Mohon tunggu...
Fauzan Azhar
Fauzan Azhar Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa UIN Maulana Malik Ibrahim Malang

Mahasiswa Sastra Inggris

Selanjutnya

Tutup

Trip Pilihan

Mengenal Lebih Jauh Candi Sumberawan

26 Desember 2021   14:56 Diperbarui: 26 Desember 2021   15:58 782
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gambar 2. Mata Air Amerthasumber : singosarikingdom.weebly.com

Kecamatan Singosari, Kabupaten Malang, Jawa Timur terkenal dengan situs-situs sejarah berupa candi-candi yang tersebar di seluruh wilayah Singosari. 

Wajar saja, karena dahulu wilayah ini merupakan pusat dari kerajaan Singosari, salah satu kerajaan bercorak Hindu terbesar wilayah Jawa Timur pada waktu itu. Tetapi, diantara banyaknya candi-candi yang ada, ada satu candi yang terbilang cukup unik karena merupakan satu-satunya candi Budha di Jawa Timur, yaitu bernama Candi Sumberawan.

Pada tanggal 15 Desember 2021, saya dengan beberapa teman mengunjungi Candi Sumberawan ini dengan tujuan berwisata, beristirahat sejenak dari padatnya kegiatan serta tugas kampus yang menumpuk. 

Candi Sumberawan ini berada di desa Toyomerto yang berjarak kurang lebih sebelas kilometer dari Kota Malang, akses ke lokasi candi ini bisa terbilang cukup mudah. 

Lokasi candi sendiri berada ditengah area hutan yang tidak jauh dari wilayah pemukiman warga. Di sana pun tersedia berbagai fasilitas penunjang wisata. mulai dari tempat parkir, mushola, hingga warung makan tersedia di sana.

Sesampainya disana kami membayar tiket masuk sebesar 5.000 rupiah/orang. Masuk kedalam, kami melewati jalan setapak yang dikelilingi pohon - pohon tinggi. 

Tak seberapa jauh dari pintu masuk, terdapat sebuah candi yang terlihat indah, dan terkesan sejuk dengan beberapa tanaman serta pohon yang mengelilingi candi tersebut. 

Melihat candi ini kami penasaran, ingin rasanya tahu lebih dalam mengenai Candi Sumberawan. Kami bertanya kepada beberapa warung yang berada disekitar candi tersebut dan akhirnya bertemu seorang juru penjaga yang memliki warung disana pula, bernama Ibu Rosyida.

Menurut penjelasan dari Ibu Rosyidah yang bertindak sebagai juru pelihara dari Balai Pelestarian Cagar Budaya, candi tersebut sudah ada dari zaman kerajaan Majapahit dan wilayahnya sendiri sudah terkenal dari zaman kerajaan Singosari sebagai 'Kasurangganan' yang dalam bahasa Sansakerta berarti 'Taman Bidadari'. 

Fungsi dari candinya sendiri berbeda dari kebanyakan candi-candi yang ada di wilayah Singosari yang berbentuk lancip dan kebanyakan berfungsi sebagai makam. Candi Sumberawan sendiri berbentuk stupa dan berfungsi sebagai tempat meditasi, berbeda dengan candi hindu itu makam, seperti candi Singosari.

Pada saat ditemukan oleh Belanda, kondisi candi tersebut dalam keadaan rusak dan ditumbuhi akar-akar pohon dan kemudian diperbaiki oleh Belanda pada tahun 1937. 

Namun terdapat hambatan yang dihadapi saat perenovasian candi, "karena batunya banyak yang hilang jadi kesulitan mengembalikan ke bentuk semula, cakranya nggak ada", jelas ibu Rosyida. 

Candi Sumberawan ini merupakan tempat ritual raja dan ratu kerajaan Singosari, makanya tidak sembarang orang yang boleh masuk ke area ritual karena di tempat itu terdapat mata air yang disebut air suci yang digunakan untuk ritual pemandian.

Gambar 2. Mata Air Amerthasumber : singosarikingdom.weebly.com
Gambar 2. Mata Air Amerthasumber : singosarikingdom.weebly.com

Terdapat 2 sumber mata air suci, oleh karena itu candi ini disebut Candi Sumberawan karena candi ini berdiri diatas Sumber mata air/telaga yang berada Rawan yang artinya rawa - rawa. Di dalam candi ini terdapat 2 sumber mata air yang fungsinya berbeda. Sumber air yang pertama bernama Amerta yang fungsinya untuk kesehatan dan yang kedua bernama Sendang Kedrajatan, jelas Bu Rosyida.

Candi Sumberawan ini juga dipergunakan untuk adat kejawen, seperti cuci muka di mata air Amertha yang fungsinya sebagai kesehatan. 

Saat saya berada disana, ada beberapa tamu yang sedang bercuci muka. Karena menurut kepercayaan mereka, air tersebut berkhasiat membuat kita terlihat awet muda. Sehingga sudah jelas bahwa folklore ini masih ada dan dilakukan.

Bu Rosyida juga menyebutkan bahwa candi ramai dikunjungi oleh berbagai pengunjung seluruh Indonesia, terutama pada hari-hari yang disakralkan oleh masyarakat tanggal satu Syuro yang mana pada hari itu, masyarakat banyak melaksanakan kan banyak masyarakat luar kota seperti Bali, Jogjakarta, dan lain - lain yang data berawan pada saat hari besar, "Kalau hari minggu biasanya banyak tamu -- tamu mas, datang dengan tujuan spiritual, datang ke candi seperti cuci muka di mata air seperti itu". Di candi ini biasanya juga ramai terdapat pagelaran tari yang diselenggarakan oleh sanggar kampus - kampus dan menjadi pemerannya, bercerita tentang babakan Kota Malang.

Sampai sanalah perjalanan kami di Candi Sumberawan, yang terletak tidak jauh dari Kota Malang. Setelah mendengar cerita dari Bu Rosyida, menurut saya candi ini juga mencerminkan keberagaman bangsa, karena tidak hanya masyarakat hindu yang berkunjung ke candi ini untuk melaksanakan upacara waisak, ada juga masyarakat yang melaksanakan upacara adat seperti kejawen. Sehingga candi ini harus terus dipelihara dan dirawat.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun