Â
Ibukota tak ubahnya jantung yang selalu bergerak memompa darah keseluruh tubuh. Tak kenal lelah. Selalu hidup, sebab ia pusat peradaban. Â
Â
Menjadi seorang perantau di ibukota, sayang rasanya jika kesempatan dibuang hanya begitu saja tanpa ada makna. Berjalan menjadi manusia yang biasa bukanlah suatu cita-cita. Melainkan cara yang tak pada tempatnya.
Â
Beragam informasi kegiatan selalu saya godok menjadi suatu daftar kegiatan pribadi saya. Manajemen waktu menjadi fondasi. Kegiatan akan tertata rapih sesuai dengan prioritas yang diminati. Sebab saya pribadi tertegun dengan suatu kalimat dalam literatur yang pernah dibaca, "hidup sekali dan harus berarti".
Â
Menjadi mahsiswa tentunya menuntut saya untuk berkutat di depan layar laptop selagi tugas masih tersedia. Bahkan harus berjuang sendiri mulai dari mencari sumber, editing bahkan hingga mempresentasikannya.
Selain kuliah, saya pun aktif sebagai aktivis diluar kampus. Terkadang saya harus merelakan weekand untuk berkumpul dan berkegiatan bersama dengan pemuda lintas bidang dalam upaya mencapai solusi permasalahan negeri. Tak jarang pula saya untuk berpindah ke luar kota dalam mengikuti berbagai pelatihan, volunteering, bahkan menjadi narasumber dalam suatu kegiatan.
Â
Tentunya saya membutuhkan laptop yang sesuai dengan kehidupan saya sebagai aktivis. Laptop yang slim  dan ringan tentunya sangat mendukung kegiatan saya yang selalu berpindah dari satu tempat ke tempat lainnya. Laptop yang dipenuhi berbagai fitur ter-update demi menunjang kualitas hasil pekerjaan. Dan saya pilih ASUS VivoBook Ultra A412DA.