Mohon tunggu...
Fauzan Aziz
Fauzan Aziz Mohon Tunggu... pelajar/mahasiswa -

Temui saya di http://fauzanazizworks.blogspot.com

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

Cinta untuk Berbagi dalam Dareka No Tameni

29 Desember 2013   12:38 Diperbarui: 24 Juni 2015   03:23 898
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Manusia muncul sebagai individu yang membantu satu sama lainnya, mereka berbeda, tetapi saling melengkapi. Itulah tujuan dari Dareka No Tameni, Dareka No Tameni hadir sebagai sebuah project pada tahun 2011 atas bencana gempa bumi juga tsunami yang menimpa Jepang, tepatnya di Tohoku. Dareka No Tameni atau yang berarti “What Can I Do For Someone?” mengingatkan Jepang, jika mereka, dalam fase yang paling menghancurkan pun, harus bisa membantu satu sama lainnya. AKB48 sebagai grup yang mencanangkan project ini, juga setia menemani Jepang dalam masa-masa susahnya, mereka berpindah dari satu area bencana ke area lainnya, perfektur ke perfektur, demi terciptanya satu kata, “apa yang bisa aku lakukan demi orang lain?”.

Kemarin, setelah senshuuraku Aturan Anti Cinta Berakhir (28/12), JKT48 mengumumkan setlist terbaru mereka untuk Tim J, yaitu Dareka No Tameni. Usut punya usut, ternyata setlist ini tidak hanya muncul pada bencana Tohoku dua tahun lalu. Tetapi, jauh tujuh tahun sebelumnya, lagu-lagu mereka ini sudah digaungkan oleh Tim A, di dataran Akihabara, juga dalam hati para fansnya, yang masih terbilang sedikit.

Menarik untuk men-preview setlist ini, juga alasan JOT atau Yasushi Akimoto dalam mem-plot setlist ketiga dari Tim A ini untuk menjadi bagian dari JKT48. Disusun dalam 13 lagu dan satu medley, secara keseluruhan lagu-lagu dalam Dareka No Tameni ini terdengar lebih sentimentil dalam hal cinta, lebih “menyedihkan” dibandingkan setlist JKT48 terdahulu. Lagu-lagu itu diantaranya adalah “Warning”, “Bird”, “Shinkirou”, “Seifuku Ga Jama Wo Suru”, “Natsu Ga Ichatta”, “Koike”, “Tsuki No Katachi”, “Dareka No Tameni”, dan “Namida Uri No Shoujo”. Contohnya dalam “Namida Uri No Shoujo”, atau yang berarti “Wanita Penjual Air Mata”, liriknya bercerita tentang kesedihan seorang wanita yang selalu sendirian ditengah padatnya budaya konsumer kota. Menarik jika dicermati, dalam bait “I cross the intersection at a green light. On my own, I kill myself. Older guys, older girls, mass production. A scream among the crowd. I want to shout, I want to cry” yang diiringi oleh aransemen up-beat, sangat merepresentasikan kejadian dalam bait sebelumnya yang bercerita tentang bagaimana wanita itu naik dan terpancing oleh bualan manis lelaki tersebut untuk masuk kedalam mobil 4WD terbarunya.

Makin banyak imajinasi, makin banyak delusi. Setlist ini banyak menceritakan cerita-cerita cinta dengan pilihan kata “langsung” yang akan menstimulasi fans. Di “Namida Uri No Shoujo”, pada saat intro, akan ada member yang akan mengucapkan bait seperti ini, “somebody, please buy me”. Lalu dalam lagu “Tanjoubi No Yoru”, atau yang berarti “Birthday Night”, bait pertama setelah intro adalah, “Love me, darling. Love, Love me baby!”. Dengan aransemen easy listening yang kurang terdengar ballad seperti lagu-lagu yang lain, “Tanjoubi No Yoru” bercerita tentang wanita yang diberikan surprise ulang tahun di waktu malam.

Dalam hal unit song, penulis tidak akan menebak-nebak siapakah member yang akan di-plot dalam tiap-tiap lagunya. Penulis hanya akan menjelaskan tentang lagu-lagu tersebut, dan seperti apa member yang cocok untuk membawakannya. Mulai dari “Bird”, trio Takamina, Mariko, dan Maimai, selalu sukses membawakannya dengan indah. Divisualisasikan sebagai burung karena mereka memakai sayap, “Bird” dalam analoginya adalah cinta dengan sayap yang tidak bisa membuat mereka terbang keluar dari langitnya. Karena dalam salah satu liriknya, ditulis bahwa, “Love. Is a bird with broken wings that can't fly”. Lagu ini prima dalam olah vokalnya, walaupun koreografinya juga tidak bisa dikesampingkan, “Bird” menurut saya akan berhasil menyentuh relung hati terdalam para fans di Jakarta jika teknik vokal para member-nya bisa sangat mendalami. Maka member dengan teknik vokal diatas rata-rata bisa menjadi sebuah pilihan.

Selanjutnya adalah “Nage Kiss De Uchi Otose!”. Lagu yang mempunyai arti sebagai “Knock him out with a blown kiss!” ini tampil dengan aransemen menyenangkan lollipop-like yang sangat kawaii. Dengan seifuku dan koreografi seperti koboi padang pasir yang imut, akan sangat menyenangkan jika bisa melihat Tim J menampilkan ini dengan dibawakan oleh member-member mereka yang imut juga menggemaskan. Lagu berikutnya adalah “Shinkirou” atau “Mirage”, yang dibawakan oleh dua orang setelah pendahulunya, Nakanishi Rina dan Kojima Haruna membawakannya di Tim A. Seperti duet unit song lainnya macam “Air Mata Kesendirian” dan “Cinta Jangkrik”, “Shinkirou” adalah lagu yang juga bertemakan cinta, cinta yang menyedihkan, cinta penuh pengkhianatan. Menurut saya lagu ini juga akan mengedepankan kualitas vokal ketimbang tarian, karena koreografi yang ada pada lagu ini tidak terlalu banyak. Member-member yang punya kualitas fisik maupun kualitas suara akan sangat diprioritaskan.

“Rider” sebagai unit song selanjutnya, adalah lagu dengan plot member yang paling banyak, yaitu sembilan orang. Dengan lirik yang bercerita tentang kenangan seseorang saat teman yang dicintainya pergi, “Rider” adalah lagu yang sangat mudah anda dengarkan, karena musiknya yang easy listening dengan konsep band lengkap dengan melodi gitarnya. Pemilihan member tidak dirasa penting, karena hanya bersifat shuffle demi tujuan mengistirahatkan member, siapapun orangnya, saya rasa akan bisa di-plot dengan aman.

Terakhir adalah “Seifuku Ga Jama Wo Suru”, main event dalam bagian unit song ini. Lagu kontroversial juga seduce disisi yang lain. Bercerita tentang “penyakit” Shibuya, dengan lirik “Ah~” yang berada di antara bridge-bridge-nya, saya rasa lagu tersebut akan menjadi main attraction dalam hal fan service didalam setlist ini. Lagu yang judulnya memiliki arti “Seragamku Menghalangiku” ini mengisahkan tentang siswi sekolah yang mengalami cinta terlarang dengan lelaki yang ia temui. Liriknya dengan jelas tergurat, jika “The people passing by. Want to say something,But love's instincts . Can't be stopped by any glance”. Saya sejujurnya akan sangat menantikan bagaimana Tim J akan membawakan lagu ini, dan tentu saja, member dengan basis fans paling banyak akan menjadi pilihan yang bijak.

Terlepas dari banyaknya kontroversi, cocok atau tidaknya, etis atau tidak etis tentang ditampilkan lagu-lagu diatas di Indonesia. “Dareka No Tameni” akan bersinar sebagai lagu dengan kemampuan empati  yang lirik semangat-juga-sentimentilnya akan banyak mengharu-birukan para fans Ibukota. “What Can I Do For Someone?” adalah lagu acapella dengan aransemen ballad. Maka dari itu, lengkap dengan jentikan jari, “Dareka No Tameni” akan menjadi lagu yang sangat memprioritaskan kemampuan olah vokal yang tinggi dari tiap-tiap member-nya. Dengan lirik yang catchy juga “dalam”, lagu ini bercerita tentang, “bagaimana pahit atau getirnya kehidupan, tetap yakin dan percaya, jika kau akan selalu menemukan sosok yang hangat untuk selalu menemanimu”.  Di bait pertama juga tertulis jelas, “I hear that God. Is watching out for everyone's back. In that way, to everyone everywhere.He gives love”. Karena itulah, cinta, menurut saya adalah tema yang akan sangat pas menggambarkan setlist ini.

Begitulah, saya masih mengingat dengan jelas tahun 2011 kemarin, bagaimana hashtag GanbatteNippon lebih banyak muncul daripada hashtag PrayForJapan, bukan karena arogansi, tetapi arti cinta dalam kata menyemangati (ganbatte adalah kata dalam bahasa Jepang yang berarti “semangat”) kadang bisa lebih bermakna daripada doa yang tidak disertai dengan tindakan selanjutnya. Atau setidaknya, bagi masyarakat Jepang, kata-kata semangat itu lebih terdengar penting. Dalam mediapun, berita-berita yang menceritakan hal tersebut, tidak pernah berisi permintaan belas kasihan, atau menggambarkan kesedihan yang mereka alami. Semuanya saling membantu, memanggul pundak masing-masing untuk keluar dari bencana itu bersama-sama, demi kata-kata “What Can I Do For Someone?” yang mereka tanamkan masing-masing dalam hati mereka.

Harapan saya begitu membumbung tinggi, tentang bagaimana setlist Dareka No Tameni yang akan Tim J bawakan, bisa menjadi pecut semangat masyarakat Indonesia untuk saling menghargai satu sama lainnya. Diatas semua derajat, juga semua keyakinan, yang hanya berlandaskan cinta. Terlihat muluk-muluk, tetapi banyak saksi mata, termasuk saya yang mempelajari, jika lagu pun bisa mengubah dunia. Satu tahun berlalu setelah Aturan Anti Cinta dibawakan, bukalah topi anda, sedikitlah membungkuk, untuk memberikan penghormatan yang dalam, bagi para malaikat hitam, tsundere-tsundere imut, dan para virus-virus cinta, yang telah menemani anda selama ini, salam! (MFA)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun