Bisa dibilang bahwa amygdala bisa tenang jika hipocampus memberikan makna yang menenangkan. Dengan demikian, patut dipertimbangkan ketika ada kata kata bijak "Ambil hikmahnya dari setiap kejadian". Maksudnya adalah berikan makna yang baik pada setiap kejadian. Artinya, berikan kesempatan nalar atau kesadaran untuk mempertimbangkan respons atau makna yang dikeluarkan. Misalnya, ada orang yang menghina. Dari peristiwa itu ada yang memaknainya betul betul penghinaan, sehingga respons yang diberikan balik menghina atau bahkan memukul hingga membunuh; Ada juga yang mengabaikan hinaan dengan dengan memaknai bahwa orang yang dihina (terdzalimi diijabah doanya) atau juga menganggap orang yang menghina tidak banyak mengetahui dirinya.
Mengatasi Emosi
Emosi memunculkan rasa sedih, marah, takut, cemas, nafsu, cinta, kasih, sayang dan lainnya. Emosi tersebut datang silih berganti bergantung informasi yang diterima pancaindra. Setiap orang perlu berlatih mengendalikan arah emosi agar terhindar dari keputusan dan tindakan spontanitas yang membahayakan. Gunakan kesadaran berpikir (nalar) untuk menilai informasi sehingga respons keputusan dan tindakan yang diberikan betul betul atas dasar penuh kesadaran. Sirkuit emosi berlangsung cepat, oleh karenanya butuh latihan.
1. Setiap ada informasi yang tidak mengenakan yang menimpa seseorang, berlatihlah untuk tidak memercayai respons awal. Jadi, tahan emosi, berikan kesempatan pikiran sadar menilai.
2. Jika diperiksa menggunakan alat Electroencephalogram (EEG), otak memiliki gelombang. Gelombang Beta (berkecepatan 12-30 Hz) yang terjadi saat fokus berpikir atau bekerja, Alpha (8-12 Hz) saat relaksasi, meditasi, atau melamun. Kemudian gelombang Theta (3-8 Hz) terjadi saat tidur dengan mimpi, dan Delta (0,5-3 Hz) yang terjadi saat tidur lelap. Semakin rendah gelombang, respons terhadap emosi juga semakin lambat. Maka sering sering lah mengarahkan gelombang otak dalam kondisi Alpha, seperti berdzikir, mendengarkan musik relaksasi, memvisualisasikan ide dan aktivitas membangun ketenangan lainnya.Â
Pengaruh emosi terhadap keputusan, tindakan hingga menentukan nasib seseorang sangat besar. Para ahli menyebutnya hingga mencapai 88 persen. Ketika informasi membangunkan amygdala, segeralah bernafas lembut kemudian hembuskan secara perlahan dan ulangi beberapa kali hingga relaks. Â Ketahuilah bahwa nalar atau kesadaran secara otomatis terbajak, sehingga seseorang baru sadar melakukan kesalahan setelah melakukan tindakan. Maka teruslah latih diri untuk tetap dalam ketenangan jiwa agar mudah mengakses pikiran rasional. Â Dalam hidup, ada tiga senjata pada otak kita yang bisa dipilih untuk digunakan dalam menyelesaikan masalah. Pertama Reptilian Brain (otak ego), Mid Brain (otak emosi), dan ketiga Neokortek (otak rasional/dialog).Â
Tulisan ini tentu jauh dari kesempurnaan, bagi kompasianers yang kiranya dapat menyempurnakan, silakan melalui kolom komentar. []canva.com
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H