Mohon tunggu...
Muhammad Fauzan Ilham
Muhammad Fauzan Ilham Mohon Tunggu... Mahasiswa - Psychology Student | Content Writer | Personal Growth

Halo, Aku Fauzan! Mahasiswa Psikologi di Universitas Mercu Buana Jakarta. Selamat membaca artikel yang telah aku buat. Semoga bermanfaat, ya!

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Gangguan Kejiwaan: Menyelami Dunia Kesehatan Mental

20 Juni 2023   06:00 Diperbarui: 20 Juni 2023   06:08 340
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dalam kehidupan sehari-hari, kita sering mendengar istilah "gangguan kejiwaan", "gangguan psikitarik", atau "gangguan mental." Istilah tersebut merujuk pada berbagai kondisi yang mempengaruhi pikiran, perasaan, dan perilaku seseorang. Gangguan kejiwaan bisa memengaruhi siapa saja, tidak tergantung pada usia, jenis kelamin, atau latar belakang sosial.

Gangguan kejiwaan bukanlah sesuatu yang bisa diabaikan. Kesehatan mental merupakan bagian penting dari kesejahteraan secara keseluruhan, dan gangguan kejiwaan dapat mengganggu kemampuan seseorang untuk menjalani kehidupan yang produktif dan memuaskan. Dalam artikel ini, kita akan menjelajahi berbagai jenis gangguan kejiwaan, faktor penyebab, gejala, dan langkah-langkah yang dapat diambil untuk mengelolanya.

Jenis-Jenis Gangguan Kejiwaan

Ada berbagai jenis gangguan kejiwaan, masing-masing dengan ciri khasnya sendiri. Beberapa di antaranya meliputi:

  • Gangguan Kecemasan: Termasuk di dalamnya adalah gangguan kecemasan umum, gangguan panik, gangguan fobia, dan gangguan stres pasca trauma. Orang yang mengalami gangguan kecemasan seringkali menghadapi rasa khawatir yang berlebihan, ketakutan yang tidak rasional, dan sering merasa cemas tanpa alasan yang jelas.
  • Gangguan Mood: Salah satu contoh yang paling umum adalah depresi dan gangguan bipolar. Depresi ditandai dengan perasaan sedih, kehilangan minat atau kegairahan, gangguan tidur, dan perubahan berat badan. Sementara itu, gangguan bipolar ditandai oleh perubahan mood yang ekstrem antara episode depresi dan mania.
  • Gangguan Psikotik: Schizophrenia adalah salah satu jenis gangguan psikotik yang paling dikenal. Penderita schizophrenia mengalami gangguan pikiran, persepsi yang tidak normal, dan hilangnya kontak dengan realitas. Mereka sering mengalami halusinasi, delusi, dan bicara yang tidak teratur.
  • Gangguan Makan: Gangguan makan seperti anoreksia nervosa, bulimia nervosa, dan binge eating disorder adalah kondisi-kondisi yang memengaruhi pola makan dan persepsi tubuh seseorang. Penderita anoreksia cenderung menjaga berat badan mereka tetap sangat rendah, sedangkan penderita bulimia mengalami siklus makan berlebihan dan kemudian mengeluarkannya secara paksa.
  • Gangguan Kepribadian: Jenis gangguan ini melibatkan pola pikir, perilaku, dan hubungan yang tidak sehat. Contoh gangguan kepribadian meliputi gangguan kepribadian antisosial, borderline, dan narcissistic. Penderita gangguan kepribadian seringkali mengalami kesulitan dalam mempertahankan hubungan yang stabil dan sehat.

Faktor Penyebab Gangguan Kejiwaan

Penyebab pasti dari gangguan kejiwaan belum sepenuhnya dipahami, tetapi ada beberapa faktor yang dapat mempengaruhinya, antara lain:

  • Faktor Genetik: Beberapa gangguan kejiwaan cenderung berjalan dalam keluarga. Penelitian menunjukkan adanya faktor genetik yang mempengaruhi kecenderungan seseorang untuk mengembangkan gangguan kejiwaan.
  • Ketidakseimbangan Kimia Otak: Gangguan kimia otak, seperti ketidakseimbangan neurotransmitter, dapat berperan dalam perkembangan gangguan kejiwaan. Misalnya, depresi dikaitkan dengan ketidakseimbangan serotonin, norepinefrin, dan dopamine.
  • Pengaruh Lingkungan: Pengalaman traumatis, kekerasan, atau tekanan emosional dalam kehidupan seseorang dapat meningkatkan risiko mengembangkan gangguan kejiwaan. Lingkungan yang tidak stabil, kehilangan orang tercinta, atau tekanan pekerjaan yang tinggi juga dapat memainkan peran penting.

Gejala dan Diagnosis untuk Penderita Gangguan Kejiwaan

Gejala gangguan kejiwaan dapat bervariasi tergantung pada jenis dan tingkat keparahannya. Namun, beberapa gejala umum meliputi perubahan mood yang signifikan, perubahan pola tidur, perubahan nafsu makan, perasaan cemas yang berlebihan, isolasi sosial, penarikan diri, dan kesulitan dalam mengontrol emosi.

Diagnosis gangguan kejiwaan seringkali dilakukan oleh profesional kesehatan mental, seperti psikiater atau psikolog. Mereka melakukan wawancara mendalam, menganalisis riwayat medis dan gejala, serta menggunakan pedoman diagnostik seperti Manual Diagnostik dan Statistik Gangguan Mental (DSM) untuk menentukan diagnosis yang tepat.

Penanganan dan Pengelolaan untuk Penderita Gangguan Kejiwaan

Penanganan gangguan kejiwaan dapat melibatkan pendekatan yang komprehensif, termasuk terapi psikologis, pengobatan, dan dukungan sosial. Berikut adalah beberapa metode yang umum digunakan:

  • Terapi Psikologis: Terapi kognitif perilaku (CBT), terapi interpersonal, dan terapi keluarga adalah beberapa jenis terapi yang efektif untuk mengelola gangguan kejiwaan. Terapi ini membantu individu mengidentifikasi dan mengubah pola pikir dan perilaku yang tidak sehat.
  • Obat-Obatan: Dalam beberapa kasus, penggunaan obat-obatan seperti antidepresan, antipsikotik, atau stabilizer mood dapat dianjurkan untuk mengelola gejala gangguan kejiwaan. Penting untuk berkonsultasi dengan dokter untuk menentukan obat yang paling cocok dan mengikuti instruksi dengan cermat.
  • Dukungan Sosial: Mendapatkan dukungan dari keluarga, teman, atau kelompok dukungan dapat membantu mengatasi kesulitan yang terkait dengan gangguan kejiwaan. Dukungan sosial dapat memberikan pemahaman, dorongan, dan rasa keterhubungan yang penting bagi pemulihan.
  • Perubahan Gaya Hidup: Menerapkan gaya hidup sehat, seperti menjaga pola makan yang seimbang, tidur yang cukup, dan berolahraga secara teratur, juga dapat berkontribusi pada kesehatan mental secara keseluruhan.

Pentingnya Kesadaran dan Pemahaman Diri mengenai Gangguan Kejiwaan

Gangguan kejiwaan mempengaruhi jutaan orang di seluruh dunia. Namun, stigma dan kurangnya pemahaman tentang kesehatan mental masih merupakan hambatan dalam mendapatkan bantuan yang diperlukan. Penting bagi masyarakat untuk meningkatkan kesadaran dan pemahaman tentang gangguan kejiwaan agar dapat memberikan dukungan yang memadai kepada individu yang membutuhkannya.

Melalui edukasi, dukungan, dan akses yang memadai ke layanan kesehatan mental, kita dapat membantu mengurangi stigma, meningkatkan pemahaman, dan menciptakan lingkungan yang mendukung bagi individu dengan gangguan kejiwaan.

Dalam artikel ilmiah yang berjudul "Work and Common Psychiatric Disorders" dalam "Journal of the Royal Society of Medicine" yang diterbitkan oleh "Sage Journals" menjelaskan dalam kesimpulannya yaitu hubungan antara pekerjaan dan gangguan psikiatrik sangat rumit dan semakin menarik perhatian serta penting untuk diteliti. Keputusan seseorang untuk mengambil cuti sakit atau mencari manfaat terkait dengan gangguan psikiatrik dipengaruhi oleh berbagai faktor yang rumit, seperti bagaimana individu memandang diri sendiri, keyakinan yang dimiliki, dan pengaruh dari lingkungan sosial dan psikologis.

Sayangnya, dalam bidang perawatan kesehatan jiwa, perhatian terhadap peran pekerjaan dan dampaknya terhadap fungsi kerja belum diberikan prioritas, terutama di luar kondisi psikotik. Keterbatasan dalam interaksi antara kedokteran kerja dan psikiatri juga menjadi hambatan. Akibatnya, terdapat kesenjangan dalam penyediaan layanan, di mana sejumlah pasien usia kerja dengan gangguan psikiatrik umum atau sindrom somatik fungsional tidak dapat dikelola dengan baik di tingkat perawatan primer. Layanan yang umumnya berfokus pada penyakit psikotik tidak menyediakan solusi yang memadai bagi mereka. Akibatnya, banyak dari mereka terjerat dalam manfaat jangka panjang, yang berdampak besar pada kehidupan pribadi dan ekonomi mereka.

Dalam upaya mengembalikan dan mempertahankan karyawan yang telah absen sakit akibat gangguan psikiatrik, masih banyak strategi yang perlu dikembangkan secara efektif. Penting untuk mendapatkan dukungan dan penerimaan dari manajer dan rekan kerja terhadap pendekatan ini, karena faktor ini akan memengaruhi keberhasilan penerapan strategi tersebut.

Bagi kamu yang tertarik dengan hubungan antara pekerjaan dan gangguan psikiatrik, berikut adalah beberapa saran:

1. Tingkatkan kesadaran: Menjadi sadar akan pentingnya kesehatan mental di tempat kerja dan pengaruhnya terhadap kesejahteraan karyawan adalah langkah pertama. Pahami bahwa gangguan psikiatrik dapat mempengaruhi karyawan dalam berbagai cara dan dapat mempengaruhi kinerja serta kehidupan pribadi mereka.

2. Fokus pada pendekatan holistik: Dalam mengelola gangguan psikiatrik di tempat kerja, penting untuk mengadopsi pendekatan holistik yang mencakup aspek psikologis, sosial, dan pekerjaan. Pertimbangkan faktor-faktor seperti lingkungan kerja, dukungan sosial, dan keselarasan antara tuntutan pekerjaan dan sumber daya yang tersedia.

3. Dorong kolaborasi antara bidang psikiatri dan kedokteran kerja: Upayakan untuk meningkatkan kerjasama antara penyedia perawatan psikiatrik dan dokter dalam bidang kedokteran kerja. Dengan mengintegrasikan perspektif kedokteran kerja dan psikiatri, dapat tercipta pendekatan yang komprehensif dalam mengelola gangguan psikiatrik yang berhubungan dengan pekerjaan.

4. Tingkatkan literasi kesehatan mental: Edukasi karyawan mengenai kesehatan mental, termasuk gejala-gejala gangguan psikiatrik umum, cara mengelolanya, dan sumber daya yang tersedia, dapat membantu mengurangi stigma dan meningkatkan kemampuan individu dalam mengenali dan mencari bantuan jika diperlukan.

5. Implementasikan kebijakan dan praktik yang mendukung kesehatan mental: Perusahaan dapat mempertimbangkan untuk mengadopsi kebijakan yang mendukung kesehatan mental karyawan, seperti fleksibilitas kerja, program dukungan kesehatan mental, dan lingkungan kerja yang inklusif dan berdaya guna.

6. Bangun dukungan sosial: Mendorong budaya kerja yang memperhatikan kesehatan mental dan mempromosikan dukungan sosial di antara karyawan. Fasilitasi komunikasi terbuka, program mentoring, atau kelompok dukungan karyawan dapat membantu mengurangi isolasi sosial dan meningkatkan kesejahteraan mental.

7. Tinjau kebijakan cuti sakit dan reintegrasi: Evaluasi dan perbaiki kebijakan perusahaan terkait cuti sakit, termasuk reintegrasi karyawan setelah absen sakit akibat gangguan psikiatrik. Pastikan terdapat prosedur yang jelas dan pendekatan yang holistik dalam memfasilitasi pemulihan dan kembalinya karyawan ke lingkungan kerja.

Ingatlah bahwa setiap langkah yang diambil harus disesuaikan dengan kebutuhan dan konteks perusahaan serta individu. Konsultasikan dengan psikolog atau profesional kesehatan atau sumber daya manusia yang kompeten untuk mendapatkan saran yang lebih spesifik dan sesuai dengan situasi Anda.

Gimana udah paham belum penjelasan tadi? Ini aku jelasin kesimpulannya ya!

Gangguan kejiwaan adalah kondisi yang kompleks dan beragam yang mempengaruhi pikiran, perasaan, dan perilaku individu. Dengan pemahaman yang lebih baik tentang gangguan kejiwaan, kita dapat menghilangkan stigma yang terkait dengan masalah kesehatan mental dan memastikan bahwa individu yang mengalami gangguan kejiwaan menerima perawatan yang tepat dan dukungan yang diperlukan.

Quote untuk kamu yang membaca artikel ini: "Kesehatan mental adalah pondasi yang kuat untuk sukses yang berkelanjutan. Jaga keseimbangan, jaga kesejahteraan mental, dan jadilah agen perubahan dalam membangun lingkungan yang peduli dan inklusif."

Referensi:

Henderson, M., Harvey, S. B., verland, S., Mykletun, A., & Hotopf, M. (2011). Work and common psychiatric disorders. Journal of the Royal Society of Medicine, 104(5), 198-207.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun