Mohon tunggu...
Muhamad FauzanIbnu
Muhamad FauzanIbnu Mohon Tunggu... Programmer - Mahasiswa

Muhamad Fauzan Ibnu Syahlan 41520010219 Frontend Developer, memiliki experience 1 tahun di bindang yang telah di sebut dan sedang mencari freelance

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud Pilihan

Gaya Kepemimpinan pada Upaya Pencegahan Korupsi di Indonesia

12 November 2023   13:22 Diperbarui: 12 November 2023   17:41 405
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Illustrasi oleh Veii Rehanne Martinez

Korupsi merupakan salah satu permasalahan yang masih menjadi tantangan besar bagi Indonesia. Berdasarkan data dari Transparency International, Indonesia menempati peringkat ke-102 dari 180 negara dalam Indeks Persepsi Korupsi (CPI) tahun 2022. Hal ini menunjukkan bahwa Indonesia masih memiliki tingkat korupsi yang cukup tinggi.Korupsi dapat menimbulkan berbagai dampak negatif bagi masyarakat, antara lain:

  • Menghambat pertumbuhan ekonomi. Korupsi dapat menghambat pertumbuhan ekonomi dengan cara mengurangi investasi dan meningkatkan biaya produksi.
  • Menurunkan kualitas pelayanan publik. Korupsi dapat menurunkan kualitas pelayanan publik dengan cara mengurangi alokasi anggaran untuk pelayanan publik dan meningkatkan birokrasi.
  • Meningkatkan kemiskinan dan ketimpangan sosial. Korupsi dapat meningkatkan kemiskinan dan ketimpangan sosial dengan cara mengurangi pendapatan pemerintah yang dapat digunakan untuk membantu masyarakat miskin dan meningkatkan kesenjangan antara yang kaya dan yang miskin.
  • Menurunkan kepercayaan masyarakat terhadap pemerintah. Korupsi dapat menurunkan kepercayaan masyarakat terhadap pemerintah dengan cara mengurangi legitimasi pemerintah dan meningkatkan ketidakpercayaan masyarakat terhadap aparat penegak hukum.

Upaya pencegahan korupsi dapat dilakukan melalui berbagai cara, antara lain:

  • Peningkatan kesadaran moral dan etika
  • Penerapan sistem pemerintahan yang bersih dan transparan
  • Penegakan hukum yang tegas dan adil
  • Peningkatan partisipasi masyarakat

Peningkatan kesadaran moral dan etika merupakan salah satu upaya penting untuk mencegah korupsi. Masyarakat perlu dididik untuk memahami nilai-nilai moral dan etika yang baik, sehingga mereka akan terhindar dari perbuatan korupsi. Penerapan sistem pemerintahan yang bersih dan transparan juga merupakan upaya penting untuk mencegah korupsi. Sistem pemerintahan yang bersih dan transparan akan membuat pejabat publik lebih sulit untuk melakukan korupsi. Penegakan hukum yang tegas dan adil juga merupakan upaya penting untuk mencegah korupsi. Pejabat publik yang terbukti melakukan korupsi harus dihukum secara tegas dan adil, sehingga akan memberikan efek jera bagi pejabat publik lainnya. Peningkatan partisipasi masyarakat juga merupakan upaya penting untuk mencegah korupsi. Masyarakat perlu berperan aktif dalam mengawasi kinerja pemerintah dan melaporkan setiap indikasi korupsi. Dengan berbagai upaya tersebut, diharapkan Indonesia dapat terbebas dari korupsi dan menjadi negara yang adil dan makmur bagi seluruh rakyatnya.

Salah satu upaya yang dapat dilakukan untuk mencegah korupsi adalah dengan memperkuat kepemimpinan. Kepemimpinan yang baik dapat menciptakan lingkungan yang kondusif bagi terciptanya integritas dan akuntabilitas Dalam konteks Indonesia, gaya kepemimpinan Catur Murti yang diajarkan oleh RM Sosrokartono dapat menjadi salah satu alternatif yang dapat dipertimbangkan untuk memperkuat upaya pencegahan korupsi. 

Illustrasi oleh Veii Rehanne Martinez
Illustrasi oleh Veii Rehanne Martinez

Catur Murti adalah ajaran tentang kepemimpinan yang menekankan pada pentingnya keseimbangan antara pikiran, perasaan, perkataan, dan perbuatan. Ajaran ini berakar pada filsafat Jawa yang menjunjung tinggi nilai-nilai kebenaran, kejujuran, dan keadilan.

Prinsip-prinsip Catur Murti dapat diterapkan dalam upaya pencegahan korupsi melalui berbagai cara, antara lain:

  • Mengembangkan kepemimpinan yang berorientasi pada kebenaran. Pemimpin yang berorientasi pada kebenaran akan selalu bertindak sesuai dengan nilai-nilai kebenaran dan keadilan. Hal ini dapat mencegah terjadinya korupsi yang merupakan perbuatan yang bertentangan dengan nilai-nilai kebenaran.

Contoh penerapan prinsip ini dalam upaya pencegahan korupsi adalah pemimpin yang menolak untuk menerima suap dan gratifikasi, serta pemimpin yang berani mengambil keputusan yang benar meskipun merugikan kepentingan pribadi atau golongannya. 

  • Meningkatkan kesadaran moral dan etika. Pemimpin yang memiliki kesadaran moral dan etika yang tinggi akan lebih mampu menahan diri untuk tidak melakukan korupsi. Hal ini dapat dicapai melalui berbagai cara, antara lain pendidikan moral dan etika, serta penguatan nilai-nilai religius.

Contoh penerapan prinsip ini dalam upaya pencegahan korupsi adalah melalui penyelenggaraan pelatihan etika bagi aparatur sipil negara (ASN) dan penyelenggara negara lainnya. Selain itu, pemerintah juga dapat memperkuat nilai-nilai religius dalam masyarakat melalui berbagai program keagamaan. 

  • Menciptakan lingkungan kerja yang bersih dan transparan. Pemimpin yang mampu menciptakan lingkungan kerja yang bersih dan transparan akan dapat mencegah terjadinya korupsi. Hal ini dapat dilakukan melalui berbagai cara, antara lain penerapan sistem dan prosedur yang ketat, serta pengawasan yang efektif.

Contoh penerapan prinsip ini dalam upaya pencegahan korupsi adalah melalui penerapan sistem lelang elektronik dan sistem pengadaan barang dan jasa yang transparan. Selain itu, pemerintah juga dapat memperkuat pengawasan terhadap kinerja ASN dan penyelenggara negara lainnya.

Penerapan gaya kepemimpinan Catur Murti dalam upaya pencegahan korupsi di Indonesia membutuhkan komitmen dan dukungan dari berbagai pihak, termasuk para pemimpin, masyarakat, dan pemerintah. Para pemimpin harus menjadi role model bagi masyarakat dengan menunjukkan perilaku yang berintegritas dan antikorupsi. Masyarakat juga harus berperan aktif dalam mengawasi kinerja para pemimpin dan melaporkan setiap indikasi korupsi. Pemerintah juga perlu menciptakan kebijakan dan regulasi yang mendukung penerapan gaya kepemimpinan Catur Murti di lingkungan pemerintahan dan masyarakat.

Dengan penerapan gaya kepemimpinan Catur Murti yang konsisten, diharapkan Indonesia dapat terbebas dari korupsi dan menjadi negara yang adil dan makmur bagi seluruh rakyatnya.

Selain gaya kepemimpinan Catur Murti RM Sosrokartono, ada beberapa gaya kepemimpinan lainnya yang memiliki nilai-nilai yang hampir sama, yaitu:  

  • Kepemimpinan transformasional

Kepemimpinan transformasional adalah gaya kepemimpinan yang menekankan pada pentingnya visi, inspirasi, dan pemberdayaan untuk memotivasi pengikut untuk mencapai tujuan bersama. Gaya kepemimpinan ini mirip dengan Catur Murti karena sama-sama menekankan pada pentingnya integritas, kejujuran, dan keadilan. 

Kepemimpinan transformasional dapat diterapkan dalam upaya pencegahan korupsi melalui berbagai cara, antara lain:

  • Mengembangkan visi dan misi yang jelas dan transparan. Pemimpin yang transformasional akan memiliki visi dan misi yang jelas dan transparan tentang apa yang ingin dicapai oleh organisasi. Hal ini dapat mencegah terjadinya korupsi yang merupakan perbuatan yang bertentangan dengan visi dan misi organisasi.

  • Menginspirasi pengikut untuk mencapai tujuan bersama. Pemimpin yang transformasional akan menginspirasi pengikutnya untuk mencapai tujuan bersama dengan cara menunjukkan perilaku yang berintegritas dan antikorupsi.

  • Memberdayakan pengikut untuk mengambil keputusan. Pemimpin yang transformasional akan memberikan kesempatan kepada pengikutnya untuk mengambil keputusan dan bertanggung jawab atas keputusan tersebut. Hal ini dapat membantu untuk mencegah terjadinya korupsi karena pengikut akan lebih berhati-hati dalam mengambil keputusan yang dapat merugikan organisasi.

  • Kepemimpinan autentisitas

Kepemimpinan autentisitas adalah gaya kepemimpinan yang menekankan pada pentingnya menjadi diri sendiri dan tulus dalam berinteraksi dengan pengikut. Gaya kepemimpinan ini mirip dengan Catur Murti karena sama-sama menekankan pada pentingnya kejujuran dan keadilan. 

Illustrasi oleh Veii Rehanne Martinez
Illustrasi oleh Veii Rehanne Martinez

Kepemimpinan autentisitas dapat diterapkan dalam upaya pencegahan korupsi melalui berbagai cara, antara lain:

  • Bersikap jujur dan terbuka kepada pengikut. Pemimpin yang autentik akan selalu bersikap jujur dan terbuka kepada pengikutnya, baik dalam hal baik maupun buruk. Hal ini dapat mencegah terjadinya korupsi karena pengikut akan lebih percaya kepada pemimpin yang jujur dan terbuka.

  • Menghargai dan menghormati pengikut. Pemimpin yang autentik akan menghargai dan menghormati pengikutnya tanpa memandang posisi atau status. Hal ini dapat menciptakan lingkungan kerja yang kondusif bagi terciptanya integritas dan akuntabilitas.

  • Menjadi role model bagi pengikut. Pemimpin yang autentik akan menjadi role model bagi pengikutnya dengan menunjukkan perilaku yang berintegritas dan antikorupsi.

  • Kepemimpinan servant

Kepemimpinan servant adalah gaya kepemimpinan yang berfokus pada pelayanan kepada pengikut. Gaya kepemimpinan ini mirip dengan Catur Murti karena sama-sama menekankan pada pentingnya mengutamakan kepentingan orang lain.

Kepemimpinan servant dapat diterapkan dalam upaya pencegahan korupsi melalui berbagai cara, antara lain:

  • Memprioritaskan kebutuhan pengikut. Pemimpin yang servant akan selalu memprioritaskan kebutuhan pengikutnya sebelum kebutuhan pribadinya. Hal ini dapat mencegah terjadinya korupsi karena pemimpin tidak akan menggunakan kekuasaannya untuk memperkaya diri sendiri.
  • Melayani pengikut dengan sepenuh hati. Pemimpin yang servant akan melayani pengikutnya dengan sepenuh hati dan tanpa mengharapkan imbalan. Hal ini dapat menciptakan lingkungan kerja yang kondusif bagi terciptanya integritas dan akuntabilitas.
  • Menempower pengikut untuk tumbuh dan berkembang. Pemimpin yang servant akan memberikan kesempatan kepada pengikutnya untuk tumbuh dan berkembang dengan cara memberikan pelatihan dan pengembangan. Hal ini dapat membantu untuk mencegah terjadinya korupsi karena pengikut akan lebih kompeten dalam menjalankan tugasnya.

Ketiga gaya kepemimpinan di atas memiliki nilai-nilai yang hampir sama dengan gaya kepemimpinan Catur Murti RM Sosrokartono. Oleh karena itu, ketiga gaya kepemimpinan ini dapat menjadi alternatif yang dapat dipertimbangkan untuk memperkuat upaya pencegahan korupsi di Indonesia.

Sumber:

  • "Catur Murti: Filsafat Kepemimpinan Jawa" oleh Apollo M.S.
  • "Prinsip-prinsip Catur Murti dalam Membangun Budaya Anti Korupsi" oleh Satrio Oii
  • "Korupsi: Permasalahan dan Upaya Penanggulangannya" oleh J.S. Jahja

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun