Mohon tunggu...
Muhammad Fauzan Ilham
Muhammad Fauzan Ilham Mohon Tunggu... Mahasiswa - Psychology Student | Content Writer | Personal Growth

Halo, Aku Fauzan! Mahasiswa Psikologi di Universitas Mercu Buana Jakarta. Selamat membaca artikel yang telah aku buat. Semoga bermanfaat, ya!

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

Ciri-ciri Kamu Memiliki Toxic Friends: Mengenali Pertemanan yang Merugikan

2 Oktober 2021   10:00 Diperbarui: 13 Juni 2023   08:48 271
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber ilustrasi: Edit in Canva

Pertemanan merupakan aspek penting dalam kehidupan sosial kita. Namun, tidak semua pertemanan sehat dan positif. Terkadang, kita mungkin tidak menyadari bahwa beberapa teman kita memiliki pengaruh yang negatif dan merugikan. Dalam artikel ini, kita akan menjelajahi ciri-ciri dari pertemanan toksik agar kita dapat mengenali dan menghadapinya.

1. Mengkritik dan merendahkan

Salah satu ciri pertemanan toksik adalah teman yang sering mengkritik dan merendahkan kita. Mereka mungkin selalu menyoroti kelemahan atau kesalahan kita, tanpa memberikan dukungan atau motivasi yang sehat. Mereka tidak menerima kita seutuhnya dan selalu berusaha mengecilkan harga diri kita.

2. Egois dan tuntutan

Teman toksik cenderung egois dan hanya memikirkan kepentingan mereka sendiri. Mereka mungkin selalu mengharapkan bantuan atau dukungan dari kita, tetapi jarang memberikan kembali. Mereka seringkali tidak memperhatikan atau memahami kebutuhan dan perasaan kita.

3. Drama dan konflik konstan

Pertemanan toksik seringkali penuh dengan drama dan konflik yang konstan. Teman ini cenderung menciptakan masalah atau terlibat dalam situasi yang memicu konflik, dan seringkali menyeret kita ke dalamnya. Mereka mungkin suka berdebat atau menciptakan keadaan tidak menyenangkan yang mempengaruhi kesehatan mental kita.

4. Tidak mendukung kesuksesan kita

Teman toksik seringkali tidak mendukung atau bahkan iri terhadap kesuksesan kita. Mereka mungkin tidak bahagia ketika kita mencapai tujuan atau meraih prestasi, dan bisa jadi mencoba meremehkan atau mengurangi arti pencapaian kita. Mereka tidak mendukung pertumbuhan dan perkembangan kita sebagai individu.

5. Menyebabkan stres dan kecemasan

Pertemanan toksik dapat menyebabkan stres dan kecemasan yang berlebihan. Interaksi dengan teman ini seringkali membuat kita merasa tegang, tidak nyaman, atau khawatir. Mereka mungkin memicu ketidakamanan atau membuat kita meragukan diri sendiri. Pertemanan semacam ini tidak sehat bagi kesejahteraan kita.

Mengenali pertemanan toksik adalah langkah pertama untuk menjaga kesehatan mental dan emosional kita. Jika kita mendapati diri kita memiliki teman-teman dengan ciri-ciri tersebut, penting untuk mengambil tindakan yang tepat, seperti:

1. Menetapkan batasan dan menjaga jarak

Jika pertemanan tersebut terus memberikan dampak negatif, kita perlu menetapkan batasan dan menjaga jarak. Prioritaskan kesehatan dan kesejahteraan kita dengan menghindari interaksi yang merugikan.

2. Mencari dukungan dari pertemanan yang sehat

Cari dan berinteraksi dengan teman-teman yang positif, mendukung, dan saling menghargai. Teman yang sehat akan memperkuat kita dan membantu kita tumbuh sebagai individu.

3. Berkomunikasi secara terbuka dan jujur

Jika kita ingin mempertahankan pertemanan tersebut, penting untuk berkomunikasi secara terbuka dan jujur dengan teman kita. Sampaikan bagaimana perilaku mereka mempengaruhi kita dan jelaskan apa yang kita harapkan dari pertemanan tersebut.

4. Mengambil keputusan yang tepat untuk diri sendiri

Terakhir, ingatlah bahwa kita memiliki hak untuk memilih pertemanan yang sehat dan positif. Jika pertemanan tersebut terus merugikan kita, tidak ada yang salah dengan mengambil keputusan untuk mengakhiri hubungan yang tidak sehat.

Mengenali pertemanan yang toksik adalah langkah penting dalam menjaga kesehatan mental dan emosional kita. Dengan mengambil tindakan yang tepat, kita dapat membangun pertemanan yang sehat dan mendukung dalam hidup kita.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun