SURABAYA - Banyak dampak yang ditimbulkan akibat lingkungan yang tidak dikelola dengan baik. Salah satu masalah serius yang dihadapi adalah banjir, yang sering kali terjadi di berbagai wilayah termasuk Dukuh Menanggal.Â
Data dari Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat menunjukkan bahwa upaya mitigasi risiko bencana banjir di Indonesia terus dilakukan melalui berbagai program dan kebijakan.
Untuk mengatasi masalah ini, diperlukan program sosialisasi berkelanjutan yang melibatkan partisipasi aktif masyarakat dalam menjaga kebersihan lingkungan dan melakukan langkah-langkah pencegahan banjir.Â
Edukasi dan sosialisasi kepada masyarakat tentang pentingnya tidak membuang sampah sembarangan, menjaga saluran air tetap bersih, serta menanam pohon di sekitar tempat tinggal dapat secara signifikan mengurangi risiko terjadinya banjir. Partisipasi masyarakat dalam program ini tidak hanya membantu mengurangi risiko banjir tetapi juga membangun ketahanan masyarakat terhadap bencana.
Ecobrick adalah teknik pengelolaan sampah plastik yang terbuat dari botol-botol plastik bekas yang di dalamnya telah diisi berbagai sampah plastik hingga penuh kemudian dipadatkan sampai menjadi keras.Â
Setelah botol penuh dan keras, botol-botol tersebut bisa dirangkai dengan lem dan dirangkai menjadi meja, kursi sederhana, bahan bangunan dinding, menara, panggung kecil, bahkan berpotensi untuk dirangkai menjadi pagar dan fondasi taman bermain sederhana bahkan rumah Sejarah Ecobrick (Fatchurrahman, 2018).
Melalui program MBKM, Fauzan Indrawan sebagai Mahasiswa Psikologi Universitas 17 Agustus Surabaya yang dibimbing oleh dosen pembimbing Ibu Dr. IGAA Noviekayati, M. Si., Psikolog memberikan workshop tentang pembuatan ecobrick sebagai bentuk pemanfaatan sampah secara kreatif dan bernilai pada rumah tangga. Sasaran dalam program ini yaitu masyrakat di Kelurahan Dukuh Menanggal. Program ini dinaungi oleh Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Surabaya.
Program sosialisasi berkelanjutan untuk pengolahan lingkungan dan pencegahan bencana banjir dilaksanakan pada Minggu, 23 Mei 2024 di Balai RT 1 RW 4 Kelurahan Dukuh Menanggal. Kegiatan ini dimulai dengan pengisian pre-test untuk mengukur pengetahuan sebelum workshop dilakukan.Â
Setelah itu, materi mengenai konsep ecobrick disampaikan kepada warga, memberikan pengetahuan tentang apa itu ecobrick, cara membuatnya, dan manfaatnya.
 Konsep ini merupakan bagian dari upaya kreatif dalam pengelolaan sampah organik yang dapat membantu mengurangi risiko banjir dengan memperbaiki kondisi lingkungan.
Pak Zainuri selaku ketua RW 4 ikut membantu dalam memantau jalannya proses program ini. Program ini mendapat respon positif dari pihak warga, fasilitator lingkungan, serta pengurus wilayah Kelurahan Dukuh Menanggal.Â
Dukungan ini mencerminkan sinergi yang baik antara warga, pemimpin lokal, dan pengurus wilayah dalam menciptakan lingkungan yang lebih bersih dan sehat. Masyarakat ecobrcik juga mendapat sebotol ecobrick untuk mempromosikan produk agar dapat langsung digunakan oleh masyarakat.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H