Mohon tunggu...
Fauzan
Fauzan Mohon Tunggu... Dosen - Mengajar di Jurusan Hubungan Internasional UPN Yogyakarta

Peminat Limology (Studi Perbatasan) dan Studi Keamanan. Sekedar ingin berbagi cerita tentang perbatasan.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Jalur Tikus di Perbatasan Indonesia-Malaysia

25 September 2022   06:37 Diperbarui: 25 September 2022   22:05 1779
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bisa jadi jalur ini dibuat oleh dan untuk kepentingan perusahaan/korporasi kelapa sawit.

Jika melihat kokohnya jembatan baja ini dan kondisi jalan yang padat, jalur ini sudah biasa dilalui truk-truk besar yang membawa kelapa sawit untuk melintasi batas negara.

Pagar tersebut berada di sisi wilayah Serawak dan kunci/gembok juga berada di sisi wilayah Serawak. Kondisi ini menunjukkan bahwa pihak yang memiliki "power" untuk membuka dan menutup pagar tersebut berada di wilayah Serawak.

Apakah hanya kelapa sawit yang dibawa melintasi jalur ini, sementara ada indikasi sejak Pos Lintas Batas Negara (PLBN) Entikong (Sanggau) dan PLBN Aruk (Sambas) resmi dibuka, jalur penyelundupan berpindah melalui wilayah Jagoi Babang, Bengkayang. 

Selain itu terdapat potensi kerawanan bahwa perlintasan ini digunakan untuk pengiriman hasil komoditas perkebunan ke negeri jiran, jalur perlintasan ini juga dapat dijadikan sebagai akses untuk penyelundupan barang-barang terlarang maupun jalur bagi pekerja migran Indonesia (PMI) yang masuk ke wilayah Serawak secara illegal. 

Seperti data dari BNPP (2020) menyebutkan bahwa pada Januari 2020 berhasil digagalkan upaya penyelundupan lebih dari 500 dus rokok yang diangkut dengan beberapa truk di perlintasan ini.

Situasi ini tentunya dapat memunculkan beberapa pertanyaan kritis antara lain: Sejak kapan jalur ini dibuat? Siapa yang membuat dan untuk tujuan apa? Apakah ada izin/sepengetahuan dari pemerintah kedua negara? Apakah hanya kelapa sawit yang dibawa melintasi jalur ini? Dan mengapa tidak ditempatkan aparat terkait di sekitar jalur perlintasan ini?

Semoga pemerintah lekas bertindak untuk menata jalur yang bukan lagi jalur tikus tapi sudah menjadi jalur gajah ini.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun