Mohon tunggu...
Fauzan Muhammad
Fauzan Muhammad Mohon Tunggu... -

Seorang penulis pemula yang ingin didengarkan suaranya ke khalayak. Sangat suka membahas hal-hal yang memerlukan analisa tinggi.

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan

#2019GantiPresiden, Upaya Menggantikan Presiden dan Pancasila?

4 September 2018   05:15 Diperbarui: 4 September 2018   05:39 867
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Tanpa perlu diulas dari awal mungkin sebagian besar masyarakat sudah tahu mengenai tagar ini. Sebuah "embel-embel" yg tercipta dari politikus PKS Mardani Ali Sera kini sudah menyebar ke beberapa daerah.

Tapi bukan untuk membawa hal-hal baik, penggunaan tagar ini justru menimbulkan konflik. Penolakan demi penolakan masyarakat terhadap para pendukung #2019GantiPresiden silih berganti menghiasi berita nasional maupun online.

Hal ini bukan tanpa sebab mengingat tagar ini seperti politik devide et impera yang pernah dilakukan Koloni Belanda untuk memecah belah wilayah Yogyakarta, dan kini politik ini sedang maraknya terjadi penolakan.

Ditakutkan jika deklarasi-deklarasi ganti presiden dilaksanakan akan mengundang konflik masyarakat hingga menciptakan kondisi tidak aman. Untuk itulah aparat keamanan berinisiatif untuk tidak memberikan izin bagi deklarator.

Akan tetapi mereka memandang aparat keamanan (polisi hingga BIN) dinilai tidak netral, padahal yang dilakukan oleh aparat hanyalah menjaga keamanan di wilayah itu. 

Jikalau tidak menimbulkan konflik masyarakat, pihak keamanan pun bisa memberikan izin bagi mereka yang ingin "berkoar-koar" mengenai ganti presiden.

Saya pun menilai bahwa tokoh-tokoh penggerak tagar ini bagaikan orang yang menyebarkan rasa kebencian yang begitu mendalam terhadap pemerintah sekarang. Apapun yang dilakukan oleh pemerintah selalu salah di mata mereka. 

Indro Warkop DKI pernah mengatakan, "Sampe segitunya mencari kesalahan orang...." dalam kasus penggunaan stuntman jokowi di video pembukaan Asian Games 2018. Itu menandakan betapa bencinya mereka terhadap presiden sekarang.

Masih ingat dengan organisasi HTI yang dibubarkan pemerintah beberapa bulan terakhir ? Organisasi yang mengatasnamakan islam tersebut hendak mengganti sistem negara pancasila menjadi sistem khilafah berdasarkan hukum Islam.

Jika saya analisis, HTI dan para anggotanya lantas tidak diam begitu saja tatkala pemerintah membubarkan organisasi mereka. 

Ibarat kita mengambil barang orang lain, orang tersebut akan memiliki rasa kebencian dan berusaha membalas perbuatan kita, begitupun dengan anggota HTI. Sudah pasti mereka memiliki kebencian yang besar terhadap rezim Jokowi.

Lalu apakah ada kaitannya mengenai HTI dan #2019GantiPresiden ? Partai oposisi (PKS, Gerindra dkk) merasa tidak puas mengenai pemerintah saat ini dan berinisiatif menciptakan tagar tersebut untuk mengganti presiden sesuai kriteria mereka.

Sementara itu anggota HTI juga ingin mengganti mengganti Presiden hingga sistem yang saat ini masih dipakai, yakni Pancasila menjadi negara khilafah. 

Hipotesis saya adalah bisa saja orang-orang HTI akan bekerja sama dengan pendiri tagar tersebut untuk bersama-sama mengganti presiden dan rezim sekarang.

Lalu apa bedanya HTI dengan organisasi ISIS di Suriah yang juga sama-sama ingin merubah sistem suatu negara menjadi negara khilafah ?

Justru negara Suriah mengalami konflik luar biasa dan menyebabkan ribuan bahkan jutaan orang meninggal. Tentu kita tak ingin ada " ISIS" ke-2 di Indonesia kan ?

Sehari sebelum saya menulis hipotesis/perkiraan ini, saya membuka aplikasi youtube untuk sekedar melihat game-game terbaru, namun beberapa menit setelahnya saya melihat video yang mempertemukan pendiri #2019GantiPresiden, Mardani Ali Sera dengan jubir HTI, Ismail Yusanto.

Dalam video tersebut sangat kental aroma "Ganti Presiden, Ganti SISTEM. Allah Akbar". Anda bisa menyaksikan video di bawah ini  yang saya cantumkan dari laman youtube.


Walaupun saya belum bisa mempercayai sepenuhnya mengenai video tersebut, namun jika memikirkan hipotesis/perkiraan yang akan terjadi, bisa saja mereka memang bersekongkol. 

Ini hanyalah prediksi semata dari seorang penulis pemula yang merasa " keuheul" ke ormas HTI dan teman-temannya..

Karena apa ? Islam mengajarkan kita untuk memberikan kasih sayang ke orang lain, sekalipun dengan orang beda agama. 

Sementara itu, ormas HTI maupun ISIS lebih menggunakan kekuasaan dan kekuatan.

Bagi penyuka anime naruto seperti saya pasti tahu ucapan bijak Guru Juraiya bahwa suatu hari yang akan datang akan ada di mana orang-orang saling memahami satu sama lain dan hidup dalam keharmonisan.

Yuk sebarkan artikel ini, walaupun cuma prediksi tapi jika benar-benar terjadi akan sangat, sangat,, dan sangat membahayakan bagi keutuhan NKRI. Yah bisa dibilang ini adalah upaya preventif dari kita.

Masyarakat Indonesia menolak faham antipancasialis. Bagi yang beragama Kristen, Budha, Konghuchu, Hindu dan agama lain,,, kalian tak perlu takut karena kalian juga bagian dari kami, bagian kemajemukan bangsa Indonesia......,

Quote 

"Keselamatan manusia itu terletak dalam menjaga lidahnya" (Al Hadits)

"Perdamaian tidak dapat dijaga dengan kekuatan. Hal itu hanya dapat diraih dengan pengertian" (Albert Einstein)

"Perdamaian dimulai dengan sebuah senyuman." (Bunda Teresa/Biarawati Katolik Roma 1910-1997)

"Suatu hari yang akan datang akan ada di mana orang-orang saling mengerti dan memahami perasaan satu sama lain dan hidup dalam keharmonisan." (Jiraiya Sensei/Anime Naruto)

SELAMAT PAGI....

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun