kondisi pemuda saat ini dalam ketertarikan untuk megikuti dakwah melalui media sosial menjadi pilihan yang disukai generasi muda,di sisi lain masih ada pemuda yang datang langsung ke tempat kajian dan bisa bertemu langsung dengan gurunya.
dua hal diatas hanyalah media dari penyampain ajaran islam,ajarannya sendiri tetap harus sesusai dengan Al-Qur’an dan As-sunnah.
Charles Dasiva seorang penggiat dakwah dan pengurus Lembaga Dakwah Kampus (LDK) UIN Jakarta,menyampaikan dakwah di zaman sekarang dengan zaman Rasullah Saw jauh berbeda.seorang pendakwah harus memahami kondisi pemuda saat ini,apa yang disukainya dan pendekatannya juga harus lebih halus tidak hanya mengajarkan benar atau salah saja.
Pemuda adalah pemimpin bangsa di masa depan,sudah seharusnya pemuda islam khususnya harus memahami ajaran-ajaran islam dan bisa mengamalkannya untuk diri sendiri serta bangsanya.
kalau pemuda saat ini jauh dari ajaran ajaran islam,jangan harap negara ini maju dan diberkahi oleh Allah Swt.
“Pendakwah harus gaul juga dan akrab dengan pemuda,dengan itu ada kedekatan antara pendakwah dengan pemuda,ujar Dasiva saat diwawancarai di UIN Jakarta selasa (13/12).”
Dakwah yang hanya mengajarkan ini benar dan salah,terkadang dengan nada keras dalam penyampainnya.hanya membuat pemuda merasa bosan dan bahkan takut kalau mendengarkan dakwah.
Melihat kondisi saat ini sudah banyak pendakwah yang dekat dengan pemuda dan menarik dari segi penyampaiannya.dakwah melalui media sosial menjadi media yang dipakai oleh para pendakwah untuk menyampaikan ajaran-ajaran Islam.
“saya lebih suka nonton dakwah atau kajian di sosmed karena lebih menarik dan pesannya juga mudah dipahami,ujar Andhika remaja di Kompleks Puri 3 Bogor saat ditemui selasa (29/11)”.
Apa yang dirasakan Andhika mungkin dirasakan sebagian pemuda ketika menonton kajian melalui sosial media,kemudahan dalam mengakses kajian kapan dan dimanapun bisa ditonton. menjadi alasan mengapa dakwah melalaui di sosial media lebih digemari pemuda saat ini.
