Mohon tunggu...
Fatwa Ardi
Fatwa Ardi Mohon Tunggu... pelajar/mahasiswa -

kalah rupo menang bejo, kalah bejo menang dongo !

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Soekarno Masa Kini (Politik Identifikasi)

21 Mei 2014   17:02 Diperbarui: 23 Juni 2015   22:17 108
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dapat dipastikan hanya akan ada 2 pasang capres dan cawapres yang bertarung dalam pemilihan presiden dan wakil presiden pada bulan juli 2014. Terlihat hingar binger dukungan tim sukses dari kedua pasang capres dan cawapres dalam deklarasi hingga proses pendaftaran yang dilakukan di KPU. Ada yang menarik dari fenomena kedua pasang capres dan cawapres, dari berbagai fenomena yang ada saya dapat menarik kesimpulan mereka identik cenderung meniru Soekarno, meskipun berbeda implikasinya. Misalnya :

POLITIK KERAKYATAN

Kedua pasang capres dan cawapres sebenarnya sama sama mengkoar-koarkan politik kerakyatan, kubu Jokowi-Jk misalnya dengan slogannya sebagai representasi “wong cilik” mereka mendaftarke KPU bersama rombongan dengan mengendarai sepeda onthel. Kubu mereka ingin menunjukkan bahwa mereka tidak gelamor dan bermewah-mewahan.

Tak mau kalah, kubu prabowo-hatta pun juga menyuarakan politik kerakyatan, dengan pidato prabowo yang selalu menyuarakan “masyarakat kecil” mereka menunjukkan pada hari terakhir pendaftaran di KPU meski di iringi dengan massa yang sangat banyak kubu prabowo-hatta melakukan jalan kaki demi merefleksikan mereka pun mau merasakan kesusahan yang dirasakan rakyat kecil yang tidak mempunyai mobil, motor, bahkan sepeda onthel.

GAYA SOEKARNO

PDI P dan Soekarno memang selalu terlihat identik, entah ketua umumnya merasa ada hubungan keluarga, atau kesamaan pandangan, atau entah apalah yang jelas dalam gambar PDI P (partai utama yang mengusung jokowi-Jk) selalu ada gambar megawati dan soekarno, dimanapun kapanpun juga.

Begitu pula pada kubu prabowo, gaya soekarno sangat terlihat terutama pada pidato prabowo yang berapi – api, seakan menunjukkan dirinya yang tegas dan lugas seperti soekarno.

PEMIKIRAN SOEKARNO

Jokowi-jk menggunakan pemikiran soekarno dalam visi misi, janji politik dan arah kebijakan yang diambil jika mereka terpilih kelak. TRISAKTI adalah pemikiran yang digunakan, yang berarti berdaulat secara politik, berdikari secara ekonomi dan berkepribadian secara sosial budaya.

Praabowo-hatta pun juga menggunakan pemikiran pemikiran soekarno, terlihat dari visi misi yang diajukan, konsep –konsep Negara yang akan dijalankan, diantaranya NASIONALISME, NKRI, BERDIKARI dsb. Prabowo yang merupakan mantan komandan koppasus terlihat dalam pidatonya yang berapi – api selalu menekankan Indonesia yang harus mensejahterakan nasip rakyat kecil, harus mampu berdikari, mandiri ekonomi, politik dan nasionalisme yang kuat.

Konsep – konsep yang di ajukan dua kubu tersebut sebenarnya sudah cukup baik, sekarang semua kembali pada pasal 1 ayat (2) UUD 1945. Rakyat yang menentukan, semoga kelak yang terpilih mampu menjalankan amanahnya dan menepati semua janjinya. Selalu dekat degan rakyat, tidak hanya pada waktu pencalonan saja :)

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun