Mohon tunggu...
Akip
Akip Mohon Tunggu... -

Pembodohan Manusia

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Pentingnya Bahasa dalam Komunikasi Internasional

26 September 2018   11:15 Diperbarui: 26 September 2018   11:21 708
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Bahasa merupakan sebuah alat komunikasi yang berupa sebuah sistem lambang bunyi yang dihasilkan oleh alat ucap manusia. Bahasa terdiri atas kata-kata atau kumpulan kata, dimana masing-masing mempunyai makna yaitu hubungan abstrak antara kata sebagai lambang dengan objek atau konsep yang mewakili. Kumpulan kata atau kosakata tersebut oleh beberapa ahli disusun secara alfabetis yang disertai dengan penjelasan dari setiap arti kata, kemudian dibukukan dalam sebuah kamus bahasa. Secara sederhana, bahasa dapat diartikan sebagai alat untuk menyampaikan sesuatu yang terlintas di dalam hati. Namun, lebih jauh bahasa bahasa adalah alat untuk beriteraksi atau alat untuk berkomunikasi, dalam arti alat untuk menyampaikan pikiran, gagasan, konsep atau perasaan. Dalam studi sosiolinguistik, bahasa diartikan sebagai sebuah sistem lambang, berupa bunyi, bersifat arbitrer, produktif, dinamis, beragam dan manusiawi. Menurut Wibowo (2001:3), bahasa ialah proses simbol bunyi yang berarti serta berartikulasi (dihasilkan oleh alat ucap) yang bersifat arbitrer serta konvensional, yang digunakan sebagai alat berkomunikasi oleh sekelompok manusia guna melahirkan perasaan serta pikiran. Pendapat tersebut hampir senada dengan pendapat Wibowo, Walija (1996:4), mengungkapkan definisi bahasa adalah komunikasi yang paling lengkap serta efisien buat memberitahukan ide, pesan, maksud, perasaan serta pendapat kepada orang lain. Dari penjelasan tersebut, bahasa dapat disimpulkan sebagai sebuah alat untuk menyampaikan sebuah gagasan yang diwakili oleh simbol-simbol dan digunakan oleh sekelompok manusia untuk berkomunikasi. Bahasa bersifat abritrer artinya hubungan antara lambang dengan yang dilambangkan tidak bersifat wajib, bisa berubah dan tidak dapat dijelaskan mengapa lambang tersebut mengonsepi makna terdefinisi jelas.

Sebagai konsep umum, bahasa bisa mengacu pada kemampuan kognitif untuk dapat menyidik jauh dan memasang sistem komunikasi yang kompleks, atau untuk menjelaskan sekumpulan aturan yang membentuk sistem tersebut atau sekumpulan pengucapan yang dapat dihasilkan dari aturan-aturan tersebut. semua bahasa bergantung pada proses semiosis untuk menghubungkan isyarat dengan makna terdefinisi jelas. Perkiraan jumlah bahasa di dunia beragam antara 6000--7000 bahasa. Namun, perkiraan tepatnya bergantung pada suatu perubahan sembarang yang dapat jadi terjadi antara bahasa dan dialek. Bahasa alami adalah bicara atau bahasa isyarat, tetapi setiap bahasa dapat disandikan ke dalam media kedua memasang stimulus audio, visual, atau taktil, sebagai contohnya, tulisan grafis, braille, atau siulan. Hal ini karena bahasa manusia bersifat independen terhadap modalitas. Bahasa oral dan bahasa isyarat memiliki sebuah sistem fonologis yang mengatur bagaigimana sebuah simbol digunakan untuk membentuk urutan yang dikenal sebagai kata atau morfem, dan suatu sistem sintaks yang mengatur bagaimana kata-kata dan morfem digabungkan untuk membentuk frasa dan penyebutan. Bahasa manusia unik karena memiliki sifat-sifat produktivitas, rekursif, dan pergeseran. Maka dari itu, keseluruhan bahasa manusia bergantung pula pada konvensi serta edukasi sosial. Strukturnya yang kompleks bisa memberikan kemungkinan ekspresi dan penggunaan yang lebih luas alih alih sistem komunikasi hewan yang dikenal. Sejak zaman hominin, bahasa diperkirakan mulai secara bertahap mengubah sistem komunikasi antar primata. Setelah itu, primata mulai memperoleh kemampuan untuk membentuk suatu teori pikiran dan intensionalitas. perkembangan tersebut terkadang diperkirakan bersamaan dengan meningkatnya volume otak, dan banyak ahli bahasa berpendapat bahwa struktur bahasa berkembang untuk melayani fungsi sosial dan komunikatif terdefinisi jelas. Bahasa diproses pada banyak lokasi yang lain Perihal pada otak manusia, terutama di area Broca dan area Wernicke. Manusia mengakuisisi bahasa lewat interaksi sosial pada masa balita, dan anak-anak sudah dapat berbicara secara fasih kurang lebih pada umur tiga tahun. penggunaan bahasa telah berakar dalam kultur manusia. Oleh karena itu, selain digunakan untuk berkomunikasi, bahasa juga memiliki banyak fungsi sosial dan kultural, misalnya untuk menandakan identitas suatu kelompok, stratifikasi sosial, dan untuk dandanan sosial dan hiburan. Bahasa berubah dan bervariasi sepanjang waktu, dan sejarah evolusinya dapat direkonstruksi ulang dengan membandingkan bahasa modern untuk menentukan sifat-sifat mana yang sesegera bisa jadi dimiliki oleh bahasa leluhurnya supaya perubahan nantinya dapat terjadi. Sekelompok bahasa yang diturunkan dari leluhur yang sebanding dikenal sebagai rumpun bahasa. Bahasa yang digunakan dunia sekarang tergolong pada keluarga Indo-Eropa. salah satu didalamnya adalah bahasa seperti Inggris, Spanyol, Portugis, Rusia, dan Hindi; Bahasa Sino-Tibet, yang melingkupi bahasa Mandarin, Cantonese, dan banyak lainnya. Rumpun bahasa Afro-Asiatik yang melingkupi Arab, Amhar, Somali, dan Hebrew. Selain itu ada bahasa bantu yang melingkupi Swahili, Zulu, Shona, dan ratusan bahasa lain yang digunakan di Afrika. Konsensusnya adalah antara 50--90% bahasa yang digunakan dari ketika awal abad ke-21 kemungkinan akan punah pada tahun 2100. Bahasa pertama kali digunakan yaitu bahasa Arab, akan tetapi seiring berkembangnya teknologi dan perekonomian di seluruh dunia, bahasa Inggris sudah mendominasi penggunaan bahasa di dunia.

            Perkembangan teknologi dan dunia global membuat batas-batas antar negera semakin tersamarkan menjadi lebih dekat dengan masyarakat. Kini tentunya bukan hal yang asing lagi jika proses komunikasi menjadi lebih kompleks. Hal ini menjadikan hubungan antar manusia menjadi lebih tak terbatas, mulai dari hubungan orang dengan sesama daerah, berbeda daerah serta berbeda negara, atau bahkan dari benua yang berbeda sekalipun. Penyebab dari terjadinya fenomena tersebut adalah kemudahan penggunaan teknologi internet yang ada. Dengan begitu, proses komunikasi yang terjadi bukan hanya sebatas orang-orang terdekat saja namun juga sudah mencakup komunikasi global atau internasional. Untuk menjalin semua itu, tentunya perlu menggunakan komunikasi internasional agar seseorang dapat berhubungan dengan oranglain yang berbeda latar belakang bahasa dan budaya. Komunikasi internasional dapat didefinisikan sebagai sebuah bidang kajian yang memfokuskan perhatian pada keseluruhan proses melalui mana data dan informasi mengalir melalui batas-batas negara. Subyek yang ditelaah bukanlah sekedar arus itu sendiri, melainkan juga struktur arus yang terbentuk, aktor-aktor yang terlibat di dalamnya, sarana yang digunakan, efek yang ditimbulkan, serta motivasi yang mendasarinya. Selain itu, komunikasi internasional juga banyak dikaitkan dengan konsep politik dan hubungan satu negara. Dilihat dari pelakunya, komunikasi internasional terbagi antara official transaction, yakni kegiatan komunikasi yang dijalankan pemerintah, dan unofficial transaction (atau disebut juga interaksi transnational), yakni kegiatan komunikasi yang melibatkan pihak non-pemerintah. Untuk jangka waktu yang lama, transaksi formal antarpemerintah dianggap paling menentukan, namun semakin banyak ditunjukkan bahwa tidak saja transaksi transnasional lebih intensif dilakukan, dampaknya juga bisa lebih menentukan. Menurut Shoelhi (2011:2), dapat disebut dengan komunikasi internasional karena pesan-pesannya terkait dengan kepentingan antarbangsa dan disampaikan melalui saluran konfrensi tingkat tinggi atau sejenisnya dan media massa yang melintasi batas negara. Ditilik secara paradigmatis, bidang studi komunikasi internasional ditentukan sekurangnya oleh 3 unsur, yaitu komunikator-komunikan yang terdiri dari bangsa yang berbeda, pesan yang disampaikan berkaitan dengan masalah-masalah internasional, dan saluran yang digunakan adalah saluran internasional. Dalam perkembangannya, terdapat empat pendekatan dominan dalam disiplin komunikasi internasional: idealistic-humanistic, political proselytization, informasi sebagai kekuatan ekonomi, serta informasi sebagai kekuatan politik. Masing-masing pendekatan memiliki kekuatan dan kelebihannya sendiri-sendiri, sehingga kajian komunikasi politik ini tidak hanyan menggunakan salah satu pendekatan tersebut.

Agar komunikasi bisa berjalan dengan baik, maka menurut Suryanto, perlu adanya penggunaan 3 sarana komunikasi internasional (Suryanto, 2015:565) :

  • Diplomasi
  • Negosiasi
  • Lobi

Ada tiga kriteria yang membedakan komunikasi internasional dengan bentuk komunikasi lainnya (Suryanto, 2015:571) :

  • Jenis isu, pesannya bersifat global
  • Komunikator dan komunikennya berbeda kebangsaan
  • Saluran media yang digunakan bersifat internasional

Pada awal perkembangannya, komunikasi internasional berfokus pada kajian terhadap informasi dan arus pesan yang disampaikan dari satu negara kepada negara lain. Namun seiring berkembangnya jaman, fokus kajian komunikasi internasional mulai bergerak ke arah propaganda dan muncul paradigma internasional yang bernama Free and Flow Information. Paradigma ini banyak membahas isu dan kajian mengenai globalisasi, privatisasi, imperalisme media, serta era informasi dalam ranah internasional dan banyak terjadi pada berbagai negara. Seperti layaknya ilmu dan kajian lain yang terus mengalami perkembangan, kajian komunikasi internasional juga memiliki perkembangan ke arah Global Communication Order atau yang disebut juga "Tata Komunikasi dan Informasi Dunia Baru". Kajian ini muncul dari dasar pemikiran bahwa Free Flow Information tidak memiliki arus informasi yang bebas dan seimbang yang seharusnya sesuai dengan namanya, karena adanya kecenderungan informasi pada beberapa negara tertentu. Komunikasi internasional lebih membahas tentang tata penggunaan bahasa di seluruh dunia, dimana penggunaan bahasa sangatlah berpengaruh terhadap jalannya komunikasi internasional. Menurut kesepakatan dunia, bahasa yang digunakan dalam ranah komunikasi politik adalah bahasa inggris, karena bahasa ini lebih universal yan artinya kebanyakan orang lebih paham menggunakan bahasa inggris untuk berkomunikasi dalam ranah internasional. Jadi, pemilihan dalam penggunaan bahasa sangatlah penting untuk jalannya komunikasi internasional.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun