Mohon tunggu...
fauzhan nur
fauzhan nur Mohon Tunggu... Lainnya - Remaja yang sudah puber

Menulis sebagai kesenangan.

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Nestapa Negeri Absurd

24 Juni 2020   16:34 Diperbarui: 24 Juni 2020   16:48 57
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Terbitnya tak membawa kesejukan lagi

Kecemasan dengan nada-nada penderitaan kaum proletar

Buruh nampak mulai putus asa dengan keadaan

Yang digenggam bukan benda penting untuk menghidupi mimpi

Tangan kanannya mengepal harapan

Dan yang lainnya mengepal untuk ketidaksetaraan

Negeriku kini sedang tidak baik-baik saja

Keserakahan dan sentral egoisme menggebu

Bencana dan murka tuhan mungkin adalah sinonim baru

Dengan segala hal yang menjadikannya presisi dan logis

Luka-luka yang dilukai oleh saudara sendiri

Negeriku kini sedang berperang, tapi tidak dengan bangsa asing

Sudah pasti dengan bangsanya sendiri

Negeriku kini sedang tidak baik-baik saja

Segala doa dan harap dilantunkan dengan manja

Aku adalah mereka

Hidup hanya tentang itu-itu saja

Hanya tentang kemajemukan yang tak terhingga

Berbaur menyatukan teriak-teriakan lewat udara

Ahhh! sungguh negeri yang absurd dan nestapa

Negeriku kini sedang tidak baik-baik saja

Mereka menunduk mengemis hingga menangis

Menyayangkan apa-apa yang sedang patah

Mendoakan apa-apa yang sedang terjadi

Mengharapkan harapan yang tak pasti

Negeriku kini sedang tidak baik-baik saja

Oh.. Tuhan ataupun Dewa

Kabulkanlah doa-doa dari kami

Para pencari restu semesta lewat temaram

Dan pembuat dosa secara terang-terangan

Negeriku kini sedang tidak baik-baik saja

Nestapa dan Absurd dimana-mana

Karya : Fauzhan Nur

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun