Mohon tunggu...
EndDieGone
EndDieGone Mohon Tunggu... Mahasiswa - Beban keluarga

Makan kuaci

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Putra Sang Anak Sepak Bola

13 Oktober 2022   18:05 Diperbarui: 13 Oktober 2022   18:08 154
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Yang kuceritakan ini adalah salah satu temanku yang banyak memberikan pelajaran serta pengalaman tentang hidup kepadaku. Sama sama merantau untuk menimba ilmu di kota orang. Orang yang mudah bergaul dengan siapa saja, sikapnya yang kocak membuat orang senang berbincang dan bercanda dengannya. Dia sang anak rantau dari Sulawesi Selatan, Palu asal daerahnya Putra Dwi Syahban namanya. Jadi kami berdua diberi tugas untuk membuat sebuah cerita satu sama lain saya disini akan membahas hobi dan perjalanan hidup Putra.

     Kulit bundar sudah menjadi teman Putra sejak kecil, dirinya sangat gemar dan lihai memainkan si kulit bundar dan dijuluki Putra si anak bola. Putra mulai serius dengan hobinya bermain sepakbola sejak duduk di bangku Sekolah Dasar , saat kelas 3 Sekolah Dasar dirinya daftar Sekolah Sepakbola, dan sudah banyak mengikuti turnamen sepakbola antar sekolah dasar tingkat kota Palu. 

      Kecintaan terhadap sepakbola tidak terlepas dari tim yang diidolakan oleh Putra yaitu Barcelona, Tim asal negara Spanyol ini menjadi dasar motivasi putra menjadi pemain sepakbola, terlebih Putra sangat mengidolakan pemain Barcelona yaitu Puyol. Puyol adalah salah satu pemain dan kapten terbaik yang dimiliki oleh Barcelona, bukan hanya ahli mengatur strategi Puyol juga sangat menjunjung tinggi sportifitas antar pemain, sehingga banyak yang respek terhadap Puyol. Itulah yang membuat Putra termotivasi menjadi seperti Puyol yang selain handal dia banyak memberikan nilai positif terhadap perlombaan sepakbola.

      Setelah masuk ke sekolah menengah pertama, Putra makin serius mendalami hobinya bermain sepakbola dan masuk ke pertandingan dan liga yang lebih serius yaitu liga Tarkam, yaitu perlombaan sepakbola antar kampung dan Rengkap liga yang diadakan oleh TNI angkatan darat untuk siswa menengah pertama, Untuk seumuran siswa sekolah menengah pertama itu adalah prestasi yang membanggakan tak mudah untuk masuk kedalam tim tersebut dan membutuhkan latihan dan olahraga yang sangat sungguh sungguh karena selain teknik yang digunakan fisik juga diperlukan untuk mengimbangi kemampuan dalam mengolah bola.

     Hobi dan minat Putra saat beranjak ke sekolah menengah atas sempat terhambat dikarenakan dirinya masuk pesantren yang notabene harus selalu belajar mengenai akidah dan agama, namun ternyata ustadz di pondok pesantren tersebut memberikan kebebasan untuk setiap santri mengembangkan hobi , minat dan bakatnya sehingga Putra masih bisa untuk meneruskan hobinya sampai mengikuti turnamen di tingkat pondok pesantren atau turnamen di luar pondok pesantren, dan sering juga Putra membawa piala dan mengharumkan nama pondok pesantren. Dan saat masuk kuliah bakat Putra sudah terlihat saat bertanding dengan kating di liga persahabatan jurusan Bimbingan Penyuluhan Islam, membuat dirinya diajak mengikuti UKM Korsa yang berfokus pada minat mahasiswa di bidang olahraga apapun.

Kesimpulan yang kita dapat petik adalah jika hobi kita jalankan dengan serius dan penuh keikhlasan serta selalu menikmati proses yang dihadapi itu akan menuai buah yang manis. Mungkin yang kita lihat hanya sudut pandang dan hasil yang dirasakan oleh saudara Putra saja, kita tidak tau rasa sakit dan pengorbanan apa saja yang dialami dan diterima oleh Putra. Putra adalah salah satu contoh positif orang yang benar benar menekuni hobinya sampai saat ini dengan masih memegang teguh sportifitas dalam bertanding dan selalu bermain dengan jujur dan penuh rasa adil, terimakasih Putra kisah anda sangat inspiratif bagi saya dan semoga menginspirasi para pembaca juga.

     

 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun