Mohon tunggu...
Muhamad FauzanIbnu
Muhamad FauzanIbnu Mohon Tunggu... Programmer - Mahasiswa

Muhamad Fauzan Ibnu Syahlan 41520010219 Frontend Developer, memiliki experience 1 tahun di bindang yang telah di sebut dan sedang mencari freelance

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud Pilihan

Gaya Kepemimpinan pada Upaya Pencegahan Korupsi di Indonesia

12 November 2023   13:22 Diperbarui: 12 November 2023   17:41 405
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kepemimpinan autentisitas dapat diterapkan dalam upaya pencegahan korupsi melalui berbagai cara, antara lain:

  • Bersikap jujur dan terbuka kepada pengikut. Pemimpin yang autentik akan selalu bersikap jujur dan terbuka kepada pengikutnya, baik dalam hal baik maupun buruk. Hal ini dapat mencegah terjadinya korupsi karena pengikut akan lebih percaya kepada pemimpin yang jujur dan terbuka.

  • Menghargai dan menghormati pengikut. Pemimpin yang autentik akan menghargai dan menghormati pengikutnya tanpa memandang posisi atau status. Hal ini dapat menciptakan lingkungan kerja yang kondusif bagi terciptanya integritas dan akuntabilitas.

  • Menjadi role model bagi pengikut. Pemimpin yang autentik akan menjadi role model bagi pengikutnya dengan menunjukkan perilaku yang berintegritas dan antikorupsi.

  • Kepemimpinan servant

Kepemimpinan servant adalah gaya kepemimpinan yang berfokus pada pelayanan kepada pengikut. Gaya kepemimpinan ini mirip dengan Catur Murti karena sama-sama menekankan pada pentingnya mengutamakan kepentingan orang lain.

Kepemimpinan servant dapat diterapkan dalam upaya pencegahan korupsi melalui berbagai cara, antara lain:

  • Memprioritaskan kebutuhan pengikut. Pemimpin yang servant akan selalu memprioritaskan kebutuhan pengikutnya sebelum kebutuhan pribadinya. Hal ini dapat mencegah terjadinya korupsi karena pemimpin tidak akan menggunakan kekuasaannya untuk memperkaya diri sendiri.
  • Melayani pengikut dengan sepenuh hati. Pemimpin yang servant akan melayani pengikutnya dengan sepenuh hati dan tanpa mengharapkan imbalan. Hal ini dapat menciptakan lingkungan kerja yang kondusif bagi terciptanya integritas dan akuntabilitas.
  • Menempower pengikut untuk tumbuh dan berkembang. Pemimpin yang servant akan memberikan kesempatan kepada pengikutnya untuk tumbuh dan berkembang dengan cara memberikan pelatihan dan pengembangan. Hal ini dapat membantu untuk mencegah terjadinya korupsi karena pengikut akan lebih kompeten dalam menjalankan tugasnya.

Ketiga gaya kepemimpinan di atas memiliki nilai-nilai yang hampir sama dengan gaya kepemimpinan Catur Murti RM Sosrokartono. Oleh karena itu, ketiga gaya kepemimpinan ini dapat menjadi alternatif yang dapat dipertimbangkan untuk memperkuat upaya pencegahan korupsi di Indonesia.

Sumber:

  • "Catur Murti: Filsafat Kepemimpinan Jawa" oleh Apollo M.S.
  • "Prinsip-prinsip Catur Murti dalam Membangun Budaya Anti Korupsi" oleh Satrio Oii
  • "Korupsi: Permasalahan dan Upaya Penanggulangannya" oleh J.S. Jahja

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun