Indonesia sudah memasuki awal tahun ajaran baru pada 13 Juli 2020. Sekalipun di tengah suasana pandemi yang sedikit membatasi berbagai kegiatan, namun tidak dengan rangkaian penerimaan mahasiswa baru di berbagai universitas.
Hanya saja ada beberapa kebijakan terkait pembatasan kegiatan, pun jadwal yang disusun ulang demi menaati protokol kesehatan selama pandemi ini.
Pandemi menjadi masalah yang membuat banyak di antara kita memutar otak, berusaha untuk tetap bisa bertahan hidup dengan berbagai cara yang baik tentunya. Namun, disamping itu, ada hal yang tidak kalah memutar otak bahkan hingga hati.Â
Bagi calon mahasiswa baru yang sedang menimbang dan memilih jurusan kuliah, tentu berdamai antara impian pribadi dan impian orang tua menjadi hal yang begitu menyakitkan bagi sebagian orang. Pasalnya, impian kita justru bersebrangan dengan impian orang tua kita.
Hal ini seolah sudah menjadi permasalahan musiman di Indonesia. Sebagai manusia, tentu seorang yang mendapatkan kesempatan berkuliah ingin sekali menata langkah untuk mencapai suatu impian. Namun, bagaimana jika semua itu justru bertentangan dengan harapan orangtua?
Berdamai dengan Impian
Adakalanya kita, sebagai anak harus bisa berdamai dengan impian yang telah kita miliki sejak lama. Tentu saja itu semua tidak mudah dilakukan.Â
Namun, terkadang harapan membahagiakan orangtua bagi sebagian anak ialah dengan cara menuruti segala permintaannya selagi itu baik pula untuk kita. Ini semua tentu relatif kebenarannya, tergantung pada siatuasi dan posisi kita sebagai anak dalam sebuah keluarga.
Di samping itu, berdamai dengan impian juga dituntut atas permintaan orangtua yang cukup keras. Seperti sebuah ancaman orangtua yang tidak akan membiayai anak jika tidak ingin mengabulkan permintaanya untuk kuliah di jurusan yang diharapkannya.Â
Sehingga mau tidak mau, demi mengenyam sebuah pendidikan anak akhirnya akan berdamai dengan impiannya. "ya, daripada nggak kuliah, yaudah nurut saja."
Tapi, lagi-lagi berdamai dengan impian ini sebenarnya tidak hanya harus dilakukan oleh kita sebagi anak saja. Sebagai orangtua pun juga harus menyadari bahwa setiap anak tentu memiliki impiannya masing-masing.
Jika kita membatasi impian anak, lalu apa gunanya para orangtua bertanya tentang sebuah cita-cita di masa kecilnya?