Mohon tunggu...
Fauzan Muhammad Ihsan
Fauzan Muhammad Ihsan Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Manajemen UMS

Alhamdulillah Ala Kulli Hal

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Urgensi Belajar Agama dalam Menangani Masalah Fenomena Brain Rot

28 Desember 2024   17:31 Diperbarui: 28 Desember 2024   17:31 52
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Urgensi Belajar Islam dan IPTEKS dalam Menangani Masalah Brain Rot Yang Dialami  Gen Z di Era Digital Saat Ini

Dalam era digital saat ini, generasi Z menghadapi tantangan yang signifikan terkait dengan fenomena yang dikenal sebagai "brain rot", yang merujuk pada penurunan kemampuan kognitif dan perhatian akibat paparan berlebihan terhadap konten digital. Data menunjukkan bahwa generasi ini menghabiskan rata-rata lebih dari 7 jam sehari di depan layar, yang berdampak negatif pada kesehatan mental dan fisik mereka (Fakhrurrazi, 2023). Penelitian menunjukkan bahwa penggunaan media sosial dan konten digital yang tidak terkontrol dapat menyebabkan masalah konsentrasi, kecemasan, dan depresi (Baharuddin, 2024). Dalam konteks ini, penting untuk mengeksplorasi bagaimana pendidikan Islam dan ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEKS) dapat berkontribusi dalam menangani masalah ini.

Pendidikan Islam memiliki peran penting dalam membentuk karakter dan perilaku individu, terutama di kalangan generasi muda (Sumarni, 2023). Namun, tantangan yang dihadapi dalam implementasi pendidikan Islam di era digital sangat kompleks. Banyak institusi pendidikan Islam masih menggunakan metode tradisional yang mungkin tidak relevan dengan kebutuhan generasi Z yang lebih dinamis dan terhubung secara digital (Iqbal, 2022). Selain itu, kurikulum pendidikan Islam sering kali tidak mencakup aspek-aspek yang berkaitan dengan teknologi dan media digital, yang semakin penting dalam kehidupan sehari-hari siswa (ahin, 2018). Oleh karena itu, ada kebutuhan mendesak untuk mengintegrasikan nilai-nilai Islam dengan IPTEKS dalam pendidikan untuk menciptakan pendekatan yang lebih holistik dan relevan.

Beberapa penelitian sebelumnya telah menunjukkan pentingnya integrasi antara ilmu pengetahuan dan nilai-nilai Islam dalam pendidikan (Khozin & Umiarso, 2019). Namun, banyak dari penelitian ini masih terbatas pada aspek teoritis dan kurang memberikan solusi praktis yang dapat diterapkan di lapangan (Amrullah, 2022). Misalnya, penelitian yang dilakukan oleh Iqbal Iqbal (2022) menunjukkan bahwa meskipun nilai-nilai karakter Islam diakui penting, banyak siswa merasa tidak terhubung dengan cara penyampaian yang ada. Hal ini menunjukkan adanya kesenjangan antara teori dan praktik dalam pendidikan Islam, terutama dalam konteks digital.

Penelitian ini bertujuan untuk mengisi kekurangan tersebut dengan mengeksplorasi bagaimana pendidikan Islam dapat diadaptasi untuk mengatasi masalah brain rot di kalangan generasi Z. Dengan mengintegrasikan prinsip-prinsip IPTEKS dalam kurikulum pendidikan Islam, diharapkan dapat menciptakan metode pembelajaran yang lebih menarik dan relevan bagi siswa. Selain itu, penelitian ini akan memberikan kontribusi baru dalam pengembangan ilmu pengetahuan dengan menawarkan model pendidikan yang tidak hanya fokus pada aspek akademis, tetapi juga pada pengembangan karakter dan kesehatan mental siswa.

Secara teoretis, penelitian ini diharapkan dapat memperkaya literatur tentang pendidikan Islam dan IPTEKS, serta memberikan wawasan baru tentang bagaimana kedua bidang ini dapat saling melengkapi. Secara praktis, hasil penelitian ini dapat digunakan oleh pendidik dan pembuat kebijakan untuk merancang kurikulum yang lebih efektif dan relevan, sehingga dapat membantu generasi Z dalam menghadapi tantangan di era digital.

Dari adanya permasalahan tersebut maka tujuan dari kepenulisan ini adalah untuk menggagas sebuah Solusi ntuk mengatasi tantangan "brain rot" yang dialami oleh generasi Z akibat paparan berlebihan terhadap konten digital, serta mengoptimalkan peran pendidikan Islam di era digital, beberapa solusi konkrit dapat dikembangkan. Berikut adalah rangkuman dari solusi yang dapat diterapkan, disertai dengan argumen yang mendasarinya:

1. Revitalisasi Pendidikan Islam dengan Pendekatan Teknologi

  • Integrasi Teknologi dalam Pembelajaran: Pendidikan Islam perlu memanfaatkan kemajuan teknologi untuk meningkatkan relevansi dan keterlibatan siswa. Penggunaan platform pembelajaran online dan media digital yang interaktif dapat membuat materi pembelajaran lebih menarik dan mudah diakses oleh generasi Z yang lebih akrab dengan teknologi (Wies et al., 2021; Hudia, 2023).
  • Pembelajaran Blended Learning: Metode pembelajaran yang menggabungkan tatap muka dengan media digital terbukti efektif dalam meningkatkan keterlibatan dan hasil pembelajaran siswa (Firdaus, 2023). Integrasi ini memungkinkan siswa untuk belajar secara fleksibel dan lebih menyenangkan, dengan tetap mempertahankan nilai-nilai Islam dalam setiap pembelajaran.

2. Mengintegrasikan IPTEKS dalam Kurikulum Pendidikan Islam

  • Pendidikan Islam yang Relevan dengan IPTEKS: Integrasi nilai-nilai Islam dengan perkembangan IPTEKS dalam kurikulum dapat menciptakan metode pembelajaran yang lebih menarik dan efektif. Hal ini juga memberikan kesempatan kepada siswa untuk memahami dan mengaplikasikan nilai-nilai agama dalam konteks teknologi yang terus berkembang (Yahya, 2023; "Technology Acceptance Model in Islamic Education (TAMISE) for Digital Learning", 2023).
  • Literasi Digital dalam Pendidikan Agama: Mengajarkan literasi digital sebagai bagian dari pendidikan agama Islam dapat membantu siswa lebih bijak dalam menggunakan teknologi dan memahami dampaknya, baik terhadap kesehatan mental maupun kehidupan spiritual mereka (Yahya, 2023).

3. Dukungan Kesehatan Mental Menggunakan Platform Digital

  • Penggunaan Platform Kesehatan Mental Digital: Untuk membantu generasi Z mengatasi masalah kesehatan mental yang semakin meningkat, penting untuk memanfaatkan platform kesehatan mental digital. Penelitian menunjukkan bahwa intervensi berbasis digital dapat efektif mengurangi kecemasan dan depresi di kalangan mahasiswa (Lattie et al., 2019). Program-program kesehatan mental berbasis teknologi ini dapat menyediakan dukungan yang mudah diakses dan sesuai dengan kebutuhan generasi muda (Martinez-Martin & Kreitmair, 2018).
  • Pendidikan Kesehatan Mental dalam Konteks Islam: Pendidikan Islam yang mengajarkan pentingnya menjaga keseimbangan antara tubuh, pikiran, dan jiwa sangat relevan untuk mengurangi dampak negatif dari teknologi dan membantu generasi Z menjaga kesehatan mental mereka (Solichah, 2023).

4. Pendekatan Holistik dalam Pendidikan dan Kesehatan Mental

  • Mengembangkan Lingkungan Belajar yang Mendukung Kesehatan Mental: Pendidikan Islam yang menggabungkan nilai-nilai agama dengan pendekatan ilmiah dapat membantu menciptakan lingkungan belajar yang tidak hanya berfokus pada akademik, tetapi juga mendukung kesejahteraan mental dan fisik siswa (Lipson et al., 2019; Gupta, 2023). Pendekatan ini bisa mengurangi "brain rot" dengan memberikan ruang bagi siswa untuk berefleksi, beristirahat, dan mengelola stres mereka melalui praktik spiritual yang diajarkan dalam Islam.
  • Pendidikan Karakter yang Relevan dengan Tantangan Digital: Pendidikan karakter yang berbasis pada nilai-nilai Islam, ditambah dengan keterampilan digital dan psikologis, dapat menciptakan individu yang tidak hanya cerdas secara akademik, tetapi juga tangguh menghadapi tantangan mental dan emosional di dunia digital (Saili, 2023; Yusmaliana & Widodo, 2019).

5. Pengembangan Kurikulum yang Relevan untuk Pembuat Kebijakan dan Pendidik

  • Kurikulum yang Adaptif terhadap Perkembangan Teknologi: Pendidik dan pembuat kebijakan perlu merancang kurikulum yang mengintegrasikan IPTEKS dengan nilai-nilai Islam, memastikan bahwa kurikulum ini tidak hanya memenuhi standar akademik tetapi juga relevan dengan kebutuhan zaman dan mendukung kesehatan mental siswa (Rohman & Hairudin, 2018; Sholeh, 2023).
  • Pemberdayaan Pendidik melalui Pelatihan Digital: Pendidik perlu diberikan pelatihan tentang bagaimana mengintegrasikan teknologi dalam pembelajaran dengan cara yang efektif dan etis, serta bagaimana mengenali tanda-tanda masalah kesehatan mental pada siswa dan memberikan dukungan yang tepat (Habibi et al., 2022).

Kesimpulan

Mengintegrasikan pendidikan Islam dengan IPTEKS dapat menciptakan solusi yang lebih efektif dan relevan untuk menghadapi tantangan "brain rot" generasi Z. Pendekatan yang holistik, yang menggabungkan teknologi, pendidikan karakter, dan kesehatan mental, akan menghasilkan siswa yang lebih siap menghadapi era digital dengan kemampuan kognitif yang optimal, serta sehat secara mental dan spiritual.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun