Mohon tunggu...
Fauzan Fajari
Fauzan Fajari Mohon Tunggu... Lainnya - Sarjana Kimia yang ijazahnya baru keluar setelah 2 bulan diwisuda

Seorang Pemuda Gemar Membaca, Nonton Film dan Jalan-Jalan. Pengen Jadi Penulis, Sutradara dan Pengusaha.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Berkuliah di Tepi Pantai

20 Oktober 2020   10:23 Diperbarui: 20 Oktober 2020   10:26 85
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pernah juga waktu itu, saya mendapati Bu Dosen yang tidak tahu cara menampilkan slidenya di aplikasi Zoom tersebut, padahal jam kuliah sudah terlewatkan seperempat jam lebih. 

Bu dosen itu lalu meminta bantuan anaknya dan mereka berdiskusi, lalu katanya Bu dosen itu, "Maaf ya, kelas. Sepertinya laptop ibu sudah tua, minta beli yang baru nih." 

Walah, Bu juga tua toh dalam hatiku bicara begitu. Masa dari tadi gak bisa, bilang aja gak tau. Yang bikin sebalnya, salah satu teman kelasku sudah memberikan tutorial singkat sebelumnya tapi gak berhasil. 

Ah, sudahlah, mengingatnya bikin kesal apalagi mengingat kuota yang terbuang sia-sia demi untuk mendengar "Laptopnya minta ganti baru, nih."

Bicara soal kuota, malangnya lagi kampus tempatku kuliah malah gak pernah ngasih bantuan. Meskipun gak ngebantu, rektornya pernah bikin Surat Edaran yang salah satu pernyataannya bilang supaya penggunaan aplikasi video tatap muka dikurangi, tapi nyatanya tiap hari selalu saja buka aplikasi Zoom. 

Tapi syukurlah pada akhir september ini kuota dari Kemdikbud sudah nyampe, lumayanlah kuota bantuannya, totalnya 50GB dengan pembagian 5GB internet bebas dan 45 GB untuk akses web belajar daring (Website kampus, aplikasi video tatap muka, aplikasi belajar online, dsb).

Ya, gitulah pokoknya. Kuliah daring gak asyik. Menyebalkan malah. Mataku sering perih karena menatap layar terus tiap hari. Tanganku juga pegel karena megang smartphone terus-terusan.  

Walaupun sebenarnya berkuliah lewat sambungan internet memiliki beberapa kekurangan yang salah satunya yaitu kurang terasanya roh komunikasi itu sendiri. Saya menyadari jikalau mengeluh tidak ada untungnya. Di balik susahnya mencari koneksi internet untuk berkuliah, banyaknya gak ngerti sama materi, dllnya, saya mendapati hadiah berupa tempat yang damai dengan kecepatan jaringan super. Dan tak bisa dipungkiri, merebaknya wabah membuat saya bisa berlama-lama berada di dekat keluarga yang mana hal tersebut tak akan bisa saya dapati jikalau berkuliah seperti biasa.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun