Bekasi - Di tengah tuntutan pekerjaan yang semakin kompleks dan beragam, stres menjadi salah satu tantangan serius yang dihadapi oleh para guru dan pamong di Sulthon Aulia Boarding School, terutama oleh mereka yang juga bertanggung jawab atas pengasuhan dan kegiatan di luar jam pelajaran. Dalam sebuah inisiatif yang inovatif, Fakultas Psikologi Universitas Mercu Buana yang dilaksanakan oleh Karisma Riskinanti, M.Psi., Psikolog, dan Mistety Oktaviana, M.Psi., Psikolog, bekerja sama dengan Sulthon Aulia Islamic Boarding School, yang disambut baik oleh Kepala Sekolah SMA, Dra. Sri Wahyuni, M.Pd., menyelenggarakan Program Pengabdian Masyarakat (PPM) dengan topik “Psikoedukasi Mindfulness dan Teknik Relaksasi” yang bertujuan mengatasi permasalahan stres yang dihadapi oleh para guru dan pamong.
Guru dan pamong di Sulthon Aulia Boarding School memiliki tanggung jawab yang sangat beragam, tidak hanya dalam hal pengajaran di kelas, tetapi juga dalam pengasuhan, membantu siswa mengerjakan tugas hingga larut malam, serta menjaga kebersihan dan kesehatan siswa. Beban kerja yang lebih tinggi ini memberikan tekanan yang signifikan, yang pada akhirnya berdampak pada tingkat stres yang tinggi di kalangan guru dan pamong. Fenomena ini juga mengakibatkan tingginya tingkat pergantian guru dan pamong (turnover) di sekolah tersebut.
"Sebagai seorang psikolog, saya memahami betapa pentingnya mengatasi stres dalam pekerjaan kita, terutama dalam lingkungan pendidikan. Stres yang berlebihan dapat berdampak negatif pada kesejahteraan mental dan fisik para guru dan pamong," ungkap Mistety Oktaviana, M.Psi., Psikolog, salah satu tim pelaksana program.
Untuk mengatasi permasalahan stres yang dihadapi oleh para guru dan pamong, Fakultas Psikologi Universitas Mercu Buana bersama Sulthon Aulia Islamic Boarding School menginisiasi program psikoedukasi mindfulness. Tujuan utama dari program ini adalah memberikan pemahaman kepada para guru dan pamong tentang teknik mindfulness serta manfaatnya dalam menghadapi stres sehari-hari.
Mindfulness merupakan konsep dasar di mana individu mampu memberikan perhatian dan sadar atas apa yang terjadi tanpa bersikap reaktif terhadap situasi yang tengah dihadapi. Dalam program ini, teknik relaksasi mindfulness diajarkan kepada para guru dan pamong agar mereka dapat merasakan kehadiran dan kesadaran atas pengalaman saat ini, tanpa mengambil sikap kritis atau menilai.
"Pada tahap ini, peserta tampak proaktif terlibat dalam proses diskusi. Banyak pertanyaan menarik yang diajukan, dan peserta antuasias untuk menanggapi materi yang diberikan oleh narasumber. Kegiatan ini berlangsung dengan lancar, dilakukan di dalam ruangan kelas yang memadai dengan teknologi LCD Proyektor, speaker audio dan ruang kelas yang berpendingin udara membuat peserta nyaman, dapat melihat materi dengan jelas dan suara narasumber juga terdengar dengan jelas," ungkap Karisma Riskinanti, M.Psi., Psikolog, tim pelaksana program psikoedukasi mindfulness.
Dalam pelaksanaan program ini, metode psikoedukasi dan role play digunakan untuk memberikan pemahaman dan keterampilan kepada para guru dan pamong. Psikoedukasi memberikan pengetahuan tentang tujuan dan manfaat mindfulness, sedangkan role play bertujuan untuk meningkatkan keterampilan dalam melakukan praktek mindfulness secara mandiri.
Salah satu teknik relaksasi dalam mindfulness yang diajarkan adalah teknik pernapasan yang mendalam dan terarah. Para guru dan pamong diajarkan untuk fokus pada teknik-teknik pernapasan yang dapat diikuti oleh seluruh peserta. Teknik ini membantu mengalihkan perhatian dari pikiran yang mengganggu dan memberikan ketenangan dalam momen tersebut.
"Kami sangat mendukung inisiatif ini dan berharap program psikoedukasi mindfulness dapat membantu para guru dan pamong mengelola stres dengan lebih baik. Kesejahteraan para guru dan pamong adalah prioritas kami," ujar Ibu Eva Maria, Manajer HRD Sulthon Aulia Boarding School Kota Bekasi.
Program psikoedukasi mindfulness yang dilakukan oleh Fakultas Psikologi Universitas Mercu Buana bekerja sama dengan Sulthon Aulia Islamic Boarding School merupakan langkah inovatif dalam mengatasi stres yang dialami oleh para guru dan pamong. Melalui pemahaman tentang mindfulness dan praktek langsung, para guru dan pamong diharapkan dapat mengelola stres dengan lebih baik dan meraih kesejahteraan psikologis yang lebih optimal. Program ini juga berpotensi menjalin hubungan kerja sama yang lebih erat antara kedua lembaga untuk masa depan yang lebih baik.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H