohon Tunggu... Penulis - Peminat Ilmu Psikologi

Trainer Author Mindset Motivator Pembelajar

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Suasana Hati Dapat Diubah oleh Gerakan

5 Juni 2023   03:08 Diperbarui: 5 Juni 2023   07:17 328
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Malam ini tulisan yang disajikan singkat aja. Masih tentang 'Emosi'. Tentang sejumlah kondisi perasaan hati, seperti marah, sedih, lemas, malas, semangat, gembira, senang, riang, sayang, cinta, takut, dll. 

Saya coba mulai dengan kalimat Tung Desem Waringin (TDW) yang disampaikan pada saat seminar di Kota Cilegon 10 tahun lalu, dimana saya menjadi salah satu pesertanya. Kata TDW  "Our emotian is created by our motion" bahwa kondisi emosi itu diciptakan oleh gerakan. Artinya bahwa kondisi emosi (psikologi) kita bisa diintervensi oleh gerakan (fisiologi). Dari malas jadi semangat, dari sedih jadi gembira, dari takut jadi berani, dan sebagainya. 

Ketika seminar itu, penjelasan tidak terlalu banyak tapi cukup bisa dimengerti bahwa kalimat itu bisa menjadi alat mengubah suasana hati seketika. TDW juga menyebut bahwa kalimat itu ia dapatkan dari gurunya Anthony J Robbins atau Tony Robbins. Ia adalah motivator terkenal dunia sekaligus seorang penulis terlaris dan penasehat para pemimpin dunia.  Karena penasaran dengan yang disampaikan TDW, kemudian saya pelajari lebih dalam dari Thonny Robbins melalui buku buku larisnya.  

Thonny Robbins juga merupakan master NLP (Neuro-Linguistic Programming). NLP singkatnya adalah suatu metode memprogram pikiran menggunakan bahasa verbal maupun non verbal, sehingga setiap manusia bisa memiliki pola pikir baru, keyakinan baru, gaya komunikasi yang baru, kebiasaan-kebiasaan baru dan perilaku yang lebih baik, lebih menjamin kesuksesan dan kebahagiaan hidup. 

Ternyata kalimat 'Our emotion created by our motion' tersebut selaras dengan salah satu dari 20 presuposisi NLP. Presuposisi dalam NLP adalah anggapan yang dirasa benar dan kita yakini begitu saja, kita dapat menerimanya tanpa membantah, tanpa membuktikan terlebih dahulu dan tanpa berdebat lama-lama. Salah satu prosuposisi NLP itu adalah 'Mind and Body inevitaby and inescapably affect each other' artinya adalah pikiran dan tubuh adalah satu kesatuan yang mau tidak mau saling mempengaruhi satu sama lain.

Emosi atau suasana perasaan adalah salah satu bentuk pikiran yang dihasilkan dari program neuro (sel otak).  Nah, suasana perasaan itu bisa tergambar dari fisiologi seseorang. 

Coba bayangkan bagai mana orang yang perasaannya senang. Pasti terlihat dari fisiologinya. Mimik wajahnya tersenyum berseri dengan nafas melambat. Coba bayangkan lagi ketika orang marah atau kecewa. Pasti terlihat juga dari fisiologinya, mukanya muram, nafasnya cepat.  Pun demikian dengan kondisi perasaan lainnya, bisa terlihat dari fisiologinya.

Nah, uniknya dari kalimat TDW yang dikuatkan dengan presuposisi NLP di atas. Orang yang baru mendapatkan informasi mengecewakan, kemudian mimik wajahnya diarahkan tersenyum, maka seketika suasana hati berubah. Ketika tersenyum suasana perasaan juga menjadi riang. Dan ketika wajahnya diarahkan muram, informasi peristiwa itu menjadi lebih kuat dan perasaan kecewa semakin muncul.

Makannya ada istilah umum yang sering kita dengar. "Kalau ada yang ngomongin di belakang, ya udah senyumin aja". Senyum adalah obat pada saat kita dikecewakan, tenang diam itu adalah obat pada saat kita marah. Senyum mengubah suasana hati kecewa menjadi riang. Tenang dapat mengubah suasana hati yang sedang marah jadi ramah. Gak percaya? Coba deh!

Yuk kita sama sama latihan supa menjadi terbiasa dan jika terbiasa menjadi habit dan jika sudah habit bisa menjadi perilaku sehari hari. Toh ada orang yang dikecewakan, ia meresponsnya dengan tersenyum.

Oh iya! Hati yang dimaksud bukan organ liver atau jantung yang ada di dalam tubuh kita, tetapi perasaan emosional yang bersumber dari pikiran.  []

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun