Mohon tunggu...
Faurani Santi Singagerda
Faurani Santi Singagerda Mohon Tunggu... Dosen - dosen/akademisi

dosen dan peneliti, menulis adalah sesuatu yg sgt mengasikan selain menumpahkan inspirasi, ide, juga menjadi sarana utk share dan menambah wawasan, terbuka akan suatu kritik bhwa kritik merupakan sesuatu yg membangun baik utk diri sendiri maupun org lain, menulis juga merupakan bentuk dari ibadah selain ibadah yg dijalani selama ini karena dgn menulis dgn harapan bs memberikan manfaat bagi sesama dan juga diri sendiri. love books, literature, sastra and all about written

Selanjutnya

Tutup

Money

Indonesia Diantara Perang Kurs dan Proteksi Ekonomi..

12 November 2010   11:57 Diperbarui: 26 Juni 2015   11:40 262
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Para pemimpin negara anggota G-20 saling "menembak" para mitra dagang dengan kalimat-kalimat diplomatis (kompas, 12 November). Kondisi tersebut mewarnai berlangsungny KTT G-20 di Seoul.

Aksi Amerika Serikat untuk menurunkan kurs mata uangnya merupakan respon terhadap tindakan pemerintah Cina yang telah mematok kurs mata uang Yuan terlalu rendah sebagai akibat memicu semakin meningkatnya nilai ekspor Cina ke berbagai negara. Ternyata tindakan inipun juga dilakukan oleh pemerintah Amerika Serikat, yang sebelumnya paling mengecam tindakan pemerintah Cina.

Beberapa hari sebelumnya, pada saat Obama berkunjung ke Indonesia, diumumkan secara resmi oleh kedua kepala negara mengenai bentuk kerjasama perdagangan yang akan dilakukan oleh Amerika Serikat dan Indonesia untuk mewujudkan suatu keseimbangan yang dinamis (dynamic equilibrium) sehingga mampu memberikan kestabilan ekonomi baik secara regional maupun global.

Namun pada kenyataannya apa yang terjadi selama KTT G-20 berlangsung terkesan dan hanya mengarah pada konsep proteksi yang dilakukan oleh masing-masing anggota terutama negara-negara anggota G-20 yang memiliki kekuatan ekonomi. Lalu bagaimana dengan Indonesia sendiri? Dimanakah letak dan posisi kekuatan diplomasi Indonesia dalam menangkal berbagai proteksi yang dilakukan oleh negara-negara tersebut? Apakah Indonesia hanya mampu menjadi kekuatan pendukung dari eksistensi hagemoni ekonomi Amerika Serikat?

Mudah-mudahan kerjasama Amerika Serikat dan Indonesia tersebut tidak hanya sebatas pada memberikan perlindungan bagi kepentingan ekonomi Amerika Serikat belaka, karena apaun yang alasannya jika hanya menggantikan posisi Cina sebagai salah satu negara terbesar pengimpor barang dan komoditas ke Indonesia, tanpa adanya peningkatan yang cukup signifikan terhadap ekspor Indonesia (khususnya ke Amerika Serikat) bukanlah suatu prestasi yang dapat dibanggakan. Dan jika kerjasama tersebut hanya mampu menjadikan lampu hijau bagi Amerika Serikat untuk lebih banyak mengeksploitasi sumber daya alam Indonesia, tanpa memberikan kontribusi yang besar bagi peningkatan ekonomi domestik di Indonesia, bukanlah suatu tindakan yang tepat juga. Karena apapun bentuknya hanya bangsa Indonesia sajalah yang tau bagaimana memanfaatkan kekayaan alam ini bagi kehidupan masyrakatnya dan bukan pihak asing. Mungkin suatu perspektif yang terlalu picik, dan terlalu prematur untuk mengatakan tersebut, tetapi bagi saya dengan masuknya investasi asing diharapkan mampu menyumbangkan  devisa yang besar dan berguna bagi Indonesia dalam memakmurkan rakyatnya dan bukan hanya sebagai penonton yang hanya mampu melihat begitu hebatnya investasi yang dilakukan, dan berharap bahwa dengan investasi yang dilakukan tersebut tidak hanya mampu memberikan dampak negatif bagi lingkungan dan memberikan warisan berupa kerusakan lingkungan bagi warga sekitar. (snt)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun