Pada tanggal 6 Mei, kami memulai dokumentasi acara perpisahan kelas 12. Tantangan demi tantangan kami hadapi, tetapi keseruan dan semangat kami tak pernah lepas. Kami berusaha untuk mengabadikan momen-momen penting, ekspresi, dan emosi yang terpancar dari setiap siswa yang merayakan perpisahan mereka.Â
Acara ini sungguh luar biasa, tidak hanya bagi para siswa yang merayakannya, tetapi juga bagi kami sebagai tim dokumentasi yang turut merasakan kebahagiaan dan kehangatan yang tercipta di antara mereka.Â
Ternyata memang benar bahwa cinta akan sesungguhnya terasa jika sudah ingin berpisah. Samahalnya dengan kata-kata yang pernah saya temukan di platform TikTok bahwa sesungguhnya pelukan hangat akan lebih terasa jika kita berada di bandara, do’a akan lebih banyak terdengar ketika kita berada di kamar operasi dan tak lupa dengan acara ini, persahabatan akan lebih terasa ketika acara perpisahan ini.
Pada akhir acara, kami merasa sangat beruntung telah menjadi bagian dari pengalaman ini. Banyak kenangan dan experience berharga yang kami dapatkan selama periode ini. Kami merasa terinspirasi oleh semangat, persahabatan, dan perjuangan siswa-siswa kelas 12 ini dalam mencapai titik ini dalam pendidikan mereka. Semoga momen perpisahan ini menjadi pijakan yang kuat bagi mereka dalam melangkah ke fase berikutnya dalam kehidupan mereka.
Saya tidak ingin berhenti, lanjut pada tanggal 8 Mei, saya dan DKV Team mulai memproduksi film pendek untuk Lomba FLS2N (Festival Lomba Seni Siswa Nasional) kategori film pendek di sekolah. Tim yang hanya terdiri dari saya sendiri, Bageur, Raisa, Vibby, Marcel, serta guru produktif DKV, Bu Lilis, dan Pak Aliyudin.Â
Pada awalnya, kami tidak mengetahui panduan atau petunjuk yang jelas untuk lomba ini. Meskipun demikian, kami memulai produksi film pendek sejak siang hingga sore hari. Malam harinya, tanpa tidur, saya mengedit film pendek tersebut karena deadline pengumpulan film sudah jatuh tepat keesokan harinya.
Namun, kami dikejutkan dengan informasi terbaru bahwa kami harus melakukan shooting dan editing di Hotel Marbella Anyer, karena Lomba FLS2N ini merupakan tingkat provinsi Banten dan Marbella Anyer dianggap sebagai tempat yang cocok bagi para panitia pelaksana.Â
Awalnya kami merasa cukup terkejut dan sedikit kaget mendapatkan informasi dadakan seperti itu. Meskipun demikian, saya bersama Bageur dan Bu Lilis yang berada di Marbella Anyer tetap melanjutkan produksi film pendek untuk Lomba FLS2N tingkat provinsi.
Di Marbella Anyer, kami menemukan banyak teman, relasi, dan kerabat baru. Kami bersemangat dalam menghadapi tantangan ini dan tetap fokus untuk menghasilkan film pendek yang memenuhi standar kompetisi. Meskipun jadwal yang ketat dan situasi yang tidak terduga, kami berhasil menghasilkan film pendek yang memuaskan. Prestasi dan apresiasi yang kami dapatkan membawa kebanggaan bagi sekolah, jurusan kami, dan juga secara pribadi.