Mohon tunggu...
P.Aulia Rochman
P.Aulia Rochman Mohon Tunggu... Penulis - Petualang Kehidupan Dimensi Manusia yang diabadikan dalam https://theopenlearner333.blogspot.com/

I can't do anything, I don't know anything, and I am nobody.

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Ancaman Virus HMPV: Mengapa PHBS Adalah Tameng Terbaik Kita?

15 Januari 2025   18:39 Diperbarui: 15 Januari 2025   18:42 43
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Image by Tumisu from Pixabay

Namun, tantangan budaya juga menjadi hambatan dalam implementasi PHBS. Masih ada anggapan bahwa mencuci tangan atau menggunakan masker hanya perlu dilakukan saat seseorang sakit. Mitos lain, seperti kepercayaan bahwa mandi malam menyebabkan flu, sering kali menggantikan edukasi kesehatan yang berbasis bukti ilmiah. Akibatnya, masyarakat lebih mengandalkan warisan kebiasaan daripada menerapkan langkah pencegahan yang sebenarnya lebih efektif.

Untuk mengatasi hal ini, pendekatan sosial budaya yang relevan sangat diperlukan. Kampanye kesehatan perlu disesuaikan dengan nilai-nilai lokal agar lebih diterima. Misalnya, memperkenalkan PHBS melalui kegiatan adat atau acara komunitas dapat meningkatkan kesadaran dan penerimaan masyarakat. Dengan memanfaatkan semangat gotong-royong dan mengatasi hambatan budaya, penerapan PHBS dapat menjadi gerakan bersama yang membawa perubahan positif bagi kesehatan masyarakat Indonesia.

Arah Kebijakan dan Peran Pemerintah

Pemerintah Indonesia telah menjadikan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) sebagai salah satu pilar dalam pembangunan kesehatan nasional. Melalui Kementerian Kesehatan, berbagai kampanye edukasi kesehatan seperti Gerakan Masyarakat Hidup Sehat (GERMAS) dan program sanitasi total berbasis masyarakat (STBM) telah digalakkan. Tujuan utamanya adalah meningkatkan kesadaran masyarakat tentang pentingnya kebersihan dan kesehatan untuk mencegah penyebaran penyakit menular, termasuk Human Metapneumovirus (HMPV).

Namun, tantangan utama adalah memastikan bahwa kebijakan ini dapat diterapkan secara merata, terutama di wilayah pedesaan dan daerah terpencil yang memiliki keterbatasan fasilitas sanitasi. Di sisi lain, penyebaran informasi yang kurang efektif atau tidak sesuai konteks budaya sering kali menghambat keberhasilan program-program ini.

Agar lebih efektif, pemerintah perlu mengadopsi strategi yang lebih inklusif dan terfokus pada pendekatan berbasis komunitas. Salah satu rekomendasi adalah memanfaatkan tokoh masyarakat atau pemimpin adat untuk menyampaikan pesan-pesan kesehatan. Edukasi yang disampaikan melalui media lokal seperti radio komunitas atau platform digital yang relevan juga dapat meningkatkan daya jangkau informasi.

Selain itu, penting bagi pemerintah untuk menyediakan fasilitas dasar seperti air bersih, tempat cuci tangan, dan akses terhadap layanan kesehatan yang memadai. Pengawasan dan evaluasi rutin terhadap program-program PHBS juga diperlukan untuk memastikan keberlanjutannya.

Peran masyarakat tidak kalah penting dalam mendukung kebijakan ini. Masyarakat perlu menjadi agen perubahan dengan menerapkan PHBS dalam kehidupan sehari-hari dan menyebarkan kesadaran kepada lingkungan sekitar. Gotong-royong untuk menjaga kebersihan lingkungan, misalnya, dapat menjadi contoh nyata kolaborasi antara pemerintah dan masyarakat dalam menciptakan lingkungan yang sehat.

Melalui sinergi antara kebijakan pemerintah yang tepat sasaran dan partisipasi aktif masyarakat, penerapan PHBS dapat menjadi langkah preventif yang efektif untuk melindungi bangsa dari ancaman penyakit seperti HMPV.

Penutup

Human Metapneumovirus (HMPV) mengingatkan kita bahwa ancaman kesehatan tidak pernah benar-benar hilang, tetapi langkah pencegahan sederhana dapat menjadi tameng yang kuat. Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) bukan hanya serangkaian kebiasaan, melainkan cara kita melindungi diri, keluarga, dan masyarakat dari penyakit menular. Dengan cuci tangan, menjaga kebersihan lingkungan, dan pola hidup sehat, kita dapat mencegah penularan HMPV sekaligus menciptakan lingkungan yang lebih sehat.

Namun, tanggung jawab ini tidak hanya terletak pada pemerintah atau lembaga kesehatan. Sebagai individu, kita semua memiliki peran penting untuk menjadi agen perubahan. Mulailah dari diri sendiri, terapkan PHBS di rumah, dan sebarkan kesadaran di komunitas sekitar. Gotong-royong dan kepedulian bersama akan menjadi kunci keberhasilan dalam menciptakan masyarakat yang lebih sehat.

Sebagaimana pepatah mengatakan, “Kesehatan adalah kekayaan sejati.” Maka, mulailah hari ini dengan langkah kecil, seperti mencuci tangan sebelum makan atau membersihkan lingkungan sekitar. Kebiasaan kecil ini mungkin tampak sepele, tetapi memiliki dampak besar dalam melindungi Anda dan orang-orang tercinta dari ancaman penyakit.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun