Mohon tunggu...
Fauzan Tamar
Fauzan Tamar Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

RESEP 2017, Sebuah Pengalaman Baru

16 Januari 2018   21:19 Diperbarui: 17 Januari 2018   06:17 426
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sebelum memulai, izinkan saya sedikit menceritakan pengalaman maupun pandangan saya menngenai kegiatan yang saya ikuti ini. Pada dasarnya, kegiatan yang kami ikuti ini merupakan sebuah proses untuk menjadi bagian dari Keluarga Mahasiswa Fakultas Farmasi Universitas Hasanuddin. Kegiatan yang kami ikuti ini meliputi 3 tahap, yaitu RESEP (Reformulasi Sikap, Etika, dan Pola Pikir), OBAT, dan PDKMF. Sebelum RESEP sendiri kami mengikuti kegiatan Pra-RESEP, yaitu berupa pemberian materi serta penanaman nilai-nilai dasar yang dibutuhkan oleh seorang mahasiswa, khususnya mahasiswa farmasi. Kegiatan Pra-RESEP sendiri dilaksanakan oleh kakak OC, yang merupakan kakak angkatan 2016 dan diawasi dan dikordinasikan jalannya oleh kakak SC. Kegiatan ini pula telah mendapatkan persetujuan oleh pihak-pihak BEM dan Dosen, sehingga memiliki izin resmi atas penyelenggaraannya.

Dalam kegiatan Pra-RESEP, ada banyak sekali pelajaran berupa pengalaman dan kenangan yang kami lewati. Melalui kegiatan itulah awalnya kita saling bisa mengenal antar teman per angkatan, dan bagaimana kami dapat menyikapi dan beradaptasi tentang situasi sulit dan dituntut untuk berpikir kritis serta tidak malu dan tidak segan ketika ingin berbicara di depan umum menyampaikan pandangan dan pikiran kita terhadap sesuatu yang mungkin kita anggap salah atau mengganjal di hati. Jujur saya paling ingat dengan satu kutipan yang disampaikan kepada kami dalam kegiatan Pra-RESEP: "Tidak ada pendapat yang salah dalam forum ini, yang salah adalah ketika kita berdiam diri dan tidak menyampaikan pendapat kita".

Setelah mengikuti kegiatan Pra-RESEP selama kurang lebih 2 bulan lamanya (Dan dengan mengorbankan jatah libur semester 1 kami), kami akhirnya mengikuti kegiatan RESEP setelah melalui serangkaian "drama" yang mengharukan. Kegiatan RESEP kami dilakukan di salah satu penginapan di daerah Malino. Yap, Malino, daerah yang terkenal dingin dan mimpi terburuk bagi orang seperti saya yang sangat tidak tahan dingin. Sedikit cerita, dulu saya pernah ke Malino sewaktu kecil selama 3 hari, dan selama 3 hari pula itu lah saya hanya berbaring karena kedinginan.

Setelah malam yang melelahkan di rumah angkatan kami, pada hari jumat, 5 Januari 2018, kami berkumpul di gedung Fakultas Farmasi untuk mengikuti acara pembukaan. Setelah sholat jumat, kami segera menuju mobil truk yang akhirnya meluncur ke Malino. Selama perjalanan, kami tersiksa oleh lamanya waktu perjalanan ditambah lagi kami sempat singgah sebentar karena sholat dan masalah teknis. Akhirnya, perjalanan kami yang dimulai pada jam 2 malah tiba pada jam 8 malam. Dan selama perjalanan itulah, saya sudah merasakan hawa-hawa dingin yang tidak mengenakkan bagi saya.

Setelah sampai, kami segera turun dan disuruh untuk bergandengan tangan, takutnya ada teman kami yang "diculik" oleh kakak senior. Hawa dingin yang tidak mengenakkan membuat kepala saya pusing, namun setelahnya saya bersyukur karena aula yang kami tempati ternyata bersuasana hangat. Setelah makan malam, kami akhirnya duduk per GB dan mendapatkan materi dari salah satu dosen kami. Setelah materi, kami akhirnya diberi kesempatan untuk tidur dan beristirahat.

Oke, hari pertama selesai, waktunya hari kedua. Subuhnya, kami dibangunkan dan segera sholat subuh di bangunan sebelah. Suasana dingin dan air dingin kembali menyiksa saya. Setelah mendengarkan kultum dari salah satu kakak senior kami, kami kembali ke aula dan mengadakan FGD dengan kakak mentor OC kami. Setelah agak pagi, segera kami menuju ke kegiatan selanjutnya, yaitu kegiatan dimana kami mendiskusikan suatu materi yang telah diberikan sebelumnya, dan kami mendiskusikannya bersama kakak senior. Dikala itu GB saya, GB4, bersama GB11 mendapat bagian untuk berdiskusi bersama kakak angkatan 2014 (Hios14min). Kami mendiskusikan materi berupa mahasiswa ideal, yang pada saat itu kami membahas mengenai apa itu mahasiswa ideal secara umum, tanpa melihat pada pandangan individu semata. Melalui diskusi itu, kami mendapatkan beberapa kriteria dari mahasiswa ideal, diantaranya:

Mampu keluar dari zona nyaman dan berani mengambil resiko

Bermanfaat bagi diri sendiri dan orang lain

Dapat menyeimbangkan akademik dan sosial

Ikut andil dalam perubahan ke arah yang lebih baik

Mampu beradaptasi

Amanah dan bertanggung jawab

Selalu bisa mengembangkan dirinya

RAKUS (Rasional, Analitik, Kritis, Universal, dan Sistematis)

Mampu manajemen waktu yang baik

Bersama poin-poin itu, kami membuat presentase dan mempresentasekan hasil diskusi kami di depan teman-teman kami. Tidak banyak yang bisa kami ceritakan, tapi presentase berjalan baik dan teratur dari tiap-tiap kelompoknya.

Segera setelah itu, kami akhirnya mengadakan "event" terpuncak dari kegiatan RESEP ini, yaitu Maba Show. Yang berupa kegiatan panggung yang sebelumnya di Pra-RESEP telah kami berlatih dengan serius dan bersungguh-sungguh. Kegiatan kami meliputi Paduan Suara, Drama, Pudabi (Puisi dan Drama Bisu), Cup Song, Perkusi, Duet (atau Solo?), Vocal Grup, Medley, dan Dance. Saat Maba Show sendiri, posisi kami sudah diatur sedemikian rupa agar semuanya terstruktur dan terjadwal. Selama Maba Show, jujur saya merasa agak kecewa, karena buruknya masalah teknis yaitu kondisi sound system nya tidak maksimal, sehingga kadang mic yang terpasang terputus-putus bahkan tidak jelas suaranya. Namun setidaknya apa yang sudah kami perjuangkan telah terbayarkan dan telah selesai. Setelah Maba Show, kami pun beristirahat dengan posisi saling berpegangan tangan, dan kami pun dibangunkan pada jam 2 malam.

Segera seakan belum lama kami tidur, kami dibangunkan dengan toa (?) pada jam 2 malam untuk mengikuti acara penanaman nilai-nilai dasar (Yang beberapa orang sebut jurit malam). Pada malam itu, kami dibagi per 2 GB untuk jalan bersama-sama menuju 5 pos yang tiap posnya terdapat nilai-nilai dasar yang diharapkan ditanamkan kepada kami. Tiap-tiap dari pos itu merupakan perwakilan angkatan yang ikut serta dalam RESEP 2017 ini, yaitu kakak-kakak Alumni yang mengajarkan kepemimpinan, pos kakak 2012 (Desintegrato12) yang mengajarkan loyalitas, pos kakak 2013 (Theo13romine) yang mengajarkan solidaritas, pos kakak 2014 (Hios14min) yang mengajarkan kebenaran, dan pos kakak 2015 (Poi15on) yang mengajarkan tanggung jawab. Berbagai pelajaran kami ambil dari tiap pos itu meskipun pada saat itu jujur saya masih dalam keadaan setengah sadar.

Setelah mengikuti penanaman nilai, kami pun sholat subuh dan diberikan waktu untuk beristirahat sekitar 2 jam. Setelah beristirahat, kami bangun dan sarapan pagi, lalu mengikuti outbond di luar. Outbond ini merupakan lomba-lomba yang diikuti oleh maba untuk mengisi waktu pagi dan sedikit refreshing. Ada lomba, ada kompetisi, dan ada yang kalah. Dan bagi yang kalah, "hukumannya" adalah minum Scooty ori yang rasanya "wah" sekali. Selain itu kadang peserta outbond yang diminta adalah kakak-kakak senior yang diminta untuk ikut bertanding.

Seluruh kegiatan yang telah kami lalui telah terstruktur, maka selanjutnya adalah pengenalan angkatan. Sambil menyanyikan sambutan kami, kakak senior masuk dan memberikan pengenalan angkatannya kepada kami, dimulai dari kakak 2012 (Desintegrato12), kakak 2013 (Theo13romine),kakak 2014 (Hios14min), dan kakak 2015 (Poi15on). Masing-masing dari kakak-kakak angkatan tersebut menceritakan kisah angkatannya sendiri, yang jika dilihat penuh dengan kisah dan solidaritas yang kuat. Kakak-kakak juga berpesan kepada kami agar angkatan kami harus menjadi angkatan yang solid dan saling bahu-membahu membantu dan saling merangkul dengan kesulitan.

Terakhir, setelah seluruh rangkaian itu, kami pun dijadwalkan pulang. Kami kembali naik ke mobil truk untuk kembali ke Universitas Hasanuddin, dan kembali ke tempat masing-masing setelahnya.

Berbagai pengalaman yang terjadi di RESEP ini tentu memberikan saya banyak pelajaran. Melalui RESEP, kami tidak hanya mendapatkan pelajaran dari acara penanaman nilai pada malam hari itu, tapi diantaranya pada tiap detik dari kegiatan RESEP kami selalu mendapatkan pelajaran. Bagaimana kami menjaga kekompakan dan solidaritas dari angkatan kami, bagaimana kami belajar untuk saling menghargai dan menghormati orang yang lebih tua, bagaimana kami belajar untuk lebih menghargai waktu, disiplin, dan terjadwal, bagaimana kami diajarkan untuk memiliki rasa tanggung jawab pada diri masing-masing maupun orang lain, dan bagaimana kami diajarkan bahwa yang berada di sampingmu pada saat ini adalah teman angkatanmu yang akan membantumu disaat-saat kesulitan.

Tentu saja pengalama RESEP 2017 ini memberikan saya pandangan baru mengenai bagaimanakah kehidupan saya untuk kedepannya selama di farmasi. Pandangan saya pada KEMAFAR-UH, saya ingin menjadi bagian dari KEMAFAR-UH sebagai wadah untuk menemukan minat dan bakat saya. Sebagaimana yang diajarkan oleh salah satu kakak senior kami, bahwa orang hebat adalah orang yang bisa keluar dari zona nyamannya dan membuat zona nyaman baru, namun keluar dari zona nyaman yang dimaksud adalah orang itu melihat bahwa ada potensi lain dari dalam dirinya dan dia tahu bahwa jika ia dapat mengembangkan potensi itu, oleh karena itu ia keluar dari zona nyamannya untuk mengembangkan potensi yang ia miliki tersebut. Oleh karena itu dalam 4 tahun kedepan, saya ingin menjadi orang yang bisa berguna di KEMAFAR-UH dalam bidang apapun itu, dan di saat yang bersamaan saya ingin mengembangkan potensi diri saya karena KEMAFAR-UH, dengan begitu akan terjalin suatu simbiosis mutualisme. Sedangkan harapan saya secara umum untuk 4 tahun kedepannya sebagai mahasiswa farmasi, saya ingin melihat dunia kefarmasian Indonesia menjadi lebih maju, dimana apoteker tidak lagi dipandang sebelah mata dan para apoteker dapat lebih berkompeten guna mempertanggung jawabkan dirinya kepada masyarakat sebagai seorang "Pemilik ilmu" . Hal ini juga mencakup kepada perubahan mindset masyarakat kepada farmasi yang lebih positif serta terjalinnya komunikasi yang relevan antara masyarakat dan pelayanan kesehatan, yang tentu saja meliputi seorang farmasis. Hal ini sesuai dengan apa yang sudah saya tuangkan dalam artikel sebelumnya, bahwa untuk mencapai Indonesia Sehat 2025 butuh perjuangan dan harus terjalin komunikasi yang baik antar seluruh sektor pihak-pihak yang bekerja pada bidang pelayanan kesehatan. Apoteker dituntun untuk dapat terjun langsung dalam pemberian pelayanan kesehatan, tidak hanya duduk menunggu pembeli di apotek.

Akhir kata, inilah kisah yang saya tuangkan dalam curhatan pendek ini, semoga apa yang saya telah lalui bersama teman-teman saya dapat diambil pelajaran positifnya dan semoga hal-hal negatifnya dapat kami perbaiki tahun depat selaku pengurus kepanitiaan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun