Mohon tunggu...
Fauzan Febrianto
Fauzan Febrianto Mohon Tunggu... Akuntan - Student of UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Accounting UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Hakikat dan Konsep Penciptaan Manusia dalam Islam

17 Desember 2019   09:17 Diperbarui: 17 Desember 2019   09:26 3199
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Filsafat. Sumber ilustrasi: PEXELS/Wirestock

Al-insan juga memberikan petunjuk tentang keistimewaan manusia yang memiliki perbedaan individu antara satu dengan yang lainnya serta dianggap juga sebagai makhluk yang dinamis sehingga dapat menyandang predikat khalifat Allah di muka bumi. Sifat sifat unik manusia seperti kikir, tidak pernah merasa puas, suka membantah, resah, gelisah, takut, tergesa-gesa, dan lain sebagainya itu dikarenakan perpaduan antara dimensi fisik dan psikis yang ada dalam diri manusia.

Jika manusia mampu menuntun dirinya maka ia  dapat membentuk dan mengembangkan diri sesuai dengan nilai-nilai insaniah yang memiliki nuansa ilahiah yang hanif. Integralitas ini akan tergambar pada nilai iman dan amaliahnya.

Bani Adam

Kata bani Adam memiliki arti keturunan Adam AS sekaligus dapat digunakan untuk mengatakan manusia bila dilihat dari asal keturunannya. Dalam Alquran telah dijelaskan Allah SWT bahwa adam adalah manusia pertama yang diciptakan oleh-Nya. Hal tesebut juga yang mematahkan bahwa manusia berevolusi dari seekor kera.

Allah SWT telah menjelaskan dalam Alquran bahwa manusia dan hewan memiliki perbedaan yang cukup signifikan dan sampai kapanpun tidak dapat disamakan kedudukannya dalam segala aspek. Dimensi roh yang ada didalam diri manusia yang menjadi keistimewaan tersendiri manusia dibandingkan dengan makhluk cipataan Allah yang lainnya.          

Segala sesuatu yang telah diciptakan oleh Allah di muka bumi ini memiliki tugas dan fungsinya masing-masing, begitupun dalam penciptaan manusia. Karena sudah kodratnya mengenai sifat-sifat asli manusia pada penjelasan diatas, Allah tidak membiarkan manusia menuruti sifat aslinya dan menuruti hawa nafsunya saja, sesuai dengan Firman Allah SWT dalam QS: Al-Qiyamah: 36 yang artinya "Apakah manusia mengira, bahwa ia akan dibiarkan begitu saja (tanpa pertanggungjawaban)?". Dari Firman Allah SWT tersebut terkandung dua pesan tersirat bahwa manusia memiliki misi yang cukup besar selama mendapat kepercayaan dari Allah untuk hidup di dunia, yaitu:

Memakmurkan Bumi

Dengan memiliki hawa nafsu, manusia yang tidak terkendali dapat membenarkan segala cara untuk memenuhi hasrat dan keinginannya, Allah SWT memberikan segala sesuatu yang dibutuhkan manusia tidak cuma-cuma. Manusia diberikan keleluasaan untuk menggunakan dan mengeksplorasi kekayaan bumi untuk kemanfaatan seluruh kebutuha manusia.

Akan tetapi kemanfaatan ini harus didasarkan dan menjunjung tinggi nilai-nilai ketuhanan yang mana harus secara adil dan merata. Selain menggunakannya, Allah menugaskan manusia untuk memakmurkan bumi agar tetap terjaga kekayaannya dan tidak punah, sehingga generasi selanjutnya dapat melanutkan eksplorasi itu tanpa adanya kehancuran yang cukup besar akibat dari nafsu manusia itu sendiri.

Melestarikan Bumi

Arti melestraikand dan memelihara bumi dapat dipahami dalam arti yang cukup luas, sebagai makhluk yang dikaruniai akal tentunya manusia harus bisa memastikan dan menjaga kenyamanan lingkungan dengan cara memperhatikan keseimbangan hidup/ekosistem, serta menjunjung tinggi moralitas atas dasar nilai-nilai ketuhanan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun