Mohon tunggu...
Muhammad Fauzan Fakhrurrozi
Muhammad Fauzan Fakhrurrozi Mohon Tunggu... Lainnya - Seorang Pekerja yang Mencoba (Kembali) Menulis

Seorang pegawai yang mencoba kembali menulis atas apa yang dilihat, dicatat, dan dipikirkan

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Kurban Tanda Kekompakan

29 Juni 2023   14:50 Diperbarui: 29 Juni 2023   15:18 86
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Allahu Akbar Allahu Akbar Allahu Akbar

Wa Lillahil Hamd

Hari ini, sebagian besar umat Islam di Indonesia merayakan Hari Raya Iduladha 1443 Hijriah. Sebagian lain umat Islam di Indonesia, utamanya warga Muhammadiyah (termasuk saya sendiri) juga udah merayakan Iduladha kemarin, hari Rabu 28 Juni 2023. Perbedaan yang biasa terjadi setiap hari besar Islam di negara kita, yang makin menunjukkan kita semua ini beragam. Satu hal yang menarik dari perbedaan ini adalah saat Muhammadiyah mengimbau warganya untuk berkurban di hari ini, sebagai bentuk toleransi dan kekompakan antar umat Islam. 

Kata kompak ini yang menurut saya menarik untuk dibahas, apalagi kalau dikaitkan dengan Iduladha. Hari Raya Iduladha yang identik dengan penyembelihan hewan kurban sarat makna kekompakan didalamnya. Kita awali dari Patungan Kurban. Ya, ada beberapa hewan ternak yang dapat dikurbankan, salah satunya adalah sapi. Sapi sebagai hewan kurban dapat terdiri dari 1 orang, atau kolektif yang pada umumnya terdiri dari 7 orang. Kurban kolektif ini jadi salah satu bentuk gotong royong dan kekompakan mereka yang memiliki kecukupan rezeki dan mau berkurban. Sebagai bagian dari kurban kolektif, banyak diantara kita yang nggak pernah terfikir untuk meminta dipasangkan dengan pekurban yang mana. Kita seperti menyerahkan sepenuhnya kepada panitia kurban untuk kemudian dibelikan kurbannya sesuai dengan jumlah uang yang ditentukan. Jarang juga saya rasa ada orang yang mengeluh atau bahkan menolak dikelompokkan dengan seseorang saat berkurban. Kurban kolektif yang tidak memandang aku bergabung dengan siapa ini menjadi sebuah bentuk kekompakan utamanya umat Islam dalam beribadah kepada Allah. 

Suasana pemotongan hewan kurban Dok. Pribadi
Suasana pemotongan hewan kurban Dok. Pribadi

Bentuk lain dari kekompakan dalam berkurban adalah saat pelaksanaan penyembelihan hewan kurban. Penyembelihan hewan kurban adalah bagian penting dari Hari Raya Iduladha dan melibatkan puluhan bahkan ratusan orang. Semua bekerja sama, gotong royong, dan kompak melaksanakan prosesi tersebut. Ada yang bagian jagal, ada yang bertugas memotong daging, membersihkan jeroan, hingga mendistribusikan daging kurban. Mereka yang sering disebut sebagai panitia bersatu padu menyelesaikan semua pekerjaan agar hewan kurban dapat segera disembelih dan dagingnya bisa didistribusikan secepat mungkin kepada mereka yang berhak menerima. Momen kurban ini juga menjadi sarana silaturahmi diantara mereka, baik panitia maupun yang berkurban, kala sehari-hari mungkin tidak dapat saling berjumpa. Ini menjadi gambaran tambahan, betapa kurban dapat menunjukkan sisi kekompakan kita dalam bermasyarakat. 

Menyisihkan harta yang dimiliki untuk berbagi kepada yang membutuhkan, saling bekerja sama dan gotong-royong dalam melaksanakan penyembelihan hewan kurban, bersilaturahmi dengan tetangga, bakar sate hasil daging kurban bersama, hingga mereka yang mungkin tidak merayakan Iduladha pun turut mendapatkan bagian dari daging kurban. Ini sebagian kecil yang menunjukkan kita bahwa kurban mampu menyatukan, kurban bentuk solidaritas, dan juga kurban sebagai tanda kekompakan.

Selamat Merayakan Idul Adha 1444 Hijriah

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun