Ada dua hal yang pasti dialami oleh setiap manusia. Yaitu, cinta dan kematian. ada sebuah quotes yang saya suka dari bahasa latin yang menggambarkan kekuatan cinta "Amor vincit omnia" artinya cinta mengalahkan segalanya. Mesikupun singkat kalimat ini cukup menggambarkan kekuatan cinta yang dapat merubah apupun yang lemah menjadi kuat, yang kasar menjadi lembut, dan yang hancur dapat terobati.
Namun, di sisi lain ada juga quotes dari bahasa latin yang menggambarkan tentang kematian "Mors vicit omnia) artinya kematian mengalahkan segalanya. kata-kata ini menjadi lawan dari kata-kata sebelumnya. Kalimat tersebut mengandung makna bahwa kematian adalah sebuah akhir dari segalanya. kehidupan, kekuasaan, pencapaian duniawi digunakan sebagai refleksi filosofis tentang kefanaan manusia dan kenyataan bahwa tidak ada yang benar-benar abadi di dunia ini.
"Kebanyakan hal yang kita miliki tidak ada yang abadi"
Namun, yang menjadi pertanyaannya adalah apakah cinta bisa abadi ?. bahkan pada manusia yang mempunyai batas waktu.
Ada sebuah kisah tentang cinta dan keabadian, yang dikisahkan oleh dua orang manusia yang saling cinta Layla dan Qays/Majnun. Seorang pemuda tampan berjiwa puitis jatuh cinta pada seorang wanita bernama Layla, yang memiliki kecantikan dan kelembutan luar biasa, Cinta mereka begitu dalam. Qays mulai kehilangan akal sehat karena kerinduannya. Layla dijodohkan dengan pria lain karena perbedaan kedudukan sosial dan malu karena Qays dianggap gila oleh orang-orang.
Di tengah kesedihan itu, Qays mengembara ke padang pasir, menjauhi semua manusia, dan hanya ditemani oleh cintanya pada Layla. Layla, yang juga mencintai Qays dengan tulus terpenjara dalam kehidupan yang tidak pernah ia pilih.
Akibat kesedihan yang tidak berujung akhirnya Layla meninggal, Qays menemui makamnya dan menyerahkan hidupnya pada cinta itu. Ia akhirnya ditemukan mati di samping makam Layla. Dalam kisah ini cintanya disatukan dalam kematian.
Tapi siapa yang ingin kisah cintanya setragis ini?
Kembali ke pertanyaan awal, bagaimana cinta bisa abadi pada manusia yang memilki batas waktu?
Kita tidak akan mau mempunyai cinta yang membuat kita gila, kita tidak akan mau dibunuh rindu sampai kita mati. Cinta memang butuh pengorbanan, namun tidak semua hal juga harus dikorbankan. Membuktikan rasa cinta agar bisa abadi bukan dengan mengembara ke padang pasir sambil menuliskan kata-kata cinta tentangnya. Atau dengan cara lain, jika kita bisa membelah dada kita lalu memberikan hati kita padanya, cinta bisa abadi, lagi-lagi juga tidak.
Layaknya kehidupan cinta juga anugrah dari sang maha pencipta. Di jatah waktu yang terbatas ini manusia diberi kesempatan untuk mencari dan memilkinya. Tetapi jika kehidupan itu berakhir mereka harus berpisah, Namun cinta masih bisa tetap abadi. Karena, satu-satunya cara membuat cinta itu abadi adalah dengan melakukan segala sesuatunya ditujukan untuk sang keabadian, yang juga pemilik kehidupan dan kematian.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H