Mohon tunggu...
P.Aulia Rochman
P.Aulia Rochman Mohon Tunggu... Penulis - Petualang Kehidupan Dimensi Manusia yang diabadikan dalam https://theopenlearner333.blogspot.com/

I can't do anything, I don't know anything, and I am nobody.

Selanjutnya

Tutup

Music Pilihan

Musik: Jalan Sunyi Menuju Keabadian Jiwa

15 Januari 2025   15:35 Diperbarui: 15 Januari 2025   17:53 35
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Penulis foto bersama Vokalis Padi, Fadly (nama lengkap: Andi Fadly Arifuddin). Dokpri

Pembukaan: Musik, Cinta, dan Perjalanan Jiwa

Pernahkah Anda merasakan saat di mana nada-nada musik seperti berbicara langsung ke hati, menghapus sejenak duka, bahkan menggugah sesuatu yang lebih dalam---mungkin sebuah harapan, mungkin sebuah kesadaran? Musik memiliki kekuatan itu: kekuatan yang melampaui kata-kata, menembus batasan logika, dan menyentuh jiwa kita yang terdalam.

Bagi saya, perjalanan dengan musik dimulai di bangku SMA, ketika pertama kali memainkan lagu "Begitu Indah" dari Padi dalam sebuah pentas seni. Kala itu, gitar bass saya retak saat latihan, memaksa saya untuk menghadapi tanggung jawab yang besar di usia muda. Tetapi dari insiden kecil itu, musik mulai mengajarkan arti pengorbanan, cinta, dan perjuangan.

Lama setelah masa-masa itu berlalu, makna lagu-lagu Padi seperti bertumbuh bersama saya. Lirik-liriknya, yang awalnya hanya tentang cinta remaja, kini terasa sebagai sebuah panggilan spiritual. Kata-kata itu tidak sekadar indah, tetapi mengajarkan cinta tulus yang bersumber dari keikhlasan. Musik yang dulu menjadi teman saat jatuh cinta, kini menjadi pengingat akan Tuhan dan makna hidup yang lebih dalam.

Dalam dunia yang semakin sibuk, musik menjadi medium untuk menemukan kembali diri kita. Di tengah kebangkitan meditasi berbasis musik dan gerakan solidaritas seperti aksi untuk Palestina yang melibatkan musisi, kita diingatkan bahwa harmoni bukan hanya tentang nada, tetapi juga tentang cinta dan empati. Musik, lebih dari apa pun, adalah bahasa universal yang menghubungkan kita dengan sesama dan Yang Maha Kuasa.

Bagaimana? Apakah Anda siap untuk menjelajahi dimensi lain dari musik?

A. Musik Sebagai Ekspresi Jiwa

Musik adalah bahasa tanpa kata, medium yang dapat dimengerti oleh semua orang tanpa memandang budaya, agama, atau bangsa. Sebuah nada sederhana memiliki kekuatan untuk menyentuh hati dan menyingkap rasa yang sulit diungkapkan dalam bahasa sehari-hari. Dalam tradisi Sufi, Hazrat Inayat Khan menggambarkan musik sebagai bentuk spiritualitas tanpa wujud, yang disebut sama. Ia berkata bahwa mendengar musik adalah mendengarkan suara jiwa, sebuah jembatan yang menghubungkan manusia dengan Tuhan.

Dalam sama, musik bukan hanya alat hiburan, melainkan juga sarana meditasi dan refleksi diri. Ritme, harmoni, dan melodi dirasakan bukan hanya oleh telinga tetapi oleh hati. Tradisi ini menunjukkan bagaimana musik bisa menjadi jalan sunyi menuju kedekatan dengan Sang Pencipta, melampaui dimensi duniawi menuju pengalaman spiritual yang mendalam.

Refleksi saya pribadi terhadap musik menemukan resonansi yang sama. Lirik lagu-lagu Padi, seperti "Begitu Indah" atau "Semua Tak Sama," awalnya terasa sebagai ungkapan cinta universal. Namun, seiring waktu, saya mulai melihat kedalaman pesan di baliknya. Ketika Fadly menyanyikan, "Karena cinta yang tulus adalah cinta yang tidak butuh alasan," saya menyadari maknanya tidak hanya relevan dalam hubungan manusia tetapi juga dalam hubungan dengan Tuhan.

Musik, dalam wujudnya yang murni, mengajarkan ketulusan dan keikhlasan. Dalam dunia yang penuh perbedaan, musik menjadi alat untuk menyatukan, mengingatkan kita bahwa di balik segala kerumitan hidup, ada harmoni yang bisa ditemukan. Seperti kata Hazrat Inayat Khan, "Nada pertama yang terdengar adalah panggilan jiwa untuk kembali ke asalnya."

Apakah kita cukup mendengarkan suara jiwa kita? Melalui musik, mungkin kita sedang diundang untuk kembali kepada-Nya.

B. Musik dan Spiritualitas dalam Realitas Modern

Di era digital saat ini, musik telah menjadi lebih dari sekadar hiburan. Ia telah berevolusi menjadi alat penting untuk terapi emosional dan spiritual. Platform seperti Spotify kini memiliki ribuan playlist meditasi, yang dirancang khusus untuk membantu pendengar menemukan ketenangan dan keseimbangan batin. Data dari Statista menunjukkan bahwa pada tahun 2024, lebih dari 40% pengguna global Spotify menggunakan layanan ini untuk meditasi atau terapi diri, mencerminkan bagaimana musik telah menjadi medium untuk menghadapi tekanan hidup modern.

Selain sebagai alat meditasi, musik juga sering menjadi sarana solidaritas dan empati dalam realitas sosial. Salah satu contoh yang paling menggugah adalah konser amal yang dilakukan oleh musisi, seperti aksi untuk Palestina. Musik menjadi bahasa universal untuk menyampaikan pesan cinta, solidaritas, dan perjuangan kemanusiaan. Seperti yang dilakukan oleh Fadly Padi, lagu-lagu yang ia bawakan dalam aksi solidaritas selalu mengandung pesan cinta yang tulus---sesuatu yang ia percaya dapat menghubungkan manusia tanpa memandang latar belakang.

Fadly sendiri dikenal sebagai musisi yang lirik-liriknya sering membawa pesan spiritual. Salah satu momen yang paling menginspirasi adalah saat ia menggubah lagu untuk membantu korban bencana alam. Dalam wawancara, ia pernah mengatakan bahwa menciptakan lagu adalah caranya untuk berdoa, menyuarakan cinta universal kepada semua makhluk. Pesan ini terasa kuat dalam karya-karyanya bersama Padi, yang mengajarkan bahwa cinta sejati tidak butuh alasan atau balasan, melainkan sebuah pemberian yang tulus.

Realitas modern menunjukkan bahwa musik tidak hanya menjadi sarana ekspresi, tetapi juga transformasi. Melalui harmoni nada, musik menawarkan jalan untuk melampaui batas-batas duniawi, merespons kebutuhan emosional, dan memberikan harapan kepada dunia yang sering kali dilanda kekacauan.

C. Musik Sebagai Medium Perlawanan dan Transformasi

Musik bukan sekadar alat hiburan, melainkan juga senjata dalam memperjuangkan perubahan sosial dan solidaritas. Pada kaos yang dikenakan Fadly bertuliskan "A Slice of Resistance," tersirat pesan kuat tentang perjuangan melawan ketidakadilan, yang dalam konteks ini merujuk pada dukungannya untuk rakyat Palestina. Musik menjadi platform bagi musisi seperti Fadly untuk menyuarakan empati dan membangkitkan kesadaran publik terhadap isu-isu global.

Dalam sejarah, banyak musisi dunia yang memanfaatkan musik sebagai medium perlawanan. Contohnya, Bob Marley melalui lagu-lagu seperti Get Up, Stand Up menjadi suara bagi perjuangan hak-hak sipil. Di Indonesia, Iwan Fals juga menginspirasi gerakan perubahan sosial dengan lirik-liriknya yang tajam dan penuh kritik terhadap ketidakadilan. Musik mereka menunjukkan bahwa harmoni nada dapat menjadi suara bagi mereka yang tak bersuara, serta alat untuk menggugah jiwa kolektif masyarakat.

Bagi saya, pengalaman bertemu Fadly membawa pemahaman baru tentang filosofi cinta dan empati dalam seni bermusik. Lagu-lagu Padi, yang awalnya hanya terdengar sebagai kisah cinta universal, kini terasa sebagai panggilan untuk lebih peduli terhadap sesama. Dalam salah satu pertemuan kami, Fadly berbicara tentang bagaimana musik adalah ekspresi dari cinta sejati, yang berarti memberikan sesuatu tanpa syarat. Filosofi ini juga terpantul dalam aksinya mendukung kemanusiaan, di mana musik menjadi medium untuk menyebarkan cinta dan membawa transformasi, baik secara individu maupun kolektif.

Penulis foto bersama Vokalis Padi, Fadly (nama lengkap: Andi Fadly Arifuddin). Dokpri
Penulis foto bersama Vokalis Padi, Fadly (nama lengkap: Andi Fadly Arifuddin). Dokpri

Musik, dalam perannya sebagai medium perlawanan, mengajarkan bahwa cinta bukan hanya perasaan tetapi juga tindakan. Dengan cinta dan empati yang tulus, musik memiliki kekuatan untuk mengubah dunia, satu nada dalam satu waktu.

Penutup: Musik, Cinta, dan Transformasi Jiwa

Musik, yang sering kali dimulai sebagai hiburan ringan, memiliki kemampuan untuk tumbuh bersama kita, menjadi medium yang mendalam untuk transformasi spiritual dan sosial. Dalam perjalanan hidup saya, musik berubah dari sekadar teman di masa remaja menjadi panduan refleksi dan inspirasi. Dari lirik-lirik sederhana hingga pesan cinta universal, musik mengajarkan makna ketulusan, empati, dan pengabdian.

Pertemuan saya dengan Fadly adalah salah satu momen yang menegaskan bagaimana musik dapat menyatukan hati yang berbeda. Ketika berbicara tentang perjuangan, cinta, dan spiritualitas, ia menyampaikan bahwa musik adalah doa tanpa kata, panggilan jiwa untuk mendekatkan diri kepada Tuhan dan sesama. Momen itu bukan hanya pertemuan antara seorang penggemar dan idolanya, melainkan juga simbol bagaimana musik mampu mempertemukan cinta dan inspirasi dalam wujudnya yang paling murni.

Dalam dunia yang sering kali penuh kebisingan, musik menawarkan jalan untuk kembali ke dalam diri. Ia mengingatkan kita bahwa harmoni tidak hanya ada dalam nada, tetapi juga dalam cara kita menjalani hidup, mencintai, dan memberi kepada orang lain.

Maka, saya mengajak Anda untuk melihat musik lebih dari sekadar alunan melodi. Jadikan ia teman perjalanan spiritual, alat untuk mendekatkan diri kepada Tuhan, atau bahkan senjata untuk memperjuangkan cinta dan keadilan. Biarkan musik menjadi jalan sunyi yang membawa Anda kepada makna hidup yang lebih dalam.

Seperti nada pertama yang menggema dalam hati, musik memanggil kita untuk kembali---kembali kepada cinta, empati, dan harmoni sejati. Apakah Anda siap mendengarkan panggilan itu?

Referensi:

Rochman, P. A. (2025). Abstraksi Musik: Medium Spiritual Tanpa Wujud. Diakses dari https://theopenlearner333.blogspot.com/2025/01/abstraksi-musik-medium-spiritual-tanpa.html

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Music Selengkapnya
Lihat Music Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun