Tetapi memang sial atau mungkin memang sudah ajalnya, belum sampai aku lima langkah menuju pintu rumah segerombolan Polisi datang untuk menangkapku tepat ketika aku ditangkap di depan rumah, anakku keluar dari rumah sambil menangis-nangis memeluk pahaku dan merengek kepada Pak Polisi agar jangan membawa ayah satu-satunya itu, tetapi Pak Polisi berkata kepada anakku "Wani Piro?!".
Dan akhirnya seperti yang sudah kuceritakan sedikit di paragraf pertama, pada akhirnya aku masuk penjara untuk 5 tahun lamanya dan anakku satu-satunya dibawa ke Panti Asuhan karena memang hanya akulah keluarga satu-satunya.
Mungkin hanya sekian cerita dari pengalaman hidupku yang mungkin bisa menjadi suri tauladan bagi yang ingin menauladaninya atau mungkin setidaknya bisa menjadi pelajaran bagi orang lain yang membutuhkan. Hidupku memang jauh dari kata sempurna, tetapi selama aku masih bisa bernafas di dunia ini aku hanya berusaha untuk bisa memberikan yang terbaik untuk orang-orang yang kusayangi.
Pesan untuk anakku, tegarlah kau nak di Panti Asuhan sana ayah di sini mendoakan agar kamu memiliki hidup yang jauh lebih bahagia daripada ayah, ayah pasti pulang dan menjemputmu, suatu saat kita akan berkumpul bersama lagi nak dan itu pasti.
Pesan untuk istriku, Semoga kamu tenang di alam sana, aku di sini selamanya tetap tegar menjalani hidup dan selalu mencintaimu dan mengasihimu selamanya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H