Mohon tunggu...
Fauzan Nalal Murom
Fauzan Nalal Murom Mohon Tunggu... Mahasiswa - Penulis Lepas

Yoksii~

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Metode Penulisan Snouck Hurgronje dalam Memotret Masyarakat Islam di Aceh

14 Juni 2024   15:58 Diperbarui: 14 Juni 2024   18:43 87
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
https://biografieportaal.nl/wp-content/uploads/2021/05/christiaan-snouck-hurgronje-1902.jpg

Christiaan Snouck Hurgronje adalah nama yang selalu diingat ketika membahas historiografi Islam di Aceh. Ilmuwan Belanda ini terkenal dengan pendekatan akademisnya yang unik dan mendalam dalam mempelajari masyarakat Aceh. Bagaimana metode dan corak penulisan historiografi Islam yang digunakannya?

Pendekatan Etnografis dan Antropologis

Snouck Hurgronje menggunakan pendekatan etnografis dan antropologis dalam penelitiannya. Ini berarti ia tidak hanya mengandalkan sumber-sumber tertulis, tetapi juga terjun langsung ke lapangan untuk mengamati kehidupan sehari-hari masyarakat Aceh. Metode ini memungkinkan Snouck Hurgronje untuk mendapatkan wawasan mendalam tentang struktur sosial, adat istiadat, dan praktik keagamaan masyarakat Aceh.

Selama di Aceh, Snouck Hurgronje berbaur dengan masyarakat lokal, mempelajari bahasa mereka, dan bahkan berpartisipasi dalam kegiatan keagamaan. Pendekatan ini memberinya perspektif yang autentik dan rinci tentang kehidupan masyarakat Aceh, yang jarang ditemukan dalam karya peneliti sebelumnya.

Fokus pada Adat dan Hukum Islam

Salah satu aspek penting dalam penulisan historiografi Snouck Hurgronje adalah perhatiannya terhadap adat dan hukum Islam. Dalam bukunya "De Atjehers," ia membahas secara rinci bagaimana adat dan hukum Islam diterapkan dalam kehidupan masyarakat Aceh. Ia menggambarkan bagaimana hukum adat (adat peusijeuk) dan hukum Islam (syariah) berinteraksi dan membentuk tatanan sosial di Aceh.

Pendekatan ini menunjukkan bahwa Snouck Hurgronje tidak hanya tertarik pada aspek-aspek formal keagamaan, tetapi juga pada bagaimana agama dan budaya lokal berinteraksi dalam kehidupan sehari-hari. Dengan demikian, ia mampu memberikan gambaran yang komprehensif tentang masyarakat Aceh.

Penggunaan Data Primer dan Sekunder

Dalam penelitiannya, Snouck Hurgronje menggabungkan penggunaan data primer dan sekunder. Data primer diperoleh melalui observasi langsung, wawancara dengan tokoh-tokoh lokal, dan partisipasi dalam kegiatan keagamaan. Sementara itu, data sekunder diperoleh dari berbagai sumber tertulis, termasuk naskah-naskah lokal, catatan sejarah, dan laporan kolonial.

Pendekatan ini memungkinkan Snouck Hurgronje untuk memverifikasi informasi yang diperoleh dan memberikan analisis yang lebih mendalam. Ia juga sangat teliti dalam mencatat detail-detail kecil yang sering diabaikan oleh peneliti lain, menjadikan karyanya sangat kaya akan informasi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun