Terik mentari membakar bumi
Jalanan tampak begitu sepi bak kota zombie
Tak ada yang lalu lalang
Semua mendekam di dalam gubuk masing-masing
Berharap sebuah keajaiban datang
Katanya, ini adalah ramadhan
Bulan yang seharusnya sesak dengan banyak orang
Penuh dengan makanan, pun minuman
Aku berjalan
Menuju sudut kota
Sungguh tak kutemui sang pedagang legendaris ku
Hanya seorang penjual tebu dengan wajah lesu
Aku kembali berjalan
Menuju tempat yang seharusnya segera ramai di malam hari
Dan yang kutemui hanyalah sebuah pagar dengan gembok emas
Aku kembali
Menuju surga dunia ku
Berkumpul bersama dua malaikat tanpa sayap
Mentari terbenam dan malam pun datang
Tak lama kemudian
Azan saling bersahutan
Begitu menentramkan
Namun, seperti ada yang kurang
Dan keheningan pun segera menutup malam
Inikah ramadhan ?
Begitu hambar
Bak sayur tanpa garam
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H