Mohon tunggu...
Fauzah Sekar Wardani PWK UNEJ
Fauzah Sekar Wardani PWK UNEJ Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Suka mendengarkan musik

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Mengenal Obligasi Secara Singkat

17 April 2023   04:03 Diperbarui: 17 April 2023   05:24 90
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

 Surat tersebut memuat nilai moral tertentu serta kesanggupan dari pihak-pihak tersebut untuk membayar bunga yang didasari oleh presentase tertentu yang tetap. Menurut Bursa Efek Indonesia mengartikan obligasi sebagai surat utang dnegan jangka menengah hingga panjang yang bisa dipindahtangankan yang didalamnya memuat janji dari pihak yang akan membayar imbalan berupa bunga saat periode tertentu serta melunasi pokok utang pada waktu yang telah disepakati serta ditentukan pada pihak pembeli obligasi tersebut.

Obligasi juga dapat diartikan sebagai instrumen keuangan yang diterbitkan oleh perusahaan atau pemerintah sebagai bentuk pinjaman kepada investor. Penerbit obligasi berjanji membayar bunga secara berkala dan mengembalikan modal pada akhir masa jatuh tempo obligasi. ObliObligasi adalah surat pengakuan mengenai hutang yang dikeluarkan oleh pemerintah, Lembaga, maupun perusahaan laian sebagai pihak yang memiliki hutang.gasi dianggap sebagai instrumen investasi yang relatif lebih aman dari saham karena memiliki risiko yang lebih rendah. Harga obligasi dapat dipengaruhi oleh berbagai faktor seperti tingkat suku bunga, kondisi ekonomi, dan kinerja perusahaan penerbit.

Beberapa faktor yang dapat memengaruhi kinerja obligasi antara lain:

1. Tingkat suku bunga: Obligasi biasanya memiliki suku bunga tetap yang telah ditentukan di awal. Ketika suku bunga secara umum naik, harga obligasi biasanya turun, karena investor cenderung beralih ke instrumen investasi yang memberikan hasil yang lebih tinggi.

2. Risiko kredit: Obligasi dapat dikeluarkan oleh perusahaan atau pemerintah. Jika perusahaan yang menerbitkan obligasi mengalami masalah keuangan atau gagal membayar utangnya, hal ini akan merugikan investor dan mengurangi harga obligasi.

3. Inflasi: Inflasi dapat memengaruhi kinerja obligasi karena dapat merusak nilai pengembalian investor. Ketika inflasi meningkat, nilai uang cenderung menurun, sehingga penghasilan dan nilai obligasi dapat terkena dampaknya.

4. Likuiditas pasar: Obligasi mungkin kurang likuid dibandingkan dengan saham karena volume perdagangannya relatif rendah. Jika investor membutuhkan uang tunai dalam waktu singkat, mereka mungkin mengalami kesulitan untuk menjual obligasi mereka dengan harga yang memuaskan.

5. Perubahan kebijakan moneter: Keputusan kebijakan moneter oleh bank sentral juga dapat memengaruhi kinerja obligasi. Jika bank sentral menaikkan suku bunga acuan, nilai obligasi dapat turun karena investor dapat memilih instrumen investasi yang memberikan hasil yang lebih tinggi.

Adapun tujuan dari adanya obligasi adalah untuk memberikan sumber pendanaan bagi emiten atau penerbit obligasi. Dengan memperoleh dana dari penerbitan obligasi, perusahaan dapat melakukan investasi dalam kegiatan operasionalnya, melakukan ekspansi bisnis, melakukan akuisisi, atau membayar hutang yang sudah ada. Di sisi lain, investor yang membeli obligasi dapat memperoleh imbal hasil yang lebih tinggi daripada bunga deposito bank, dan memiliki jaminan atas pembayaran bunga dan nilai pokok obligasi pada saat jatuh tempo. Oleh karena itu, tujuan obligasi adalah untuk menjadi salah satu instrumen investasi yang dapat memberikan keuntungan bagi kedua belah pihak, yaitu penerbit obligasi dan investor.

Obligasi diklasifikasikan menjadi beberapa bagian, diantaranya yaitu :

1. Obligasi Pemerintah: Obligasi yang diterbitkan oleh pemerintah sebagai sumber pendanaan untuk program-program pembangunan atau kebijakan fiskal.

2. Obligasi Korporasi: Obligasi yang diterbitkan oleh perusahaan sebagai sumber pendanaan untuk kegiatan operasional ataupun pengembangan usaha.

3. Obligasi Daerah: Obligasi yang diterbitkan oleh pemerintah daerah sebagai sumber pendanaan untuk program-program pembangunan di daerah.

4. Obligasi Konversi: Obligasi yang memungkinkan pemegangnya untuk mengkonversi atau menukarkan obligasi tersebut menjadi saham perusahaan yang menerbitkan obligasi tersebut.

5. Obligasi Sukuk: Obligasi yang sesuai dengan hukum syariah yang memungkinkan para investor untuk berinvestasi tapi tidak melanggar ajaran syariah.

6. Obligasi Zero Coupon: Obligasi dengan tingkat bunga yang nol, sehingga investor hanya membeli dengan diskon pada nilai nominal obligasi tersebut.

7. Obligasi Floating Rate: Obligasi yang tingkat bunga nya diatur dalam fluktuasi sisi pasar.

8. Obligasi Jangka Pendek: Obligasi dengan masa jatuh tempo kurang dari 1 tahun.

9. Obligasi Jangka Panjang: Obligasi dengan masa jatuh tempo diatas 1 tahun dan bisa mencapai puluhan tahun.

10. Obligasi Partai: Obligasi yang diterbitkan oleh Partai Politik sebagai sumber pendanaan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun