Kisah Sumur Maunah
Safar Tahun 4 Hijriyah, Abul Barra Amir bin Malik meminta Rasul mengirim utusan ke Najd untuk mengajarkan islam disana, ia meyakinkan beliau bahwa kaumnya membutuhkan orang-orang yang bisa membimbing mereka mempelajari islam.
Maka tanpa ragu, Rasul kirim 70 orang sahabat terbaik, para penghafal qur'an, untuk menemui pembesar kaum disana, dengan besar harapan akan datang sekelompok orang yang memeluk islam, membantu perjuangan beliau di Madinah, yang ternyata berakhir dengan pengkhianatan, dan dibantailah 70 sahabat penghafal quran tersebut di dekat Sumur Maunah.
Wafat Zainab
Tahun 7 Hijriyah, tahun wafatnya putrinya yang pertama Zainab. Saat hijrah ke Madinah, Zainab sedang mengandung seorang anak. Susah payah beliau naik diatas unta, hijrah diam-diam, sampai datang seorang kafir Quraisy menjatuhkannya dari unta hingga gugurlah janin di perutnya. Bertahun-tahun Zainab merasakan sakit, sampai ia menemui ajalnya tahun 7 Hijriyah. Bersimpuhlah Rasul di samping kuburan putrinya. Putri kecilnya Fatimah Az Zahra pun menangis di sebelahnya, maka Rasul usap air mata putri kecilnya dengan kain bajunya. Dan menangislah para wanita-wanita yang turut hadir.
Umar pun marah melihat para wanita menangis di depan Rasulullah, tapi Rasul mencegah Umar, beliau bersabda, "Biarkan mereka wahai Umar. Sesungguhnya mata boleh menangis, hati boleh bersedih, tapi jangan sampai kalian terhasut oleh setan. Karena kesedihan di mata dan di hati datangnya dari Allah, tapi ketika turun ke tangan dan lisan, maka itu dari setan."
Kesimpulan
Setiap Nabi diberi satu doa mustajab, maka seluruh Nabi telah mengambil kesempatan doa tersebut (di dunia), tapi aku mengakhirkan doa tersebut sebagai syafaat bagi umatku (di hari kiamat).
Nabi Nuh, berdakwah di kaumnya dan mendapat hinaan dan penolakan, maka berdoalah ia, sampai diturunkan air bah yang menenggelamkan kaumnya.
Nabi Zakariya, bertahun-tahun menunggu datangnya keturunan, berharap akan ada seorang putra yang meneruskan garis perjuangannya. Maka Allah berikan beliau keturunan yaitu Nabi Yahya.
Nabi Sulaiman, memohon untuk diberikan kerajaan yang besar, yang takkan ada yang dapat menyainginya pada zaman itu ataupun zaman-zaman setelahnya. Maka Allah kabulkan.