Mohon tunggu...
Fauzi Albarra
Fauzi Albarra Mohon Tunggu... Penulis - Peminat Ilmu Psikologi

Trainer Author Mindset Motivator Pembelajar

Selanjutnya

Tutup

Worklife

Perhatikan! Emosi Menentukan Nasib Hingga 88 Persen

4 Juni 2023   00:09 Diperbarui: 4 Juni 2023   00:53 270
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bisa dibilang bahwa amygdala bisa tenang jika hipocampus memberikan makna yang menenangkan. Dengan demikian, patut dipertimbangkan ketika ada kata kata bijak "Ambil hikmahnya dari setiap kejadian". Maksudnya adalah berikan makna yang baik pada setiap kejadian. Artinya, berikan kesempatan nalar atau kesadaran untuk mempertimbangkan respons atau makna yang dikeluarkan. Misalnya, ada orang yang menghina. Dari peristiwa itu ada yang memaknainya betul betul penghinaan, sehingga respons yang diberikan balik menghina atau bahkan memukul hingga membunuh; Ada juga yang mengabaikan hinaan dengan dengan memaknai bahwa orang yang dihina (terdzalimi diijabah doanya) atau juga menganggap orang yang menghina tidak banyak mengetahui dirinya.

Mengatasi Emosi

Emosi memunculkan rasa sedih, marah, takut, cemas, nafsu, cinta, kasih, sayang dan lainnya. Emosi tersebut datang silih berganti bergantung informasi yang diterima pancaindra. Setiap orang perlu berlatih mengendalikan arah emosi agar terhindar dari keputusan dan tindakan spontanitas yang membahayakan. Gunakan kesadaran berpikir (nalar) untuk menilai informasi sehingga respons keputusan dan tindakan yang diberikan betul betul atas dasar penuh kesadaran. Sirkuit emosi berlangsung cepat, oleh karenanya butuh latihan.

1. Setiap ada informasi yang tidak mengenakan yang menimpa seseorang, berlatihlah untuk tidak memercayai respons awal. Jadi, tahan emosi, berikan kesempatan pikiran sadar menilai.

2. Jika diperiksa menggunakan alat Electroencephalogram (EEG), otak memiliki gelombang. Gelombang Beta (berkecepatan 12-30 Hz) yang terjadi saat fokus berpikir atau bekerja, Alpha  (8-12 Hz) saat relaksasi, meditasi, atau melamun. Kemudian gelombang Theta (3-8 Hz) terjadi saat tidur dengan mimpi, dan Delta (0,5-3 Hz) yang terjadi saat tidur lelap. Semakin rendah gelombang, respons terhadap emosi juga semakin lambat. Maka sering sering lah mengarahkan gelombang otak dalam kondisi Alpha, seperti berdzikir, mendengarkan musik relaksasi, memvisualisasikan ide dan aktivitas membangun ketenangan lainnya. 

Pengaruh emosi terhadap keputusan, tindakan hingga menentukan nasib seseorang sangat besar. Para ahli menyebutnya hingga mencapai 88 persen. Ketika informasi membangunkan amygdala, segeralah bernafas lembut kemudian hembuskan secara perlahan dan ulangi beberapa kali hingga relaks.  Ketahuilah bahwa nalar atau kesadaran secara otomatis terbajak, sehingga seseorang baru sadar melakukan kesalahan setelah melakukan tindakan. Maka teruslah latih diri untuk tetap dalam ketenangan jiwa agar mudah mengakses pikiran rasional.  Dalam hidup, ada tiga senjata pada otak kita yang bisa dipilih untuk digunakan dalam menyelesaikan masalah. Pertama Reptilian Brain (otak ego), Mid Brain (otak emosi), dan ketiga Neokortek (otak rasional/dialog). 

Tulisan ini tentu jauh dari kesempurnaan, bagi kompasianers yang kiranya dapat menyempurnakan, silakan melalui kolom komentar. []canva.com

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun